Pada malam pernikahan, Selena yang putus asa akhirnya menjadi orang yang memulai ikatan pernikahan yang sempurna dengan Fane setelah dia mabuk. Keesokan paginya, Selena pun menangis.

Pada pagi yang sama, Fane didaftarkan menjadi tentara. Perpisahan mereka pun berlangsung selama lima tahun. Selama lima tahun itu, Fane telah mengalami situasi hidup dan mati yang tak terhitung jumlahnya. Namun, dia berhasil menahan penderitaan tersebut dengan memikirkan Selena yang sedang menunggunya di rumah.

Dalam lima tahun itu, dia berubah dari putra terbaik keluarga menjadi tokoh utama.

"Selena, jangan khawatir, Aku pasti akan menunaikan tanggung jawabku padamu!" Fane mengepalkan tinjunya. Dengan pemikiran akan segera bertemu Selena, hatinya yang biasanya tenang merasakan sedikit kegembiraan.

***

Empat hari kemudian, sebuah pesawat pribadi perlahan-lahan mendarat di Bandara Internasional Provinsi Tengah.

"Provinsi Tengah! Benar-benar tempat penuh kenangan!" Menginjak tanah ini sekali lagi, ujung mulut Fane menunjukkan sedikit senyumannya.

Fane menatap Lena Zechs. Dia lalu perlahan berkata, "Sejak aku meninggalkan medan perang di wilayah Barat Daya, aku bukan lagi Pejuang Terhebat. Mulai sekarang, panggil saja aku kakak!"

"Baik tu --- Kakak Fane!" Lena menganggukkan kepalanya.

Dia ditugaskan ke Provinsi Tengah dan akan ditempatkan di sini. Hatinya senang bisa kembali ke sini bersama tuannya. Rolls-Royee Phantom dengan plat A99999 berada di pintu keluar bandara. Seorang pengawal berkacamata hitam dengan hormat membuka pintu mobil saat seseorang berusia 40 tahun-an keluar dari dalamnya.

Jika seseorang dari kelas yang lebih tinggi mengetahui bahwa orang itu adalah Mason Drake, orang terkaya di Provinsi Tengah, rahang mereka pasti akan ternganga lebar hingga menyentuh tanah. Seseorang yang dapat memaksa Mason untuk menjemputnya secara pribadi di bandara jelas bukan orang biasa.

"Kerepotan ini akan sangat setimpal jika aku bisa melihat wajah si Ratu Neraka!" ujar Mason. Dia tahu betul apa yang diwakili oleh sang Dewa Perang.

Saat menyelesaikan kalimatnya, seorang pria dan wanita berjalan ke arahnya. "Dewi Perang, si Ratu Neraka, Lana Zechs ada di sini!" seru salah satu pengawal dengan hormat saat melihat mereka.

"Ayo Pergi!" Mason membenahi bajunya. Untuk pertama kalinya, dai berjalan dengan sangat hati-hati ke arah Lana.

"Mason Drake dari keluarga Drake di Provinsi Tengah menyambut kembalinya Sang Dewi Perang! Kami sudah menyiapkan Kediaman untuk Dewi Perang. Silahkan ambil kartu hitam ini. Aku harap Dewi Perang menyukainya!" Mason memimpin anak buahnya menuju ke arah Lana. Dia sedikit membungkuk saat memberikan kartu hitam padanya.

Namun, Lana mengerutkan keningnya dan dengan tenang berkata, "Sumber informasimu cukup bagus juga. Sesuai seperti apa yang diharapkan dari orang terkaya di Provinsi Tengah!" Sambil berkata, dia dengan santai melihat kartu hitam ini dan tertawa dengan dingin "Karena kau telah mengatur tempat tinggalku, aku akan menurutinya. Sedangkan untuk kartu ini, kau dapat menyimpannya!"

"Baik, tentu saja!" Mason menyeka keringat dingin di dahinya sebelum akhirnya berani mengangkat kepala. Dia kemudian menyimpan kartu hitam tersebut.

"Dan Anda adalah...?" Mason menatap Fane saat menyelidikinya dengan sebuah pertanyaan.

"Kami hanyalah rekan yang sama-sama tergabung dalam militer! Secara kebetulan aku kembali ke Provinsi Tengah dan kami berteman! Kalian pergilah. Aku akan naik taksi dan pulang ke rumahku!" Fane tersenyum lalu menatap Lana. "Tetap berkomunikasi lewat telepon ya!"

"Tentu saja!" Lana mengangguk sebagai jawabannya.

Setelah mendengar percakapan itu, jantung Mason berdetak kencang. Itu adalah pesawat pribadi untuk mengirim oara Dewa Perang. Bagi orang ini bisa kembali bersama Ratu Neraka, larat belakangnya jelas merupakan sesuatu yang istimewa. Hal yang lebih mengejutkan adalah cara Lana menatap pria itu terlihat dipenuhi dengan rasa hormat.

Tak lama kemudian, sebuah taksi terparkir di luar gerbang deretan vila. Di sanalah kediaman keluarga Taylor berada!

Fane yang telah melalui situasi hidup dan mati yang tak terhitung jumlahnya, tidak bisa menahan senyum pahitnya saat melihat gerbang vila tersebut.

Saat itu, jika bukan karena ancaman Tuan Taylor Tua dengan nyawanya sendiri, Selena tidak akan bersedia menikah dengannya.

Hal itu juga karena sikap keluarga Taylor yang tidak bertanggung jawab terhadap pernikahannya yang membuat Selena merasa kecewa. Hal itu membuatnya mabuk dan mengembangkan hubungannya dengan seorang pemuda pengantar barang kecil sepertinya.

Meski pernikahan itu awalnya palsu, Selena telah keheningan keperawanannya dengan Fane. Tepat sebelum Fane pergi, Selena mengatakan kepadanya bahwa dia akan menunggunya kembali. Hal itu sangat menyentuh Fane.

Dan sekarang, Fane akhirnya kembali!

Pejuang Terhebat No. 1Where stories live. Discover now