"Kau membohongiku ya? Mana ada orang yang nyeri perut berjalan secepat itu." ujar Sehun kemudian.

Glek! Mendengar itu Sooyoung jadi semakin panik. Memang itu yang sedang dia lakukan. Dia melirik ke belakang sekilas, dan dia melihat Sehun sepertinya sedang berusaha mengejarnya.

Matilah sudah!

Sooyoung sudah seperti anak tikus yang tengah dikejar kucing raksasa yang tidak mau melepaskannya dan hanya mau mempermainkannya saja.

Ah masa bodolah, kalau sudah begini lebih baik dia kerahkan seluruh tenaganya sekalian.

Sooyoung memang sedang mengerahkan seluruh tenaganya ke kakinya dan berlari menghindari Sehun yang melangkah cepat dengan kaki panjangnya.

"Park Sooyoung! Berhenti berlari." Sehun lagi-lagi berteriak keras yang membuat orang-orang jadi melihat ke arahnya.

Kalau memang mau mencari sensasi jangan ajak-ajak dong, Sooyoung mengeluh dalam batinnya.

Semakin disuruh berhenti semakin juga Sooyoung bertambah cepat berlari. Dia menyalip kerumunan anggota tim baseball yang sedang berkerumun sambil bercanda-canda di lorong sempit. Anggota tim baseball yang terdiri dari lelaki-lelaki tinggi itu bercanda sambil saling mendorong-dorong, dan Sooyoung menyalip di tengah-tengah mereka.

Tanpa memperhatikan Sooyoung, seorang dari anggota itu mendorong temannya. Naasnya Sooyoung yang tengah menyalip dari samping itu ikut terdorong. Lorong sempit yang di sampingnya langsung kelas yang dipenuhi jendela kaca itu berbenturan langsung dengan Sooyoung.

Suara kaca pecah dapat terdengar, Sooyoung langsung mengerjap saat dia tersadar dari kejadian yang tiba-tiba terjadi itu. Banyak orang di sekitarnya nampak menahan napas dan meringis ke arahnya.

Ini semua karena dia berusaha menghindari gossip yang akan mungkin bisa jadi parah.

Akibatnya, siku Sooyoung malah jadi tergores hingga mengeluarkan darah, membuat Sooyoung meringis karena perih pada lukanya.

"Park Sooyoung," suara berat laki-laki yang sama sekali tidak mau dia dengar.

Sehun kelihatan memperhatikan luka di siku Sooyoung, namun sekejap kemudian dia sudah mendekap Sooyoung dalam gendongannya. Kemudian menggopoh Sooyoung menuju UKS.

Sooyoung langsung menahan napasnya, begitu pula dengan orang-orang yang ada di sekitaran situ begitu melihat Sehun membawa Sooyoung seperti itu.

"Awas, ada murid terluka." teriak Sehun sambil masih berjalan tergesa-gesa.

Astaga, bisakah dia hilang ditelan bumi saja sekalian ketimbang harus menahan malu seperti ini. Sooyoung ketiban sial dua kali hari ini sepertinya.

"Ssaem, turunkan aku. Aku bisa berjalan sendiri, yang luka kan sikuku." ucap Sooyoung.

Tapi Sehun tidak menggubrisnya.

Sooyoung hanya bisa memalingkan mukanya berharap tidak ada yang melihatnya. Sumpah rasanya dia ingin mengubur wajahnya ke tanah. Dia malu setengah mati.

📖

Dengan langkah panjang Sehun tak berapa lama mereka telah tiba di UKS. Tanpa lama juga Sehun membaringkan Sooyoung ke ranjang yang ada disana.

Melihat ruangan UKS yang tampak kosong itu membuat Sehun mengeluh.

"Kemana nenek lampir itu pergi saat ada murid yang terluka?" ucapnya sembari membuka lemari dan mencari-cari kotak penyimpanan obat sepertinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 12, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LoveLessons.comWhere stories live. Discover now