setelah semuanya beres ia kembali masuk kedalam rumah sembari menenteng botol minum yang tadi ia kasari, menaiki tangga sembari memeluk erat botol minumnya

"astagaa maafkan aku ya anakku tadi aku menaruhmu dengan kasar"

jeno menghentikan langkahnya, ia tidak sengaja melihat hyungnya yang tengah duduk di lantai membelakangi pintu kamar entah apa yang sedang ia lakukan

"hyung, sedang apa malam malam begini? jaga lilin?"

minhyung terkejut, ia tidak sengaja melempar barang yang ia tengah rapihkan. "astaga jen, ketuk dulu!"

yang ditegur hanya terkikik pelan, jeno menduduki dirinya disamping sang kakak. "woah, hyung bisa melukis?"

minhyung menepuk nepuk dadanya, "ya jelas, aku bahkan pernah ikut lombanya dan juara pertama"

'dari bawah' sambungnya dalam hati

"ingin melukis apa?"

"entah, aku masih mencari ide"

"gambar aku saja, pasti lukisanmu langsung terkenal"

"kanvasku nanti rusak"

jeno mendengus sebal, "huh menyebalkan"

donghyuck meringis kesakitan, tubuhnya mulai mengeluarkan bulir berkeringat, kepalanya terasa begitu pening, belum lagi rasa mual yang semakin meningkat seolah olah minta dikeluarkan

"sial aku tidak tahan lagi!"

donghyuck bangkit dari kasur yang tadi ia tiduri, berjalan pelan layaknya seorang pencuri agar tidak membangunkan jaemin yang terlelap disampingnya. andai saja jaemin tidak mudah bangun bila mendengar suara donghyuck tidak perlu berjalan seperti maling dirumahnya sendiri

setibanya di kamar mandi ia langsung mengeluarkan muntahnya membuat jaemin yang tertidur nyenyak terbangun

"hyuck! kau kenapa astaga" jaemin mengetuk pintu bruntal

"masuk saja, tidak dikunci"

jaemin langsung menerobos masuk, ia sedikit terkejut karena muntah donghyuck berceceran di lantai kamar mandi membuat dirinya berjalan dengan hati hati

"jaem, tubuhku benar benar lemas. tolong bantu aku kembali ke kamar ya?"

"kenapa bisa seperti ini sih hyuck?"

"pasti karena banyak pikiran kan?"

"tapi kamu kan jarang berpikir"

donghyuck berusaha menyamankan dirinya di kasur tanpa mempedulikan jaemin yang sedari tadi sudah mengomel

"berisik jaem, aku ingin tidur"

jaemin berdecak kesal, "ish aku ini khawatir padamu hyuck, ibumu akan melempariku koleksi pancinya jika aku tidak bisa menjagamu"

"lebay kamu na, ayo tidur lagi"

paginya donghyuck tidak sekolah. perutnya benar benar tidak enak saat ini,  donghyuck kini masih terlelap hingga suara ketukan pintu merusak tidur nyenyaknya

suara ketukan pintu masih terus terdengar bahkan kini semakin lebih keras dan cepat membuat donghyuck berdecak sebal ia segera bangun untuk membuka pintu, "brengsek, tamu macam apa yang bertamu pagi pagi seperti ini?"

ketukan pintu semakin keras, "SABAR BODOH"

"hai, ayo berang- kau baru bangun? tumben" minhyung mengecek jam tangannya

"aku sedang tidak enak badan" jawab donghyuck

"kalau begitu aku bolos saja"

"tidak, kau pergi saja ke sekolah"

Ramalan || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang