NON ACTIVE 🔞❌

Start from the beginning
                                        

Jaehyuk menggeleng - gelengkan kepalanya, ketakutan ketakutan akan pisau cutter di depan wajahnya. Dirinya sempat terkejut kala melihat wajah pria di atasnya, matanya meneteskan air mata dan jatuh mengenai bawah pipinya, giginya bergemeretak dan kedua belah bibirnya bergetar, bahkan tangan kurus yang tengah memegang benda tajam itu pun tak kalah gemetar.

Dalam satu tarikan nafas, si pirang mengayunkan pisau cutter itu turun, membuat rasa takut Jaehyuk memuncak dan hanya dapat menutup matanya. Namun, Jaehyuk tak merasakan apapun, dirinya tidak mati. Justru, dirinya mendengar isak tangis dan rintihan kesakitan. Jaehyuk dengan ragu - ragu membuka matanya. Kedua matanya membola kaget kala melihat si pirang, menundukkan kepala dengan isak tangis yang semakin keras, menahan sakit pada paham kanannya yang menjadi sasaran tusukan pisau cutter tersebut.

"hiks... hiks... ugh.."

Tubuhnya membungkuk lemah menahan sakit pada otot pahanya yang robek, air mata mengalir semakin banyak dari mata hazelnya.

"Bodoh! Apa yang kau-"

Plak!

Jaehyuk mencoba meraih bahu si pirang, namuan tangannya di hempaskan begitu saja. Pria itu dengan perlahan mencoba berdiri dengan cutter yang masih menancap di pahanya. Darah mengotori jeansnya dan sweater turtleneck hitam yang dipakainya pun berantakan. Si pirang berjalan dengan pincang, meninggalkan Jaehyuk sendiri di lorong gedung yang sepi itu.

Jaehyuk dengan menahan sakit berusaha berdiri dan mengejar si pirang yang telah melukai dirinya itu, "Asa-"

"JANGAN MENDEKAT!"

Jaehyuk seketika mematung di tempat. Bahu si pirang bergetar semakin hebat dan nafasnya semakin sesak. Tangan lentik itu meraih cutter di pahanya dan mencabutnya, membuatnya semakin merintih kesakitan dengan darah yang bercucuran, membuat jeans abu - abu itu kini memerah darah.

PERINGATAN : PASOKAN DARAH BERKURANG!

Asahi memukul kasar telinganya dan mencakarnya hingga berdarah, menjambak rambutnya dan membenturkan kepalanya ke dinding di sampingnya. Keningnya pun berdarah, namun Asahi terus saja membenturkan kepalanya. Jaehyuk buru - buru mendekat dan menarik Asahi menjauh dari dinding.

"Apa yang kau lakukan?!"

"KUBILANG JANGAN MENDEKAT!" Bentak Asahi sembari menghempas tangan Jaehyuk yang memeganginya dan mundur menjauh.

Jaehyuk memperhatikan kondisi Asahi yang begitu berantakan, kedua matanya memerah seutuhnya dan terus meneteskan air mata, speaker yang tertanam pada samping lehernya terus berbunyi memberi peringatan, saraf buatannya terus memberinya kejutan listrik, pakaian berdarah dan berantakan, begitu pula dengan kening dan telinganya yang berdarah.

Dadanya tak henti naik turun mencoba bernafas, giginya terus bergemeretak dan sorot mata yang begitu gelap. Asahi menatap Jaehyuk penuh kebencian dan keputus asaan, otak dan hatinya sudah menilai Jaehyuk secara permanen, sebagai laki - laki yang akan terus menyeretnya ke neraka dunia maupun nereka usai kematian.

"Jika kau begitu membenciku, kenapa kau tak biarkan saja aku mati?!" Bentak Asahi frustasi, suaranya begitu lirih dan gemetar. "Tak cukupkah dengan semua perlakuan kasarmu padaku?!"

"Asahi.." Ucap Jaehyuk lirih, dirinya berada diantara rasa takut dan juga sedih menyaksikan kondisi si pirang, dirinya juga merasa terpojok mendengar semua kenyataan yang dia lakukan pada Asahi.

"Kau sudah sering memukulku, menendangku, menyuruhku semaumu, bahkan kau melecehkanku. Berapa kali lagi kau ingin menyeretku ke neraka?!" Air mata si pirang jatuh semakin deras seiring dengan nafasnya yang semakin habis. "Aku juga tetep manusia meski kondisi ku berbeda! Aku juga bisa putus asa!"

JUST A RANDOM STORY ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now