Re-

536 86 3
                                    

Wanita bersurai kelabu itu tersenyum dengan air mata yang terus mengalir, tubuhnya yang lemah tak bisa ia gerakan seinci pun, luka yang ia terima juga tak bisa ia sembuhkan dengan cepat. Ia sudah pasrah akan kematian yang sebentar lagi menjemputnya

“Tunggulah sebentar lagi, aku akan menemuimu setelah ini”

Penglihatannya yang semakin lama memburam akhirnya pun tertutup, meski begitu ia masih bisa mendengar suara lirih dari seseorang yang ia sayangi, yang terus memanggil namanya tiada henti

Dengan sisa tenaga terakhir, wanita itu berusaha membuka kembali matanya, ah masih buram batinnya sambil meringis kesakitan. “jangan sia siakan tenagamu"

Wanita itu menarik nafasnya sebentar “Aku tidak khawatir akan apapun, kau sudah memenuhi semua harapanku. Setelah ini aku tak bisa berada disisimu lagi, Jadi. Jagalah dirimu baik baik”

Sosok pemuda bersurai kelam itu hanya bisa menggigit bibirnya, menahan diri. Menggenggam tangan pucat dingin milik wanita itu dengan erat, menyalurkan semua perasaan miliknya “ku mohon jangan pergi”

Wanita itu tersenyum “Aku bangga telah menjadi ibumu, Megumi”

Menatap kosong, wanita itu telah pergi untuk selamanya. Sosok hangat yang begitu ia sayangi, Ibu yang selama ini berada di sisinya telah pergi, takkan kembali untuk hari esok ataupun keesokan harinya

Melepaskan genggaman tangan dengan tak rela Megumi tersenyum masam, dan mengusap pipinya berniat menghapus jejak air mata yang sebelumnya mengalir “aku juga, bangga telah menjadi putramu. Air mata tak cocok di wajah ibu, yang cocok hanya senyumanmu”

Fushiguro Megumi mengangkat tubuh itu dengan perlahan dan hati hati, membawanya pergi ke tempat yang layak. Mengabaikan pakaiannya yang kotor dan basah akan darah yang terus mengalir

Berjalan menjauh dari daerah pinggiran Shibuya, Fushiguro terus menatap semuanya dengan sendu “Tempat ini tidak cocok untuk peristirahatanmu, setelah permainan mengerikan ini berakhir, aku janji akan mencarikan tempat yang layak”

Sesungguhnya ia paham dengan semua kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada setiap orang yang sudah terlanjur terseret dalam permainan mengerikan itu, tak terkecuali kakak dan ibunya

Tapi masih saja ia tak terima dengan apa yang telah terjadi, apalagi sosok yang ia panggil dengan sebutan ibu merupakan roh kutukan

Fushiguro terus berjalan, isi kepalanya terasa kosong mendadak. Semua yang berada disisinya satu persatu telah menghilang. Ayahnya yang entah pergi kemana semenjak ia kecil, gurunya yang tersegel entah bagaimana cara melepaskannya, kakaknya yang menjadi salah satu korban ikut terseret dalam permainan, dan ibunya yang tewas tepat di hadapannya

“Apanya yang kau banggakan dariku, aku bahkan tak bisa menyelamatkanmu. Maafkan aku ibu"


_


Gojo Satoru tersenyum melihat bocah kecil yang terus berdiam diri itu, berjalan mendekat dan berujar tanpa adanya basa basi "Mulai hari ini, kita akan menjadi wali mu Fushiguro Megumi"

Bocah kecil dengan tas di punggungnya itu pun menatap dengan aneh. Tentu siapa yang tak heran, ketika ada orang asing yang datang kepadanya dan mengatakan akan menjadi wali nya secara tiba tiba

Fushiguro Megumi terus menatap Gojo, menganalisis seseorang di hadapannya dengan teliti, dan otak pintarnya dengan cepat memproses kalimat aneh Gojo

"Siapa kau?"

"Panggil saja aku Gojo-Sensei dan dia-- kau bisa memanggilnya 'mama' mungkin" lanjutnya seakan tak ada yang salah sama sekali

Kau yang sedari tadi berdiam diri tak jauh dari Gojo hanya bisa menghela nafas lelah, kemudian berjalan mendekati keduanya dengan santai. Kau tersenyum dan sedikit memiringkan kepala

Re-Where stories live. Discover now