"Ayah.." Ucap Jaehyuk tak percaya.
Seung Hyon menatap putranya dengan pandangan sayu, "Salah Ayah karena aku mempercayai sisi luarmu dengan mudah, kupikir membuatmu bersaudara dengan Asahi akan menyembuhkanmu." Ucapnya, "Ternyata aku salah."
Seung Hyon berjalan melewati Jaehyuk begitu saja dengan boneka robot yang dia berikan kepada Asahi dan sebuket bunga. Seung Hyon memberikan keduanya kenapa Haruto, memintanya untuk meletakkan buket bunga itu, dan bonekanya Seung Hyon meminta untuk membawanya ke Jepang dan memberikannya kepada kedua orang tua Asahi.
"Tapi-"
"Meskipun aku yang mengusulkan pemakaman kecil ini, tetap saja aku, sebagai Ayah dari dua laki - laki ini, tak pantas untuk ikut." Potong Seung Hyon.
Kalimat itu secara terang - terangan tengah menyindir Jaehyuk, membuat Jaehyuk merasa sesak dan tubuhnya menjadi semakin kaku. Haruto pun akhirnya pasrah dan melakukan permintaan dokternya. Seung Hyon pun memutar tubuhnya dan berniat pergi, namun Jaehyuk menahan ujung celananya dan menatap Ayahnya dengan pandangan berkaca - kaca.
"Ayah.." Ucapnya, "Aku benar - benar menyesal, jadi tolong biarkan aku masuk walau hanya sebentar." Mohonnya.
Seung Hyon tak merespon anaknya sedikitpun selama waktu yang cukup lama, hingga akhirnya sang dokter menatap anaknya yang masih menunggu jawabannya. "Ayah sudah bilang berulang kali, hanya karena mereka memiliki sistem dan alat penopang di dalam tubuh mereka, bukan berarti mereka kehilangan kemanusiaannya."
Seung Hyon melepas pegangan Jaehyuk dan berjongkok, menyamakan tinggi wajahnya dengan sang anak. "Apa selama ini perlakuanmu padanya terhitung manusiawi?"
Jaehyuk tak dapat menjawab, lantaran dia sudah sepenuhnya menyadari apa yang dia perbuat. Membuat Asahi sebagai objek pelampiasannya, padahal dirinya sendiri yang selalu menolak untuk menerima bantuan meski tahu dia tak mampu untuk sendiri. Jaehyuk pun berakhir menundukkan kepalanya dan menangis, tak memberikan jawaban atas pertanyaan Ayahnya.
----------
Berita bunuh diri pasien pun tersebar ke penjuru Jepang dan Korea melalui berita internet ataupun tabloid, banyak pula komentar orang - orang akan hal itu. Salah satu komentar paling mengenaskan yang bisa Seung Hyon terima adalah 'Betapa mengenaskannya kedua anak dari seorang dokter hebat justru mengalami gangguan jiwa dan sakit mental, terburuknya hingga salah satunya memilih untuk bunuh diri'.
Seung Hyon terus saja membaca komentar pada berita yang terikat dengannya peristiwa itu, tak peduli seberapa buruknya komentar yang orang - orang berikan. Berpegang segelas beer di tangannya dan leptop di hadapannya, Seung Hyon berusaha mencari tempat dimana dia bisa sendiri walau hanya sebentar. Seung Hyon tak sedikitpun meminum beer itu, setidaknya tidak sampai dia usai membaca komentar beritanya.
Sebuah email masuk ke dalam leptopnya, Seung Hyon pun membukanya dan membaca email itu dengan teliti.
From : PsychiatrichospitalJeonju_email
To : SeunghyonYoon_email
Subjeck : Email rekomendasi
Kami menerima kabar dari Rumah Sakit Universitas Seol perihal peristiwa bunuh diri Hamada Asahi dan lepas kendalinya Yoon Jaehyuk. Dengan ini kami merekomendasikan Ananda Yoon Jaehyuk untuk bersedia menerima penanganan dan terapi dari pihak profesional di Jeonju, demi kesembuhan kesehatan mental Anada Yoon Jaehyuk. Mohon untuk mengisi lampiran di bawah apapila anda bersedia mengirim putra anda untuk ditangani.
YOU ARE READING
JUST A RANDOM STORY ; [Jaesahi]
Fanfictionmostly random oneshoot story, some of it is rated genre so please be wise
NON ACTIVE; SEQUEL ❌
Start from the beginning
![JUST A RANDOM STORY ; [Jaesahi]](https://img.wattpad.com/cover/271505926-64-k194015.jpg)