SG 2

52.8K 3.1K 688
                                    

Setelah tidak masuk sekolah selama 2 hari—pasti kalian tahu sebabnya. Kedua oknum yang terlampau ganas malam itu.

Akhirnya kini Jaemin dapat kembali bersekolah, ia beralasan bahwa dirinya sedang tidak enak badan, sampai-sampai Hyunjin ingin menjenguknya, tentu saja Jaemin segera mencegah nya. Mau jadi apa Jaemin jika Hyunjin datang lalu kedua daddy nya tahu?

Haechan, Felix, dan Junkyu pun tidak diperbolehkan nya untuk menjenguk sebab kedua daddy nya berada di apartemen nya.

Maka dari itu, setelah Jaemin kembali masuk, ketiga sahabatnya itu memberikan banyak pertanyaan juga terlihat raut khawatir diwajah mereka. Jaemin hanya menjawab sebisa nya dan menyuruh mereka untuk tidak khawatir.

"Tapi Nana sudah tidak apa-apa kan?"

"Tenang echanie, Nana tidak apa-apa kok. Hanya kelelahan sedikit saja" Jaemin tersenyum manis, meyakinkan sahabatnya.

Yah setidaknya mereka dapat bernapas lega sebelum Hyunjin menghampiri Jaemin.

Awalnya Jaemin biasa saja, tidak perlu panik sebab tidak ada kehadiran kedua daddy nya. Tapi ketika ingat bahwa mata-mata kedua daddynya ada banyak, tubuh nya seketika menegang.

"E-eum Hyunjin, aku d-duluan ya. Kamu makan bareng yang lain aja" Setelah mengucapkan itu Jaemin segera berlari ke kelas nya, meninggalkan kantin dan ketiga teman nya serta Hyunjin.

Ah sepertinya Na Jaemin lupa kalau Jeno adalah pemilik sekolah ini.

.
.
.

"Nana, ingin pulang bersama tidak?" Hyunjin menghampiri Jaemin yang tengah berdiri sendiri didepan gerbang sekolah, seperti menunggu seseorang untuk menjemput nya.

"H-hyunjin? Ah tidak perlu. Aku sedang menunggu seseorang" Jaemin gugup, tentu saja. Takut jika kedua daddy nya melihat.

"Kapan akan datang? Biar aku temani"

Jaemin yang polos rasanya sangat ingin merutuki Hyunjin. Ah dia benar-benar takut.

"Eum Hyunjin t-tidak perlu. Sebentar lagi a-aku akan dijemput kok, tidak perlu khawatir" tolak Jaemin dengan halus.

"Tidak apa-apa Na, aku akan menemanimu sampai kamu dijemput." Balas Hyunjin, ia berdiri tepat disamping Jaemin.

"Tidak perlu. Saya sudah datang" Oh sial sekali, itu suara Renjun.

"D-daddy" gumam Jaemin.

"Dia ayah mu Na?" Tanya Hyunjin. Oh astaga ternyata Hyunjin tidak paham arti 'daddy' yang dimaksud Jaemin.

"Ya. Saya ayah nya. Terimakasih sudah menemani anak saya. Na Jaemin, ayo pulang" Renjun segera menarik lengan Jaemin menuju mobil yang dikendarai Jeno.

Ah Hyunjin pikir ia harus bisa meluluhkan ayah nya Jaemin.

.
.
.

"Nana nakal lagi?" setelah keadaan mencekam di dalam mobil sepanjang jalan, kini ketiga nya sudah berada di mansion milik Jeno yang sedang sepi, sengaja, supaya Jeno dan Renjun bisa puas menghukum "baby" mereka tanpa gangguan.

"T-tidak daddy... H-hyunjin yang datengin Nana, n-nana sudah b-bilang untuk pergi" lirih nya, ia menundukkan kepalanya, takut menatap Renjun dan Jeno yang menatap nya dengan tajam.

"Seharusnya kamu yang pergi. Hyunjin tidak akan pergi sebelum daddy datang"

"T-tapi Nana sedang m-menunggu daddy..."

Renjun dan Jeno mendengus kasar. Percuma saja, Hyunjin pasti akan semakin gencar mendekati Jaemin.

"Mulai besok, jauhi Hyunjin. Atau kamu akan dipindahkan ke sekolah lain." ujar Renjun dengan tegas.

Jaemin terisak pelan, "Daddy kenapa sampai sejauh ini... K-kita hanya sebatas Sugar daddy dan Sugar baby." gumam Jaemin, tapi Renjun dan Jeno masih bisa mendengar nya dengan baik.

"Na Jaemin dengar. Kamu itu milik kami. Mengerti?" Jeno mencengkeram bahu si manis, sedikit tersulut emosi, padahal biasanya ia tidak seperti ini.

"Nana lelah. Nana akan berhenti jadi sugar baby kalian. Nana akan mencari uang dengan cara lain. Nana tidak ingin terus dikekang kalian. Nana memang milik kalian, tapi kalian bukan milik Nana kan." Jaemin melawan rasa takutnya, kini ia menatap Jeno dengan berani. Bahkan ia juga sempat melirik ke arah Renjun yang tampak marah.

"Na Jaemin!" itu Renjun, membentak Jaemin bahkan hampir menampar Jaemin.

"Selamanya, kamu tidak akan pernah lepas dari kami."

Setelah nya Jeno mencium Jaemin dengan kasar, Renjun pun merobek seragam sekolah Jaemin, menelanjangi Jaemin dengan paksa lalu mulai menjamah tubuh indah itu.

Lagi-lagi Jaemin hanya pasrah, ia terlalu lemah. Tidak bisa menahan serangan dari kedua laki-laki yang kini mengeluar masukkan penis besar mereka secara bersamaan kedalam lubang sempit nya.

"Hiks... Sakitt" percuma saja, mereka tidak akan mendengar rengekan si manis.

.
.
.

Jaemin terbangun pagi harinya, beruntung ketika ia bangun, kedua pria yang sudah menggagahi nya belum bangun. Ia segera memungut pakaian nya yang dirobek, lalu menarik salah satu baju milik Jeno. Untungnya celana sekolahnya tidak dirobek, jadi ia masih bisa memakai celana itu.

Meski tubuhnya terasa sangat sakit bahkan lubang nya terasa seperti robek, ia tetap berjalan keluar dari mansion itu secara diam-diam. Meninggalkan tas juga ponsel nya di kamar itu bersama Renjun dan Jeno.

Ia bingung harus pergi kemana, kalau Renjun dan Jeno sudah sadar pasti mereka akan langsung mencari nya ke apartemen miliknya. Sedangkan dia tidak memiliki tempat tinggal lain. Kalau pun menginap ditempat teman nya, pasti akan ketahuan juga. Renjun dan Jeno itu sangat teliti, mereka tidak akan melewatkan seinci pun untuk menemukan nya.

Sugar Daddy [NoMinRen] Where stories live. Discover now