"Welcome to the team" ujar Jimmy, sang kapten basket.

"What?" Tanya gue heran.

Isaiah sang kaya raya kemudian berdiri dan menghampiri gue.

"Come to my house tonight, we are gonna blowout the night"  bisiknya.

"To your party?" Tanya gue spontan.

"Exactly! Dia mengikuti cara gue menjawab tadi sambil tertawa. Dia kemudian pergi disusul oleh teman-temannya.

Gue mematung melihat mereka pergi. Apakah gue bermimpi? Semudah itukah untuk bergabung ke tim basket? Dan gue diundang datang ke pestanya! Gue gak mimpi kan?

Kayaknya gue gak perlu bantuan Julia lagi deh, rugi dong nraktir lunchnya  dia selama high school.

Tapi.... gimana kalo sampe Julia tau gue sembarang ngomong aja tadi -___-

Gue bergegas kabur sebelum Julia balik.

Selanjutnya, kelas sastra.

Kali ini gue beruntung gak satu kelas sama Rick, bisa bisa gue kena hukum karena ngeladeni ocehannya. Yah, gurunya cukup ketat soalnya.

Pas gue sampe di kelas, belum terlalu banyak orang di dalam, beruntung gak telat.

Gue mau ngambil posisi di sudut kayak biasa, tapi sudah ada cewek yang duduk disana. Dia ngeliat ke arah gue sambil senyum, gue bales senyumannya, cakep juga ternyata nih cewek.

Kesempatan nih, gak dapet Molly, cewek ini juga jadi hahaha

"Are you new here?" Tanya gue pas gue duduk di sebelahnya. Gue emang kali pertamanya liat dia di kelas ini.

"No, but I'm not popular"

"Oh I'm sorry, I always recognize my classmates so yeah. Anyway, I'm not popular too, so I think we can make a good friendship"

"No, no. I know you" dia tertawa. "Poerty that you've made are beautiful"

Gue berpikir sejenak.

"I don't remember you've read your poem at class. I mean.... I listen to everyone when they read their poem. How can I miss you"

"You just forget" jawabnya.

Pak uban kemudian masuk kelas, pelajaran pun dimulai, sepanjang pelajaran, pandangan gue gak bisa lepas dari cewek di sebelah gue, sedangkan dia fokus pada pelajaran.

Setelah pelajaran selesai, gue berniat mengajaknya ngobrol lagi, sayangnya gue ngeliat kepala mak lampir aka Julia dari jendela luar, nungguin gue keluar. Takutnya dia udah tau kalo gue manfaatin dia.

Langsung aja gue cabut dari jendela sebelum dia nyamperin gue. Untungnya lagi gue ketemu sama Rick, gue memutuskan untuk main ke rumahnya Rick dulu. Kalo pulang ke rumah, bisa-bisa Julia langsung nyari ke rumah gue.

Buset kok gue jadi takut sama Julia sih -_____-

"Seriously? You are invited to his party?" Ujar Richard histeris.

"Biasa aja kali gak usah histeris juga-_-"

"English dude" protesnya.

"Yeah, and I hope Molly will be there" jawab gue girang.

Gue liat layar hp gue tiba-tiba bersinar.

Julia -_-

"Why don't you accept it" Tanya Rick.

"Because I'm gonna be a dead man" jawab gue.

Setelah hp gue berhenti berdering, gue langsung menceritakan semuanya pada Richard, disitulah dia langsung tertawa terbahak-bahak.

"Man, you are totally fucked up!" Serunya.

"I know" jawab gue.

"Do you wanna be escape from Julia?"

"If I say yes, what would you do?" Tanya gue. "You would come to the party and be my fuckin' shield?"

"Fuck yeah" jawabnya.

Gue terdiam.

Nih anak seriusan? -___-

Dia menunggu jawaban gue sambil menaik turunkan alisnya.

"I will be your second sight. When Julia is approachin, BOOM! I'll let you know first so you can fuckin' hide" dia mencoba meyakinkan.

Masuk akal juga.

Dia kembali menaik turunkan alisnya, kali ini sambil menunggu jabat tangan gue.

"Deal" ujar gue sembari menggenggam tangannya.

Sebelum berangkat, nih sontoloyo mulai ngatur-ngatur dandanan gue -___-

Ngerti fashion juga kagak....

Dia nyuruh gue pake  celana yang model kedodoran kayak yang dipake Justin Bieber, mana kedodorannya sampe setengah pantat gue -____-

Ogah....

Ujung-ujungnya dia sendiri malah yang dandan kayak gitu, ala-ala swag.

Ini sebenernya gue bener gak ya ngajak nih sontoloyo ke pestanya Isaiah -___-"

Nanti gue ngasih tau Isaiahnya gimana .___.

Pas udah sampai, beberapa orang ngeliat ke arah gue.

"I'm not sure you guys are invited" ucap salah satu diantara mereka.

Gue mau ngejawab, sayangnya Rick udah nyerocos duluan.

"Hey listen to me dude, Greyson and I are like twins which can't be fuckin' separated...." ujar Rick dengan aksen sok gaul.

"I'm sure I didn't ask your stupid name..... freak" potongnya disusul dengan suara tawa orang-orang disini.

"Listen...." gue mencoba menjelaskan.

"Isaiah invited us here as guests of honor, you guys will regret for making us turn back down! Death is coming to you if he knows this!" potong Rick.

"Rick, enough" gue mencoba untuk mengajak Rick menjauh sebelum timbul masalah.

"Your fuckin' little ass which aren't even bigger than pairs of apples are too easy to be destroyed by me" tambah Rick

"I'm so scared" sahut salah satu diantara mereka dengan nada mengejek. "Mommy please help me"

Mereka kemudian tertawa terbahak-bahak.

"I'm gonna kill you Rick" bisik gue pada Rick sembari kabur.

"Greyson!" Gue kemudian terhenti karena suara Isaiah. "Guys, stop messing around with him, he is part of the team" ujarnya sembari tertawa. Beberapa orang terkejut mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Isaiah. Dia melambaikan tangan pada gue, tanda untuk mendekatinya.

Gue bergegas pergi mendekati Isaiah.

"Can you hear that loser?" Sahut Rick sambil mengikuti gue dengan penuh kemenangan. Sialan, kenapa dia malah ikut-ikutan -___-

"Who are you?" Tanya Isaiah.

"You, just go back to your home" ucap gue cepat sebelum Rick menjawab yang nggak-nggak lagi -____-

"Its okay, I think he can be in" jawab Isaiah sembari tertawa.

Rick menjulurkan lidahnya ke arah gue.

Ini benar-benar keputusan yang salah -____-

Saat gue masuk ke dalam rumah, gue merasa ada yang janggal, seperti ada sesuatu yang mengawasi rumah ini, mengawasi semua orang yang ada disini.

"Greyson!" Panggil suara yang gue coba untuk hindari.

Julia.....

Dia mendekat ke arah gue, gue mencoba menghindar ke arah lain, tapi dada gue tiba-tiba terasa panas, seperti sedang terbakar.

The Guardian HunterWhere stories live. Discover now