"Oh okay deh. Aku sama Renjun bakal packing baju dari sekarang." ucap Guanlin.

"Ya udah, Papa tutup ya!"

"Iya Pa. Makasih ya."

"Hm."

Pip!

Setelah memutuskan sambungan telepon, Guanlin pun menyusul Renjun ke dalam kamar.

"Dek, lagi ngapain?" tanya Guanlin yang melihat Renjun sedang berada di depan laptop.

"Lagi cari makanan apa yang wajib kita makan kalau ke Bali." jawab Renjun tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop.

Guanlin membulatkan mulutnya dan mengangguk. Ia beranjak duduk di samping istrinya dan ikut memperhatikan layar laptop yang sedang menampilkan makanan-makanan khas pulau Bali yang sepertinya sangat menggiurkan.

"Tadi Papa Sehun nelpon, katanya semuanya udah beres. Besok lusa kita berangkat." ucap Guanlin memberitahu.

Renjun mengangguk-anggukan kepalanya. "Papa Sehun emang the best, jadi makin cinta deh!"

"Heh! Apa-apaan!" protes Guanlin tidak terima.

"Hih kenapa? Mas iri ya?!"

"Dek, Mas ngambek nih!"

"Ngambek aja. Nanti Adek sama Papa Sehun aja."

"Dek!"

Renjun tertawa. Menjahili Guanlin memang sangat menyenangkan baginya.

"Bercanda Mas!" ucap Renjun setelah mencium lembut pipi suaminya. "Oh iya btw, kita di Bali berapa hari Mas?"

"Dua minggu. Satu minggu kita bakal eksplor pulau Bali, dan satu minggu lagi kita diem di villa." jawab Guanlin.

"Ngapain satu minggu di villa doang?"

Guanlin menyunggingkan senyum miring membuat Renjun langsung paham apa yang dimaksud oleh suaminya.

"Okay, Adek paham. Nggak usah dijelasin!"

Guanlin tertawa. Peka banget istrinya ini.

.

.

.

"Mas, tata bajunya yang bener dong. Biar bisa muat banyak!"

"Emangnya begini salah Dek?" Guanlin bertanya dengan ekspresi bingung.

"Salah!" jawab Renjun cepat. "Awas biar Adek aja yang beresin!"

Renjun sedikit mendorong tubuh besar suaminya lalu mulai membereskan dan memasukan baju yang mau mereka bawa ke dalam koper.

"Mas siapin obat-obatan aja sana!" titah Renjun.

"Obat-obatan yang mau dibawa itu paracetamol sama minyak kayu putih aja kan?"

"Iya. Itu kan yang penting."

"Okay!"

"MAS KOK BAWA CELANA DALEM 2 DOANG SIH?!" teriak Renjun kesal. Bisa-bisanya mau liburan 2 minggu cuma bawa 2 celana dalam.

"Nggak apa-apa Dek. Biar nggak berat." balas Guanlin enteng.

"Jorok ih! Penis Mas nanti jamuran baru tau rasa!" Renjun mencibir.

"Lah emang penis bisa jamuran?" Baru denger dia tuh.

"Bisa lah! Kalo sampe penis Mas jamuran Adek nggak bakal kasih jatah lagi ke Mas!" ancam Renjun.

Guanlin bergidik ngeri.

"Iya iya, sebentar Mas ambil dulu. Bawa berapa ya Dek?" tanya Guanlin.

"10 aja mungkin cukup." jawab Renjun.

"Okay."

30 menit kemudian...

"AKHIRNYA SELESAI JUGA!"seru Renjun sembari merenggangkan tubuhnya.

"Capek ya?" tanya Guanlin sembari mengelap keringat yang bercucuran di dahi Renjun.

"Huum. Pegel Mas~" balas Renjun dengan nada manja.

"Ya udah sekarang kita bobok ya. Udah malem ini." ucap Guanlin.

Renjun melirik jam yang menempel di dinding. Pukul 9 malam.

"Ayo Mas kita bobok!"

Mereka pun beranjak ke kamar lalu berbaring di tempat tidur. Satu tangan Guanlin digunakan sebagai bantal untul Renjun, sedangkan satu tangan lagi ia gunakan untuk memeluk pinggang ramping istrinya.

"Adek udah nggak sabar banget mau liburan!" seru Renjun exited. "Mas juga kan?"

"Iya dong, Mas nggak sabar mau liburan sama kamu!" balas Guanlin tak kalah exited.

'Nggak sabar mau bercinta sama Renjun di Bali maksudnya. Hehe!' --Lai Guanlin, tertawa jahat.

Tbc...


AFTER WEDDING (GuanRen)✔Where stories live. Discover now