Mata ku terbelalak ketika mendengar kabar bahwa Eita dan Alana sudah putus. Tapi bagaimana bisa? Eita tak pernah menceritakannya padaku. "Putus darimana? Eita ae gak pernah cerita kalo dia sama Alana udah putus ke gue," Jawab ku. Michelle menatap ku tidak percaya. "Lo sumpah gak tau? Kan si Alana mau tunangan sama Keiji itu, yang mahasiswa Fakultas Kedokteran." Bagaimana bisa.. Tidak, maksud ku bagaimana mungkin hal itu terjadi? Bahkan sejauh ini Eita dan Alana masih bersama setahu ku.

Aku membenarkan posisi duduk ku dan menghadap ke arah Michelle dengan tatapan yang bingung. "Lo gak boong? Tapi setau gue Eita emang belom putus sama Alana.." Michelle mendegus kesal dan kemudian bersandar di sofanya. "Lo tadi sebelum ke rumah gue ngeliat kan ada satu rumah lagi di decor? Itu rumah Alana.. Besok dia tunangan, makanya udah di decor gitu." Deg. Hal pertama yang terlintas dipikiran ku saat ini adalah.. Apakah Eita mengetahui hal ini atau belum..?

    Aku pun segera mengemasi barang-barang ku dan kemudian meraih totebag ku. "E-eh lo mau kemana? Lo kan baru dateng?" Tanya Michelle. "Sorry gue ada urusan lain, see ya chel!" Aku memasang sepatu ku terburu-buru dan berlari seraya memesan Ojek Online. Eita berhak tahu ini, aku harus segera memberitahunya.

Setelah menunggu selama sepuluh menit, seorang pengemudi Ojek Online menghampiri ku

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Setelah menunggu selama sepuluh menit, seorang pengemudi Ojek Online menghampiri ku. Aku pun segera menaiki motornya dan meminta pengemudi Ojek Online tersebut mengendarai motornya sedikit lebih cepat. Jika saja acara pertunangan Alana dan Keiji tidak dilaksanakan esok hari, mungkin aku masih bisa memberi Eita waktu untuk menyiapkan dirinya. Sejujurnya aku cukup khawatir dengan kondisinya saat ini yang terlihat sedang tidak baik-baik saja, terlebih lagi ia lebih sering melamun akhir-akhir ini.

    Setelah menempuh perjalanan selama satu setengah jam, kini aku tiba di depan rumah Eita. Tak lama kemudian, Eita keluar dari rumahnya dan menyuruh ku untuk masuk saja ke rumahnya. "Ada apa? Lo kayaknya buru-buru gitu," Ucap Eita seraya menyodorkan segelas air mineral. Sebelum menjawab pertanyaannya, ku teguk air yang berada di gelas tersebut hingga habis.

"Haah.. Sebelumnya gue mau tanya dulu sama lo, lo masih sama Alana? Lo berdua belom putus kan?" Tanya ku. Eita mengerutkan dahinya karena kebingungan mendengar pertanyaan ku yang secara tiba-tiba tersebut. "Masih, kenapa?" Aku terdiam sesaat ketika mendengar suara Eita. Bagaimana ini.. Bagaimana caranya agar aku dapat memberitahu kabar ini kepadanya..?

    Aku menelan ludah ku dan menarik nafas ku dalam-dalam, ini membuat ku gugup. "Gue bingung harus mulai darimana ceritanya.. Lo tau Michelle temen gue yang satu kompleks sama Alana? Gue tadi ngelewatin rumah Alana yang keliatan rame gitu lagi di decor.. Dan gue mutusin buat nanya ke Michelle sebenernya Alana ada acara apaan sampe dia decor rumahnya kek seakan-akan bakal ada acara lamaran," Ucap ku.

"Ta.. Besok Alana bakal tunangan sama Keiji.. Gimana..?" Eita menunduk dan terlihat mengepalkan tangannya hingga memerah, ekspresinya nampak terlihat menyakitkan. Aku memilih diam dan menunduk karena merasa bersalah kepada Eita.

[✓] Eita, dan Semesta ¦¦ Semi Eita.حيث تعيش القصص. اكتشف الآن