Dos

2.5K 127 10
                                    

Pagi hari sudah menyapa. Perlahan cahaya matahari dari luar ruangan memaksa masuk ke dalam kamar dan membangunkan Asahi yang masih tertidur pulas. Dia meregangkan tubuhnya yang terasa kaku karena ulahnya semalam.

Perlahan dia berjalan ke arah kamar mandi. Selesai membersihkan diri, Asahi melirik ke arah jam di atas nakas yang menunjukkan pukul 6:39 pagi. Asahi memakai seragamnya dengan rapi lalu keluar kamar menuju meja makan.

Lagi-lagi sepi. Itu yang Asahi rasakan. Di sana hanya ada sebuah meja penuh dengan berbagai macam makanan bergizi yang sudah tertata rapi. Selalu begitu. Setiap pagi akan ada pelayan yang dikirim oleh orang tuanya untuk masuk ke apartemen miilik Asahi dan menyiapkan semua sarapan atau kebutuhan Asahi.

Saat bangun, yang dia dapatkan hanya 'pekerjaan' yang sudah diselesaikan oleh para pekerja. Pulang dari sekolah pun akan begitu. Asahi hanya perlu makan dan membersihkan diri tanpa harus membereskan apapun yang ada di sana.

Semua akan diurus oleh para pelayan. Asahi saja tidak terlalu ingat dengan wajah pelayan yang bekerja di apartemennya itu karena memang sebegitu jarang Asahi bertemu dengan mereka.

Para pelayan itu bagaikan sebuah sihir? Mereka bekerja saat Asahi belum bangun dan akan selesai lalu pergi dari sana sebelum Asahi datang. Membuat orang lain yang tidak tau bahwa Asahi memiliki pelayan mungkin akan berpikir Asahi memiliki peri penjaga di apartemennya.

Selesai dengan sarapan paginya. Asahi langsung keluar dari apartemen tanpa harus membersihkan meja atau alat makannya sedikitpun.


🥂🥂🥂


Sampai di depan lift menuju lantai bawah, Asahi tiba-tiba mendapat notifikasi yang masuk ke ponselnya. Dia menatap benda pipih di genggamannya lalu membaca isi pesan tersebut.


Ny. Hamada

Jika nilaimu masih jelek sampai semester depan. Aku akan mendatangimu.

Lebih baik kau perbaiki semuanya!


Itulah pesan yang Asahi terima dari ibunya. Jangan heran jika Asahi menamainya begitu. Karena Asahi rasa sosok yang pada kenyatanya telah melahirkan Asahi itu tak seperti sosok ibu pada umumnya. Asahi merasa dirinya dilahirkan hanya sebagai sebuah alat. Alat untuk memenuhi obsesi kedua orang tuanya.

Nilai jelek? Nilai jelek yang Ny. Hamada bilang tadi maksudnya adalah nilai Asahi pada salah satu mata pelajaran yang tidak menyentuh angka sempurna. Hanya menyentuh angka 96 yang bahkan tidak merubah posisi Asahi sebagai siswa terbaik di kelasnya.

Angka 98 saja sudah bisa membuat Asahi mendapat teguran dari ibunya. Apalagi 96. Itulah mengapa kemarin Asahi dimarahi habis-habisan via telepon dan berakhir dirinya mendapat jam private tambahan.


Asahi bisa masuk ke dunia malam karena orang tuanya bukan tipe yang akan mengawasi dia selama 24/7. Mereka tipe orang tua penggila kerja yang hanya menuntut hasil akhir dari putranya. Mereka tipe orang tua yang hanya akan memberi fasilitas dan jadwal.

Ya, jadwal. Jadwal tentang apa saja yang harus dia lakukan selama enam hari dalam seminggu. Jika saja nilainya 'jelek' maka hari minggunya tidak akan ada lagi. Mereka akan memberikan jadwal baru untuk Asahi selama 24/7.

Puncaknya jika nilai Asahi masih jelek di mata orang tuanya. Mereka akan mendatangi Asahi bahkan tak segan-segan menyuruh orang utusannya untuk mengawasi kegiatan Asahi. Dan tentu itu bukan suatu hal yang Asahi inginkan.

Dia meminta sekolah di Korea Selatan karena sudah terlalu muak jika dekat dengan orang tuanya. Dia berhasil 'melarikan diri' ke Korea Selatan berkat dirinya yang menawarkan nilai berapapun yang orang tuanya mau. Berimbas dengan dirinya yang harus selalu memiliki nilai sempurna itu.

Tapi setidaknya ini sudah cukup untuk membuatnya sedikit merasakan sebuah kebebasan. Ya, bebas. Asahi bisa bebas masuk ke dunia malamnya. Dunia malam yang menurut Asahi setidaknya bisa membuat dirinya bebas melakukan apa yang dia mau tanpa adanya paksaan atau tuntutan tentang apa yang harus dia lakukan di sana.

Jangan tanya kenapa dia bisa berakhir di sana. Sudah jelas, karena memang waktu bebasnya adalah setelah jam setengah sepuluh malam sampai sebelum jam delapan pagi. Tak heran jika dia memilih dunia malam sebagai pelarian.

Bukan berarti orang tuanya tidak memberi Asahi jam istirahat saat siang hari. Mereka masih memberikannya waktu istirahat tapi sayangnya Asahi tak merasa beristirahat saat siang hari. Akan selalu ada 'parasit' yang menempelinya.


🥂🥂🥂


Sampai di sekolah pun tidak membuat dirinya merasa tak kesepian lagi. Bukan karena dirinya tak memiliki teman. Bahkan dia memiliki banyak 'teman'. Teman yang memakai topeng saat di depan Asahi. Teman yang akan bersikap baik di depannya supaya bisa melihat buku catatan Asahi sekaligus menjadi tutor gratis mereka saat dibutuhkan.

Mereka itu yang Asahi sebut sebagai 'parasit'. Orang yang mendekatinya dan mengaku sebagai 'teman' saat mereka membutuhkan Asahi.

Tapi bersikap buruk bahkan suka menyebar rumor jelek tentang dirinya di belakang Asahi. Mengatakan bahwa selama ini keluarga Asahi menyogok guru supaya dirinya mendapatkan nilai sempurna.

Jangan kira Asahi tidak tau. Dia hanya berpura-pura dan juga memakai topeng yang sama seperti yang dipakai teman-temannya. Asahi tak suka dengan sikap ke'pura-pura'an mereka tapi Asahi juga tak mau jika harus dijauhi oleh mereka.

Entahlah. Mungkin perasaan seorang remaja yang haus akan perhatian? Asahi juga tidak tau dengan perasaannya sendiri.

Selesai dengan semua jadwalnya. Asahi kembali ke apartemen. Tepat pukul 22.30 Asahi kembali keluar dari apartemennya. Kemana lagi kalau bukan ke club tempat dirinya melepas penat.


🥂💎🥂💎🥂

The Night | kyusahi/mashisahi/harusahi/hwansahi (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang