─ dos

178 35 3
                                    

Sinar matahari masuk kedalam kedua netra secara perlahan, membuatnya tersadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sinar matahari masuk kedalam kedua netra secara perlahan, membuatnya tersadar. Hangat dan dingin ia rasakan secara bersamaan, hangat sinar Sang Mentari dan dinginnya lantai keramik.

Tubuhnya ia jatuhkan ke lantai, membuat posisi tengkurep untuk memudahkannya berguling. Kedua tangan dan kakinya yang terikat, membuat gerakannya terbatas. Terlebih kain hitam yang menutup indera penglihatan, membuatnya harus ekstra hati-hati.

Satu-dua gulingan, badannya terkantuk ujung benda sesekali. Rasanya sakit, di tambah bagian bawah tubuhnya yang terasa sangat dingin. Sepertinya, dia setengah telanjang.

"Ssh," ringisnya begitu lengannya terkantuk benda, ia terlalu cepat berguling hingga tidak memikirkan benda di sekitar. Napasnya sesak seketika, detak jantungnya meningkat, keringat membasahi tubuhnya. Gemetar.

Panic attack.

Yeonjun meraup-raup udara ganas, napasnya semakin tidak beraturan. Otot-ototnya menegang, ia mencoba untuk kembali tenang namun sebuah suara menginterupsi.

"Wah-wah," katanya diikuti suara langkah kaki, membuat Yeonjun semakin panik. "Coba kita lihat~"

"HEUGH!"

Kerah baju Yeonjun ditarik kasar, membuat lelaki itu sedikit tercekik. Namun akibatnya seluruh tubuh Yeonjun kesakitan. Dengan kedua tangan dan kaki yang diikat kebelakang lalu kerahnya ditarik, sangat menyakitkan.

Satu jari bertengger di rahang tajam Yeonjun, tubuhnya bergetar seakan ada listrik ribuan volt yang menyetrumnya.

"Halo, cantik." Orang di depannya tersenyum, "mulai sekarang lo adalah peliharaan gue."

Yeonjun tersentak. Peliharaan? Dia gila?

"Ah, pasti terlalu kasar ya? Kalau begitu mulai sekarang lo adalah kucing gue, okay kitten?" Monolognya.

"Coba 'meow~'!" Titahnya sembari mencengkram dagu Yeonjun.

Tapi Yeonjun hanya diam ketakutan. Dan tampaknya orang didepan tidak suka di acuhkan. Cengkramannya semakin erat, membuat rahang Yeonjun berdenyut.

"Gue suruh bilang 'meow~' bukan diem ya, bangsat."

Matanya mengilat, menahan amarah yang memuncak. Namun setelahnya ia tepis kasar dagu Yeonjun.

"Kali ini lo lolos karena lo masih baru. Jadi cepet terbiasa, ma kitten."

echaasu, 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

echaasu, 2021.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENDLESS ┊SOOBJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang