.

.

.

"INJUN PULANG!!"

"Anak Bunda udah pulang!" sapa bunda Winwin lalu memeluk putra bungsu kesayangannya itu.

Tak lama kedua lelaki manis itu melepas pelukannya. Barulah setelah itu Guanlin mencium tangan ibu mertuanya.

"Mama sama Papa mana Bun?" Guanlin bertanya. "Kata Kak Dejun mereka ada di sini."

"Ada kok di dalam. Udah pada nunggu di meja makan, ayo masuk semuanya kita makan bareng!" ajak bunda Winwin lalu membuka pintu rumahnya lebih lebar lagi.

"Bun, ini koper taroh di mana?" tanya Guanlin yang membawa dua koper. Miliknya dan milik Renjun.

"Taroh aja di ruang tengah, Lin. Biar nanti bunda suruh maid buat pindahin kopernya ke kamar Renjun." jawab bunda Winwin. Guanlin mengangguk paham.

"Widih, ada yang baru pulang honeymoon nih!" goda ayah Yuta. "Gimana? Lancar?"

"Lancar banget lah Yah!" Hendery nyeletuk. "Liat aja si Renjun jalannya ngangkang begitu."

"Oh ya? Wah, habis berapa ronde kalian berdua?"

"Ish apaan sih!" sentak Renjun. Ia malu!

"Udah udah, kita makan dulu yuk!" bunda Winwin menengahi. "Bunda, Mama Luhan, sama Dejun udah masak banyak. Ayo di makan!"

Mereka semua menurut. Setelah berdoa dipimpin oleh Papa Sehun, mereka pun makan dengan tenang sampai semuanya tandas.

.

.

.

"Njun, gimana barang yang Mama sama Bunda kasih?" tanya Mama Luhan sambil menaik-turunkan alisnya menggoda sang menantu.

"Ish Mama sama Bunda ngapain sih ngasih kayak begituan. Malu ih!" protes Renjun dengan pipi yang bersemu merah.

"Barang apaan dah?" tanya Dejun. Dia nggak tau apa-apa soalnya.

"Barang yang sama kayak barang yang Mama kasih sebelum kamu sama Hendery honeymoon." jawab bunda Winwin.

Dejun mengernyitkan dahi dan mengingat-ingat. Tapi saat sudah ingat, pipinya berubah menjadi merah seperti kepiting rebus. Ia jadi ingat saat malam pertamanya dengan Hendery di Hawaii. Panas sekali!

"Bunda ngasih lingerie sama sex toys juga ke Kak Dejun?!" tanya Renjun kaget.

"Iya. Mengada-ngada emang nih!" Dejun mencibir.

"Tapi Kak Dejun pake barangnya?" tanya Renjun lagi. Kepoan anaknya.

"Awalnya gue nggak mau pakai, tapi ketahuan Hendery. Dia maksa gue buat pakai, mau nggak mau gue nurut lah." jawab Dejun.

"Kalo kamu sendiri gimana Njun, dipake nggak?" tanya mama Luhan.

"Dipake kok, tenang aja!" jawab Renjun membuat mama Luhan dan bunda Winwin tersenyum puas.

.

.

.

"Gimana Lin?" tanya Ayah Yuta tiba-tiba.

"Apaan yang gimana Yah?" Guanlin tidak paham.

"Gimana di Bali?"

"Ohh. Enak Yah. Adem. Viewnya juga bagus." jawab Guanlin.

"Kalo cita-cita kamu gimana? Udah tercapai?" tanya Papa Sehun kali ini.

Guanlin mengernyit tidak paham.

"Cita-cita aku kan jadi dokter bedah Pa. Udah tercapai dari dulu. Papa ngelindur apa gimana?"

"Bukan itu yang dimaksud Papa Sehun, blegug!" Hendery menoyor kepala Guanlin.

"Ya terus apa anjir?!"

"Cita-cita buat bercinta sama istri di pinggir pantai. Udah tercapai belum?"

"OH ITU TOH!" Guanlin langsung semangat dan menegakan badannya. "Udah dong! Hehe."

Yap, Guanlin pernah membawa Renjun ke pantai yang ada di dekat villa penginapan dan berakhir dengan mereka berdua bercinta di pinggir pantai beralaskan pasir. Kalian nggak tau kan? Eheheh🌚

"Gimana? Mantep nggak?" tanya Papa Sehun lagi.

"Mantep banget Pa!"

"Public sex emang mantep sih sensasinya. Seolah kayak, langit bumi bersaksi~" ucap Hendery menimpali.

"Tapi kadang deg-degan juga. Takut ada yang ngintip. Kalo ngintip doang sih masih mending. Nah kalo divideoin terus videonya dijual ke pornhub kan bahaya." balas Papa Sehun.

"Nggak apa-apa sih dijual ke pornhub, yang penting duitnya bagi dua." ucap Ayah Yuta.

"Dih stress!" Hendery mencibir.

"Kurang ajar lo, Heng. Gue un-mantu juga nih lama-lama!" ucap Yuta sembari menjitak dahi Hendery.

"Eits...tidak bisa begitu Yah. Kalo di un-mantu nanti Dejun sedih. Ayah mau Dejun sedih? Nggak mau kan?"

"Terserah lo dah, Heng." balas Yuta. Lelah dengan kelakuan suami dari anak sulungnya. "Ngomong-ngomong soal pornhub nih, Ayah punya video bokep baru. Mau nobar nggak?"

"GAS LAH!"

"Tapi kecilin volumenya. Kalo sampe ketahuan istri kita bisa dibetot!" ucap Papa Sehun.

Mereka berempat duduk melingkar dan dengan fokus menonton video yang terputar dari handphone milik Ayah Yuta.

"Payudaranya gede banget anjir!" Hendery berseru.

"Tapi muka ceweknya b aja nggak sih?" balas Guanlin menimpali.

"Hih penis cowoknya kecil!" kali ini Ayah Yuta.

"Gedean juga punya gue tuh!" ucap Ayah Sehun.

Tiga puluh menit kemudian, video itu pun selesai.

"Anjir, jakarta panas ya bro?" ucap Guanlin sembari membuka dua kancing kemejanya.

"Sialan, punya gue tegang!" ucap Hendery kali ini.

"Mas Alin!"

Guanlin tersentak kaget begitu mendapati suara istrinya. Ia menoleh dan mendapati istrinya di ambang pintu balkon bersama sang Kakak.

"Sayang, ada apa hm?" tanya Guanlin lembut.

"Kita nginep ya Mas malam ini. Boleh kan?"

"Ohh iya boleh. Malam ini kita nginep di sini." balas Guanlin membuat Renjun tersenyum girang.

"Tapi malam ini aku tidur sama Kak Dejun ya, sama Henjun juga." ucap Renjun.

"APA-APAAN?! NGGAK!" seru Guanlin dan Hemdery kompak.

"DIH, KENAPA?!" balas Renjun dan Dejun tak kalah kompak.

"Adek kalo kamu tidur sama Kak Dejun, nanti Mas tidur sama siapa dong?" ucap Guanlin memasang ekspresi sedih.

"Sama Kak Hendery dong. Ya kan Kak Dejun?"

"Yap. Udah yuk Njun!" Dejun menarik tangan adiknya dan keluar dari sana.

Guanlin dan Hendery saling melempar tatapan horror satu sama lain.

"Hih, ogah gue tidur sama lo!" ucap Hendery sembari bergidik.

"Dih, dipikir gue mau tidur sama lo. Mendingan gue tidur di sofa ruang tengah anjir!"

Tbc...

Maaf kalo garing + ada typo

AFTER WEDDING (GuanRen)✔Onde histórias criam vida. Descubra agora