"Orang yang kau sebut nenek lampir itu bisa mendengar tau." ucap seorang wanita yang baru saja masuk ke ruangan sembari mengelap tangannya dengan tissue.

Sooyoung mengerjap melihat perempuan mengenakan jas putih dan rambut bob sepundak yang tengah mengernyit kesal ke arah Sehun yang tampak tidak menggubrisnya dan masih mencari kotak obat.

"Kalau kau sudah kembali, cepat lakukan tugasmu. Mana kotak obatnya? Ada murid yang tergores dan berdarah." ucap Sehun.

"Cih, kau masih tak berubah." ujar perempuan itu. "Kotak obatnya bukan disana, dasar bodoh sok tau."

Sooyoung takjub mendengar itu, perempuan di depannya ini yang pertama kali dia dengar mengatai Sehun bodoh sok tau dengan santai seperti itu.

Perempuan itu mengambil kotak obat kemudian berjalan mendekati Sooyoung, lalu tersenyum ke arah Sooyoung.

"Nah, sekarang mari kita lihat lukanya." ucap perempuan berambut pendek itu yang kemudian mengamati siku Sooyoung yang berdarah. "Kau beruntung lukanya tidak terlalu dalam, tapi pasti rasanya perih sekali ya." Perempuan itu mengucap ramah.

Sooyoung mengangguk sementara Sehun langsung mendengus keras.

"Tentu saja pasti perih, apa kau tidak lihat darah yang mengucur dari lukanya? Cepat segera obati lukanya, Yoona." ucap Sehun.

"Dasar cerewet! Apa kau tidak melihat apa yang aku lakukan sekarang?" balas Yoona tidak mau kalah.

Kemudian dia membongkar kotak obat namun sepertinya dia tidak bisa menemukan kassa untuk membalut luka pada siku Sooyoung. Yoona kemudian berdiri untuk mengambil kassa cadangan yang ada di lemari, namun ternyata juga sudah habis.

"Sehun, bisa kau ambilkan kassa sepertinya sudah habis." ucapnya sembari masih mencari di lemari.

Tidak sekalipun Sehun menengok ke arah Yoona, tapi dia menjawab. "Siapa yang jadi dosen perawat disini? Apa itu kelihatannya tugasku?"

Yoona memutar kedua bola matanya sebelum akhirnya berjalan keluar untuk mengambil stok kassa cadangan.

Sooyoung hanya mengerjap. Berarti sekarang dia ditinggal berdua dengan Sehun. Astaga, rasanya ingin dia menawarkan diri untuk mengambilkan kassa itu saja.

Keheningan canggung menyelimuti mereka berdua. Sooyoung mengeluh dalam hatinya, kenapa Sehun-ssaem tidak kunjung beranjak dari kursinya sekarang, sepertinya memang dosen kejam itu punya siasat untuk selalu menyiksanya perlahan.

"Park Sooyoung," panggil Sehun memecah keheningan di antara mereka. "Apa kau sedang menghindariku?"

Jawaban sejujurnya IYA! tapi bagaimana Sooyoung bisa mengutarakannya.

"Apa aku membuatmu tidak nyaman?"

Lagi-lagi jawabannya adalah YES! OF COURSE! Dan lagi-lagi juga kata-kata itu harus dia telan tanpa diutarakan.

"Aku hanya mau mengucapkan selamat. Kau memang pasti bisa melakukannya karena aku melihat kalau kau bersungguh-sungguh." ucap Sehun. 

Sooyoung mengerjap dan terdiam, kali ini dia tidak merespons bahkan dalam hatinya karena dia tidak tahu apa yang sedang Sehun bicarakan. Apa alasannya dia mengucap kata selamat?

"Apa kau belum tahu? Komik mu ada di peringkat 1 dan jadi pilihan editor." Sehun kembali berkata dengan seulas senyum pada wajahnya. 

Tidak bisa dibohongi, perasaan senang menjalar ke seluruh tubuh Sooyoung, senyum merekah begitu saja di bibirnya. Selama ini komiknya memang populer dan memiliki penggemar, tapi kali ini merupakan salah satu pencapaian tertinggi selama dia membuat komik itu. Dan rasanya tentu sangat menyenangkan, kerja keras dan upaya yang dia kerahkan rasanya tidak menjadi sia-sia belaka. 

"Aku tau sudah seberapa keras kau berusaha, pada akhirnya pembaca juga pasti menyadari dan menghargai itu." 

Mendengar itu membuat perasaan Sooyoung menghangat, lebih dibalik komiknya yang mulai mendatangkan sedikit demi sedikit uang saku untuknya. Jauh dibalik itu semua, Sooyoung melakukan ini karena dia suka menggambar dan komiknya ini seperti mencurahkan kesenangannya di atas kanvas. Ketika para pembaca menyukai apa yang dia buat hal itu bahkan jauh terasa lebih menyenangkan ketimbang koin-koin yang masuk ke dalam sakunya. 

Kemudian, melihat Sehun yang selama ini ternyata tulus membantunya membuatnya menyesal telah berprasangka terhadap dosennya itu. Selama ini dia tidak pernah punya tempat untuk bisa membagikan kisahnya tentang hal ini. Dan ketika mendapatkan dukungan tulus dari Sehun, tidak bisa dipungkiri juga kalau dia memang harus berterima kasih pada Sehun. 

"Maaf kalau aku sudah membuatmu tidak nyaman. Setelah ini kau pasti bisa lebih berkembang lagi. Jangan lupakan pesanku." ucap Sehun sembari akhirnya bangkit berdiri. 

Sooyoung mengedip, secara refleks dia menahan tangan Sehun yang akan beranjak pergi. Kali ini berganti Sehun yang mengernyitkan alis sembari memandangi tangan Sooyoung yang mencegatnya, merasa tidak paham. 

"Ehmm," Sooyoung akhirnya mengeluarkan suaranya. "Mohon bimbingannya lagi ssaem, sepertinya masih banyak yang harus aku pelajari dari ssaem." 

Tangan besar Sehun yang tidak ditahan Sooyoung menjulur ke pucuk kepala Sooyoung, menepuknya pelan. Membuat Sooyoung jadi tersenyum refleks tanpa sadar, begitu tangan besar itu menyentuh kepalanya lagi-lagi terasa hangat. 

"Kau telah mengecewakanku dengan menghindariku sampai membuat dirimu sendiri terluka, aku akan membuat orang yang membuatmu terluka meminta maaf," ucapan Sehun sontak membuat Sooyoung menegang. "Lalu untukmu, pelajaran apa yang harus aku berikan agar kau tidak lagi menjadi anak nakal seperti ini, Hana?" 

Sungguh luar biasa! Daebak. Baru 10 detik berlalu dan Sehun sudah kembali mendalami perannya sebagai Hwang-ssaem. Wah, Sooyoung mulai merasa kalau Sehun seharusnya menjadi aktor teater atau mengambil kursus seni peran. Bakat luar biasa yang rasanya sayang untuk disia-siakan begitu saja. 

Sooyoung menelan ludahnya, apa dia memang harus mencoba mengikuti ucapan Sehun yang sudah tulus berusaha membantunya?

"Apa ssaem mau menghukumku? Yang sebelumnya bahkan masih terasa sakit." ucapnya dengan muka merah padam sambil menahan malu. 

Sehun menutup mulutnya sendiri dengan tangannya dan berusaha keras menahan tawa, melihat itu membuat Sooyoung jadi mendelik kesal. "Ssaem, jangan tertawa. Aku berusaha keras menahan malu. Bukannya ssaem sendiri yang bilang untuk menyerap peran Hana." 

"Aku tau, aku tau, maaf... Hanya saja..." dan tawa Sehun meledak begitu saja, diiringi Sooyoung yang masih memprotes. 

Tanpa mereka sadari kalau sejak tadi Yoona memperhatikan mereka berdua, berdiri di ambang pintu dan larut dalam pikiran yang dia simpan untuk dirinya sendiri. 

TBC.

- LoveLessons.com -

📖






***

Halo, cerita berdebu ini apakah masih ada penghuninya? 

Semoga bisa cepet kelar, rencananya sisa 4 part lagi tamat. Kemarin terlalu bertele-tele banget ini ceritanya wkwkwk. If cringe, memang iyaaaaa so sorry lol.





You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 12, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LoveLessons.comWhere stories live. Discover now