Tapi sepertinya sekarang bagi Renjun main hujan lebih menarik daripada menonton karakter kartun gemuk berwarna putih itu.

"Mau main hujan!" Renjun merengek dan mencoba melepaskan diri dari pelukan Guanlin. Tapi tenaga suaminya jauh lebih kuat.

"Huhu, Mas~"

"NGGAK BOLEH, LAI RENJUN." ucap Guanlin, sedikit membentak. "Duduk diem. Nurut sama Mas, atau Mas perkosa kamu sekarang juga!" sambungnya mengancam.

Renjun menggembungkan pipinya. Ancaman Guanlin tidak seru sekali. Pikirnya.

"Asksksk, udah lah. Adek kesel sama Mas!"

Renjun melepaskan diri paksa dari pelukan suaminya lalu beranjak menuju kamar mereka dengan kaki yang dihentak-hentakan.

Guanlin hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan istrinya. Ia tak berniat menyusul atau membujuk Renjun. Nanti juga si manis itu akan kembali baik dengan sendirinya.

.

.

.

Dugaan Guanlin salah. Renjun benar-benar merajuk padanya kali ini.

"Sayang, ayo buka pintunya dong!" ucap Guanlin entah yang keberapa kali sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar yang terkunci dari dalam.

"NGGAK MAU!"

Guanlin memijat pelipisnya. Ia pening, sumpah. Mau diizinin tapi hujannya juga sudah berhenti. Guanlin harus apa? :(

"Dek, buka pintunya ya. Nanti Mas beliin apapun yang kamu mau deh." bujuk Guanlin.

"Nggak mau. Nggak usah nyogok Adek ya, nggak mempan!"

"Permen yupi gimana?"

"Nggak mau!"

"Coklat deh?"

"Nggak mau!"

"Gimana kalo es krim? Pasti mau dong!"

"Nggak mau!"

Kalau sudah begini Guanlin butuh orang lain untuk membujuk Renjun. Ia merogoh saku dan mengeluarkan handphone-nya, lalu ia mengirimi chat pada seseorang untuk datang ke sini.

Tiga puluh menit kemudian...

"Ish kok Mas Alin nggak ngebujuk aku lagi sih?!" Renjun bergumam pelan. Ia masih mengurung diri di dalam kamar.

"Apa Mas Alin udah nggak peduli lagi sama aku?"

"Aku samperin aja kali ya?"

"Ish tapi kan aku lagi ngambek, gengsi ah!"

Tok..Tok..

Sedang bergelut dengan pikirannya sendiri, Renjun dikagetkan dengan suara ketukan pintu.

"Apaan sih Mas?! Adek nggak mau keluar!"

Still play tsundere ya, Njun? :))

"Renjun sayang, ini Mama. Buka pintunya dong!"

Oh, ternyata itu Mama mertuanya.

Renjun dengan segera berlari untuk membukakan pintu setelahnya ia memeluk Luhan dengan erat.

"Menantu kesayangan Mama kenapa hm?" tanya Luhan lembut sembari menangkup pipi gembil Renjun.

"Injun kesel sama Mas Alin. Tadi Mas Alin bentak Injun." jawab Renjun mengadu.

"Mas Alinnya ngebentak mungkin karena Injun nakal." ucap Mama Luhan.

"Nggak kok. Injun nggak nakal, Injun baik." Renjun mengelak.

AFTER WEDDING (GuanRen)✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat