Chapter 1

7.6K 581 14
                                    

"Apa?? Aku sudah bilang. Aku tidak mencuri uangmu!" aku mencoba melepaskan genggaman tangannya yang kuat. "Kau belum mengecek dompetmu."

Ia melepaskan cengkramannya dengan kasar sehingga menimbulkan bekas memerah di tanganku. Mengapa ia tidak bisa sopan sedikit?! Pria ini menjengkelkan sekali, astaga.

"Tidak perlu." ujarnya sombong. Ia melipat tangannya di dada "Lalu mengapa tadi kau berlari dan pura2 tidak mendengarku? Apa namanya itu kalau bukan melarikan diri?" Ia masih menatapku tajam dengan alis yanh berkerut.

Aku menarik nafas. Mencoba mengurungkan niatku untuk tidak menampar wajah pria sialan ini. Beradu mulut dengan orang ini hanya membuang2 waktu saja.

"Aku sudah bilang. Coba dulu cek isi dompetmu."

Ia menatapku dengan dingin dan menautkan alisnya selama beberapa detik lalu segera mengecek isi dompetnya. Sudah kubilang aku tidak mencurinya.

Aku berdehem. Ia menatapku dengan tatapan seolah berkata 'kenapa melihatku seperti itu?' sekarang pasti ia yakin bahwa aku tidak mengambil uangnya.

"Pergilah. Aku muak melihat wajahmu."

Apa katanya? Muak melihat wajahku? "Seharusnya aku yang muak karna terus berdebat dengan orang ceroboh sepertimu. Untung saja aku yang menemukan dompetmu. Jika tidak? Mungkin dompetmu akan jatuh ke tangan yang salah."

Ia hanya diam dan justru malah membuang pandangannya seolah tidak ingin berbicara lagi denganku.

"Sudah selesai bicara?" tanyanya dengan menaruh sedikit nada humor. Sama sekali tidak lucu. Pria ini sangat tidak tahu diri. Tidakkah ia sadar ia telah membuang banyak waktuku hanya untuk hal tidak jelas seperti ini? Dan tentu saja ia membuatku telat.

Astaga. Aku sampai lupa aku harus segera menuju kampus. Bodoh.

Aku segera meninggalkan pria sialan itu dan melanjutkan perjalananku menuju kampus.

****

"Kau terlambat lagi, Maddy" tegur Mrs. Jane, dosen wanita muda yang sedang mengajar dikelasku.

"Maafkan aku, Mrs. Jane. Tadi dijalan, aku menemukan sebuah dompet tanpa tanda pengenal, jadi aku menyerahkannya dahulu pada kantor polisi." gumamku berbohong. Tidak mungkin aku bilang aku telat karena berdebat dengan pria tidak jelas tadi.

Mrs. Jane mengangguk dengan wajah pasrah. "Baiklah, silahkan duduk."

Aku segera mengambil tempat duduk di belakang, tepatnya di belakang Alexa, sahabat dekatku yg selalu menunggu kehadiranku.

"Maddy! Kau telat lagi. Ada apa denganmu?" bisiknya

"Aku akan menceritakannya nanti."

Tiba2 seorang muncul dari balik pintu. Kelas hening seketika dan semua mata tertuju pada satu arah. Ia menggunakan kacamata hitam, dan mengaitkan pulpen di sakunya. Wajahnya begitu familiar di ingatanku. Tapi.. pria itu tidak membawa tas? Siapa dia? Mengapa aku seperti pernah melihat wajahnya?

Mrs. Jane menyambutnya dengan hangat dan mempersilahkan pria itu duduk. Pria itu mengambil tempat duduk di seberangku dan membuka kacamatanya. Dan seketika itu pula aku menyadari bahwa pria itu..

Adalah pria sialan tadi.

Aku menelan ludah. Pun aku menutup wajahku dengan buku agar ia tidak mengenaliku.

"Mad?" tanya Alexa bingung. "Ada apa denganmu?"

"Sshh, diam." aku hanya berniat menghindarinya saat ini. Aku benar2 geram dengannya atas kejadian yang tadi. Aku malas melihat wajah mempesonanya itu.

Emergency Couple // h.sМесто, где живут истории. Откройте их для себя