Jaehyuk tak dapat mengatakan apapun, tangis pria di hadapannya itu semakin keras. Pandangan mata mereka tak terputus sedikitpun. Matanya yang masih menyala merah itu bergetar hebat, tak ada lagi keinginan hidup di dalamnya.
"Seharusnya aku mati saja sejak dulu..."
Asahi kembali berjalan pincang, meninggalkan Jaehyuk yang mematung di tempat. Asahi melewati pintu darurat dan menuruni tangga, dirinya baru menuruni tiga lantai dari delapan lantai yang ada. Kakinya sangat sakit hingga dirinya terduduk di salah satu anak tangga diantara lantai lima dan empat.
PERINGATAN : PASOKAN DARAH BERKURANG!
Sistemnya terus berbunyi, Asahi tidak lagi kuat menahan sakit di kakinya. Kepalanya pening dan pengelihatannya mengabur. Asahi pun jatuh pingsan, terduduk bersandar pada dinding tangga dengan tangan masih mencengkram paha kanannya.
Yoshi kebetulan tengah menaiki tangga darurat lantai empat menuju lantai lima, dia ingin segera menuju lab yang ada disana, namun lift sedang penuh dan berdesak - desakkan. Begitu dirinya melewati tangga tersebut, Yoshi kaget bukan kepalang dan panik.
"ASAHI!"
Yoshi segera menghampiri dan mengguncangkan bahu Asahi. Kulitnya semakin pucat dan darah sudah menggenang dibawah kakinya. Karena Asahi tak kunjung sadar, Yoshi segera mengangkatnya dan berlari kembali memasuki lantai empat. Yoshi dengan begitu terburu - buru berlari menuju lift, membuat darah berceceran pada jalur dan membuat semua orang yang dia lewati ketakutan.
"KOSONGKAN LIFT NYA!" Teriak Yoshi.
Salah seorang yang melihat Yoshi tengah membawa seseorang dengan kaki berdarah - darah dengan sigap menarik orang - orang yang berada di lift keluar meskipun dirinya juga sama panik dan takutnya. Yoshi masuk dengan Asahi di gendongannya dan pintu lift tertutup. Yoshi meletakkan Asahi sebentar dan merogoh saku celananya, dengan jari - jari gemetar, Yoshi menelpon rumah sakit dekat universitas mereka dan memberi kabar.
Hanya butuh melewati jembatan penyeberangan jalan untuk menuju rumah sakit. Kini Asahi dibawa ke Unit Gawat Darurat untuk diperiksa. Dokter yang menangi Asahi terlihat cukup khawatir, luka tusukan cutter pada paha kanan Asahi cukup dalam meski robekannya tidak seberapa. Menutup sobekan otot itu dengan operasi adalah satu - satunya jalan, namun tak mengartikan hal tersebut mudah dilakukan. Belum lagi, Dokter itu tak tahu apakah cutter yang menusuk paha itu berkarat atau tidak, kemungkinan terburuknya luka itu bisa saja sudah terinfeksi. Keputusan terakhir dokter itu adalah untuk membersihkan luka tersebut dan memastikan tidak ada infeksi, baru setelah mereka akan mengoperasi luka itu hingga tertutup.
Yoshi mengabari Mashiho, Haruto dan juga keluarga Asahi, begitu juga dengan tuan besar Yoon yang telah membeli Asahi.
----------
"BAGAIMANA BISA KAU JUSTRU DIAM SAJA?! DIA TEMANMU! TEGANYA KAU!"
"Haruto! Hentikan!"
"SUDAH KUBILANG AKU SEDANG SHOCK!"
"Huh, shock? Alasan yang bagus!" Sarkas Mashiho.
Yoshi bersusah payah menahan Haruto untuk tak lagi memukuli wajah Jaehyuk yang sudah bonyok, sementara Mashiho hanya diam di ujung, melipat kedua tangannya tak senang melihat Jaehyuk.
Jaehyuk menyusul ke rumah sakit di tengah operasi sedang berjalan. Saat itu, Haruto dan Mashiho sudah berada di sana, membawakan makanan dan pakaian ganti untuk Yoshi. Asahi dengan ketiga temannya yang sama - sama berdarah jepang itu memiliki sistem yang sama dalam tubuhnya, namun tak serumit Asahi.
Beberapa tahun sebelumnya, Jepang mengalami fenomena langka dimana masyarakat mengalami kemerosotan kesehatan penduduk. Anak - anak yang lahir dari tahun dua ribu ke bawah, banyak mengalami cacat fisik, penyakit mematikan dan disfungsi organ. Keempat laki - laki jepang tersebut mengalami hal yang sama.
YOU ARE READING
JUST A RANDOM STORY ; [Jaesahi]
Fanfictionmostly random oneshoot story, some of it is rated genre so please be wise
NON ACTIVE 🔞❌
Start from the beginning
![JUST A RANDOM STORY ; [Jaesahi]](https://img.wattpad.com/cover/271505926-64-k194015.jpg)