Part I

13 0 0
                                    


Menjadi seorang pramugari merupakan impianku semenjak kecil. Aku mendambakan kehidupan yang bebas dan penuh dengan kebahagiaan. Hari ini adalah hari pertamaku memulai pendidikan untuk selangkah lagi menggapai impian sekaligus pelarian akan sesuatu yang tidak kuinginkan dalam hidup.

"udah siap semua Sen?" kata Kinara

"udah nih kin, berangkat yuk!" ajakku

Kinara adalah teman sekamarku. Kami bertemu saat interview untuk memasuki maskapai. Kami berasal dari satu daerah yang sama oleh karena itu kamipun cukup akrab dan mudah untuk menyesuaikan diri satu sama lain.

Hari yang cukup panjang dan melelahkan bagiku. Aku bagai memasuki babak baru dalam kehidupan. Tentunya aku bersyukur karna aku bisa terbebas dari beban yang selama ini aku tanggung sendirian tanpa ada yang tahu hal mengerikan apa saja yang aku alami selama ini.

Berbagi banyak hal dengan Kinara termasuk kisah percintaanku adalah hal setiap hari kita lakukan hingga kita menjadi sahabat yang akrab. Selama kurang lebih 6 bulan menjalani Pendidikan akhirnya aku dan Kirana resmi menjadi seorang Pramugari. Aku mengirimkan pesan yang berisi fotoku mengenakan seragam kebangganku kepada orangtuaku dan juga Rey. Iya, aku masih berpacaran dengan Rey setelah semua yang aku alami selama ini. Aku memaafkannya stelah dia meminta maaf kepadaku dan berjanji untuk tidak mengulangi hal yang sama.

Rey : selamat sayang akhirnya impian kamu tercapai

Isi balasan pesanku dari Rey.

Sena : terimakasih sayang, bagaimana harimu?

Lama ku menatap layer ponselku. Tak ada balasan lagi dari Rey. Aku menghembuskan nafas panjang. Lagi dan lagi rasa ini aku alami. Merasa tak pernah berarti untuknya.

'Sen, Sena ,, beli makan yuukk," kata Kinara membuyarkan lamunanku

"eh ,, iyaa kin , ayo" kataku

"besok aku udah dapat schedule nih sen, deg deg an deh aku" celoteh Kinara

"sama nih kin, semoga lancar ya penerbangan kita besok" sahutku

Aku dan Kinara berjalan disekitar tempat tinggal kita untuk membeli makan. Aku melihat seorang lelaki yang tampak kebingungan mencari sesuatu. Sesaat aku berfikir untuk membantunya tetapi itu bukan menjadi urusanku. Lelaki itu berjalan ke arahku.

"mbak, maaf boleh tanya gak Gedung ini dimana ya?" tanyanya sopan sambal menunjukkan selembar kertas yang berisi undangan untuk menandatangi kontrak kerja di maskapaiku.

Oh anak baru. Dalam hatiku berkata

"Gedung ini di sebelah sana, jalan lurus aja dari sini nanti ada pertigaan kamu belok kanan udah kelihatan kok nanti gedungnya" jawabku sambal menunjuk arah yang ku maksud.

"baiklah terimakasih mbak........... " kata lelaki itu menggantungkan kata-katanya

"Sena" jawabku singkat

"terimakasih sekali lagi mbak Sena, aku Arka" jawabnya santun

"sama-sama" jawabku singkat

"saya duluan ya mbak Sena" pamitnya dengan ramah. Aku mengangguk membalasnya.

"siapa Sen?" tanya Kinara

"anak baru lagi nyari Gedung buat tanda tangan kontrak" jawabku

" oh junior baru" kata Kinara ketus

"iihh sombongnya kiirr,," kataku kepada Kinara sambil menoyor lengannya

"becanda kali Sen, hahaha" jawab Kinara sambal tertawa

"udah selesai kan? Balik yuk mau prepare nih buat besok" ajakku kepada Kinara

Sesampainya di kamar entah mengapa aku merasa bersalah karena menunjukkan arah yang salah kepada anak baru tadi. Arka, hanya itu yang aku tahu tentangnya. Bukan berniat untuk jahat aku hanya sedang mencari hiburan karena bosan. Kebetulan saja dia yang menjadi sasaran kebosanan aku hari ini. Bagaimana ya nasib Arka? Aku memikirkannya tiba tiba. Hingga pukulan Kinara di lenganku mengagetkanku.

"duuuhh Kinara apaan sih?? Kaget tauk" protesku

"lagian lu ngelamun aja sih, tuh hp lo bunyi mulu, panggilan dari aa' sayang" kata Kinara meledekku

"eh tumben" gumamku

Aku menjawab panggilan dari Rey yang sudah 3 hari ini tak ada kabar. Tak banyak yang ku bicarakan dengan Rey. Dia hanya menyampaikan permintaan maafnya karena tidak ada kabar 3 hari ini karena kondisi café yang ramai dan padatnya jadwal dia untuk pemotretan. Lagi dan lagi aku memakluminya. Sebenarnya aku sudah tahu apa alasan dibalik sikap Rey yang seperti itu. Beberapa hari lalu Nino mengirimkan pesan berisi foto Rey bersama seorang perempuan yang sama seperti di foto waktu itu. Alasan Nino memberitahukan kelakuan tidak baik temannya karena Nino merasa kasihan melihat apa yang terjadi antara aku dan Rey. Nino adalah saksi hidup bagaimana perlakuan Rey terhadapku. Tak banyak yang bisa dilakukan Nino karena hidup Nino juga bergantung kepada Rey. Reylah orang yang membantu Nino dalam pekerjaan dan kehidupan keluarganya yang kurang mampu.

Malam ini aku menangis lagi. Lelah yang kurasakan tak kunjung usai. Aku ingin mengakhiri semuanya. Tetapi aku tak mampu untuk mengakhiri itu karena selalu saja Rey mengancam keselamatan keluargaku ketika aku berupaya untuk menjauh darinya. Tak banyak yang bisa aku lakukan. Aku bahkan tidak bisa bercerita kepada orangtuaku. Hanya Kinara saat ini yang menjadi tempat segala curahan hatiku. Malam ini aku tertidur dalam tangisanku. Lagi

Broken WingsWhere stories live. Discover now