BERANDAL MALAM DI BANGKU TERMINAL

17 2 1
                                    

Sebentar lagi pagi 'kan datang
Walau sang bulan malas untuk pulang
Di bangku terminal benakmu bertandang
Gelisah seorang merasa terbuang
Sedetik ingatnya, seribu angannya
Dambakan malam terus berbintang
Di bawah sadarnya nasib bercerita
Hangatnya surya bara neraka....

Selesai balap, aku, ryan dan kawan-kawan lainnya seperti biasa pesta untuk merayakan kemenangan dengan uang hasil taruhan tadi.

"Gas, belanja gih." Suruh Ryan.

"Beli apaan ini Yan,? Tanya Bagas.

"Terserah, elo tanya yang laen pengen apa." lanjut Ryan "Yang penting gue beliin anggur putih satu.

Ini lah kehidupanku setelah aku memutuskan untuk mengenal dengan dunia malam, balap dan alkohol sudah bukan lagi hal yang asing. Bahkan menjadi teman akrab di saat aku dalam kondisi seperti ini. Segala macam jenis narkoba sudah menjadi satu di dalam tubuhku.

Banyak wanita malam yang sering menggoda, tetapi aku tidak terlalu memperdulikan hal itu. Karena aku sadar, di rumah ada sosok perempuan yang sangat aku sayang. Aku selalu berpikir beberapa kali untuk melakukan hal itu kepada perempuan. Ada ibu dan juga adik perempuan yang mesti aku jaga kehormatannya.

Terkadang terbesit dibenakku, bagaimana nanti kalau aku balap terus jatuh. Mati mengenaskan di arena, di penuhi kerumunan orang-orang yang mungkin hanya menonton mayatku yang terkapar lemah. Atau mungkin aku mati tersendak phil extasi yang aku tenggak, keluar busa di mulutku dan tidak ada yang berani untuk membawaku ke rumah sakit. Bisa juga aku mati karena jarum suntik yang salah masuk ke tubuhku.

Aku takut itu terjadi, tapi entah kenapa di saat aku merasakan capek dengan keadaan di rumah, rasa takut itu seakan hilang begitu saja. Seakan di telan begitu saja oleh rasa sakit yang sudah tidak bisa lagi aku obati.

"Malam yang panjang, nyet." Tukas Ryan

"Pastinya." Jawabku dan langsung melanjutkan "Bagi gele gue satu, malam ini gue pengen ketawa. Males gue mabok mulu."

"Ambil, have fun lah." Ryan menyodorkan sebungkus rokok yang berisi ganja semua.

"Terbaekss emang sohib gue satu ini." Aku dan Ryan ertawa lepas..

"HAHAHAHA. Malam ini kita have fun sampe pagi." Seru Ryan.

Aku bersama kawan-kawan menghabiskan malam bersama, dengan alkohol dan juga bermacam-macam jenis narkotika menemani malam kita yang sangat panjang. Sampai akhirnya satu persatu kita tertidur lelap di atap rumah Ryan yang langsung terbuka ke langit.

*****

Kriiiiing kriiiing

"Taik. Berisik bener sih itu telepon." Tanpa aku lihat itu siapa yang menelpon, langsung saja aku angkat. Suara yang sudah tidak lagi asing bagiku.

"Eh bodoh, bangun dong ah, anter gue ke gereja." Ujar Clara.

"Iya iyaa, tunggu." Jawab aku singkat.

Jam sudah menunjukan pukul 7:00 wib. Aku yang baru saja tertidur langsung bergegas menuju rumah Clara.

Perjalanan dari rumah Ryan ke rumah Clara memakan waktu sekitar setengah jam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE CROWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang