Boba matcha tea

12 1 0
                                    

Mungkin bernyanyi menurut sebagian orang hanya sekedar hobi ataupun kegiatan yang mereka lakukan disaat bosan.

Ada pula yang bernyanyi disaat hati mereka gundah, entah itu soal kehidupan, maupun percintaan.

Namun bagiku, bernyanyi adalah bagian dari separuh diriku. Sebab, saat aku bernyanyi aku merasa nyawa ku seketika menjadi lengkap. Iya lengkap. Karena ada seseorang yang selalu terlintas saat bait lagu mulai terucap. Ibu.

Namun sekarang, nyawaku menjadi berlipat ganda!! Kenapa? Karena dia yang mulai hadir didalam kehidupanku dan mulai mengajariku tentang indahnya kata 'Seni'.

Aku Ghea, dan ini kisah ku mengenai musik dan caraku mengenal dia melalui musik.

Selamat membaca!!!

****

Sudah banyak alumnus dari berbagai SMA sedang duduk berjejer dikoridor. Mereka tengah menunggu hasil rapat para panitia ospek mengenai rencana esok. Ada yang duduk di pilar, bangku, nyender ditembok, dan berdiri cemas seperti Ghea sekarang ini, ia bersama ayahnya sudah menghabiskan dua cup Boba matcha tea selama menunggu rapat selesai.

Ayah jadi terbawa suasana, ia pun ikut panik melihat putrinya panik.

"Ayah...jangan ikut-ikutan"

Ayah hanya tersenyum bahkan bisa dibilang tertawa. "Ayah reflex ngeliat kamu," ujarnya sambil mengulum senyum.

Setelah kurang lebih satu jam lamanya, para panitia pun keluar dari ruang rapat. Mereka keluar bersamaan, nampak keren sekali saat mereka melintas didepan Ghea. Ini adalah salah satu impiannya saat menginjakkan kaki didunia perkuliahan. Juga, selama ini ia membayangkan bagaimana rasanya memakai almamater warna mencolok itu, membawa laptop, dan berlarian menuju kelas karena telat. Itu semua sebentar lagi akan ia rasakan selepas ospek selama beberapa hari kedepan.

"Oke, kalian catat apa yang akan saya ucapkan hari ini dan saya minta kalian bawa besok, mengerti?" ujar kating itu sambil menggoyangkan papan jalan ke atas kepalanya.

Kating itu, membacakan satu persatu barang yang harus kami bawa, besok.

Setelah itu, kami mendengarkan pengumuman yang mereka sampaikan. Sampai selesai.

"Kalau sampai ada yang salah membawa bahkan tidak membawa satu barangpun, siap-siap akan mendapat hadiah dari kami semua, mengerti?" kating itu tersenyum pada rekan panitianya, jelas sekali hadiah yang ia maksud adalah hukuman atau jebakan bagi kami semua.

*****

Sebelum pulang Ghea dan Ayahnya berjalan menuju kedai minuman yang tadi. Sebab, Ghea sudah jatuh cinta sekali dengan Boba Matcha Tea disana, perisa matcha itu terasa pekat sekali ketika sampai dimulut berpadu dengan gigitan Boba yang kenyal dan manis. Nikmat syekale.

"Dua Boba Matcha Tea yah, Pak." Ucap Ghea sambal melepaskan topinya yang sedari tadi menempel diatas kerudungnya.

Sambil mendesah, ia menatap kearah gedung fakultas seni tadi. Ia tersenyum sumringah, sembari menyeka keringatnya ia mengibaskan topinya kearah wajah dan menikmati angin yang dihasilkan dari sana. Sedangkan, Ayah sudah lebih dulu menuju parkiran untuk mengambil motor yang terparkir disana.

"Pak, saya mau Americano satu, es batunya lima buah, gulanya jangan terlalu banyak, dan satu lagi, buatnya dengan cinta." Ucap salah satu pria yang baru saja datang.

Bapak kedai itu hanya menjawab pesanan pria barusan dengan acungan jempol sambil tertawa. Baru kali ini ia mendapat pelanggan yang banyak maunya. Namun menghibur, terlebih lagi untuk Ghea.

Ghea dengan pelan tertawa, sambil mengalihkan pandangnya kearah lain.

"Cih, mbaknya ketawa.." balas pria yang namanya sama sekali belum ia kenal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang