"Sa-sayang..."

Alisa semakin meluruhkan tangisnya, kedua tangannya semaki erat memeluk Jimin. Alisa enggan menatap sang suami yang tak berdaya. Menatap wajah yang tengah menahan kesakitan itu semakin membuat Alisa lemah dan ragu akan keputusan yang akan ia ambil.

Maka, saat tangan Jimin akan beralih menarik lehernya dan menangkup wajah Alisa. Alisa sudah lebih dulu mengurai pelukan dan melepaskan Jimin ke tangan anak buah Jackson kembali sebelum membalik badan dan melangkah pergi.

"Akhh..." Jimin kembali meringis kesakitan.

"Alisaaa ...." panggilnya begitu serak.

Di depan sana Alisa mati-matian berusaha mengabaikan. Langkahnya tetap tegas kembali mendekati Jackson yang sudah menunggu dengan senyuman.

Baiklah, Alisa kuat. Alisa pasti bisa. Ini adalah keputusan yang terbaik untuk semuanya. Daripada melihat Jimin menikahi Hyejin, bercerai adalah yang terbaik untuk saat ini, meski Alisa sama sekali tidak pernah memikirkan hal tersebut.

Ya, Alisa hanya perlu menandatangi surat malapetaka tersebut, maka setelahnya semua akan berakhir dan kembali ke sediakala. Tapi bagaimana dengan Alisa sendiri?

Gadis rapuh yang tengah di landa dilema itu pun kembali menjatuhkan air mata.

"Alisaa..." Jimin masih memanggilnya di belakang sana.

Tidak.

Alisa tidak boleh lemah.

Alisa menyayangi Jimin seperti dia menyayangi dirinya sendiri. Alisa menyayangi ibu mertua dan keluarga nya. Alisa akan sangat merasa bersalah kalau Jackson gigih mengincar Sora untuk membalaskan dendam. Tidak, Ya Tuhan... Alisa semakin tidak bisa berpikir jernih.

Maka, tanpa perlu di ingatkan lagi oleh Jackson dan tidak juga mau menoleh kebelakang untuk menatap Jimin kini, Alisa pun menyeret kertas putih itu dan meraih pulpen yang berada di atas meja kedalam tangannya.

Menghela napas dalam-dalam, lalu ia hembuskan dengan gusar, Alisa mencoba menguatkan dirinya sendiri. Alisa yakin, disinilah sikap dewasa seorang wanita dan sebagai istri ia di uji.

Ya, Alisa sudah mengambil keputusan yang benar. Tidak perlu meskipun bisa bahagia kalau Jimin dan Sora akan terluka. Tapi biarlah dia menderita asal pria yang ia cinta masih bisa ia lihat tersenyum bahagia. Karna nasehat Taehyung dulu sebelum menikah adalah;

Di dunia ini hanya ada dua wanita terkuat dan berjiwa besar untuk kehidupan.

Pertama, dialah seorang Istri. Mencintai, menerima, mengasihi, setia, berkoban ego, merendah, dan memuja sampai bertugas menjaga keutuhan rumah tangga yang sudah berpondasi atas rasa percaya.

Kedua, dialah seorang ibu. Melahirkan, merawat, membesarkan, menyayangi, mendukung, merelakan dan melengkapi apa yang kurang dari sang anak.

Maka, Alisa, dengar... Istri yang mulia adalah istri yang begitu menjunjung tinggi mahligai rumah tangganya. Dia adalah perempuan yang paling tersakiti jika alam punya kehendak lain terhadap kehidupannya.

Argghh...sakit sekali rasanya.

Ingin berteriak kencang atau sekalian saja melompat dari jurang, menghilang dan lenyap dari hadapan semua orang jelas lebih baik dari pada mendapati situasi begini.

Dengan tangan bergetar, Alisa mengusap sisa air mata yang membasahi pipi nya. Tangan nya mulai terangkat, menekan ujung pulpen untuk ia gores dengan tanda tangan.

Sekuat hati, Alisa meyakinkan diri dalam pejaman kedua mata yang begitu erat untuk menggerakkan pulpen tersebut pada tempat yang di arahkan.

Tak

DESTINY IN MY LIFE  ||  [PJM]✓Where stories live. Discover now