v. masih, morning glory.

17 5 0
                                        

netra rajendra menelesik tiap sudut yang ada di kebun belakang sekolah itu. namun, yang ia cari sepertinya tak kunjung ketemu.

sebab, hanya ada satu raga yang ia jumpai disana. januar, si pangeran sekolah yang orang bilang, ice boy.

-sangat tak mungkin seorang pangeran sekolah adalah pengagum rahasianya.

rejandra memutuskan untuk duduk di sebuah sudut yang cukup jauh dari januar. menyembunyikan wajahnya di antara lutut yang ditekuk, -lalu menangis.

sebenarnya, ia tak begitu memikirkan apa kata orang tentangnya. namun, ia juga manusia dan mendengar hal menyakitkan tentu membuat sesak di dada.

bahunya bergetar, menandadakan betapa tersedunya ia. sebuah tangan menepuk pelan punggungnya, mencoba membuatnya merasa lebih baik.

rejandra mengangkat kepalanya, menatap siapa gerangan yang membuatnya nyaman ditepuknya.

netranya bertemu dengan januar. ia salah tingkah sebab, malu terlihat lemah oleh si pangeran. cepat-cepat membersihkan diri lalu, segera bangkit 'tuk pergi.

kendati, tangan nya ditahan. rejandra menoleh, menaikkan alisnya seakan bertanya, ada apa?

segera januar mengambil pena dan menorehkan tintanya pada buku catatan kecil yang selalu ia bawa.

hei, jangan pergi.
lanjutkan tangismu.
buat dirimu puas sebelum pergi.

rajendra akhirnya duduk di sebelah januar. namun, ia hanya dibuat semakin bingung dengan catatan januar.

iya, itu aku.
yang selama ini memberimu rangkaian bunga.

dahi rajendra mengernyit, apa maksudnya?

karna aku sudah melihat sisi yang ingin kau sembunyikan,
biar aku memberitahumu sebuah rahasia.

rajendra masih setia menemani januar menulis dan membacanya tak kala tulisan itu telah terangkai, -tentunya, dengan segudang pertanyaan di benak.

aku sama sepertimu.
aku juga memiliki kekurangan.
seperti yang kau lihat, tunawicara.

air muka rajendra berubah, terkejut dan tak percaya. hei, yang benar saja?!

keterkejutan rajendra mengundang tawa januar. walau, hanya sebatas tawa kecil tanpa suara.

iya, aku tunawicara.
tak seperti kata orang, ice prince.

rejandra mengangguk paham. jadi, januar sebenarnya bukan lah seorang yang cuek dan tak mau bicara. ia hanya, tak bisa.

dan si tunawicara ini,
jatuh hati padamu,
si tunarungu.

kedua bola mata rejandra seakan meloncat keluar dari tempatnya, ia terkejut membaca tulisan januar. sangat.

akhirnya, mereka bertemu dan akhirnya aku ga buntu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

akhirnya, mereka bertemu dan akhirnya aku ga buntu. terimakasih buat yang selalu menunggu.

 terimakasih buat yang selalu menunggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[morning glory, anugerah & kemuliaan]

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 08, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[iii] flower | norenWhere stories live. Discover now