Aku hanya seorang wanita yang biasa di panggil Rara, nama yang singkat tpi mudah di ingat. Sering kali aku berfikir "kapan aku bisa berhenti terombang-ambing oleh harapan semu yang ada di fikiranku ?" Aku mulai lelah berharap pada ketidak pastian yang selalu ada di dalam diriku. Entah kenapa aku seperti ini.
"Rara" aku menoleh ke belakang sambil tersenyum dan menunggu dia menghampiriku.
"Kamu dari mana saja ? Sebulan ini aku tidak melihatmu sama sekali."
Aku hanya diam menunduk, dan memainkan sepatu putihku.
Dia menepuk pundakku dan berkata
"Pasti kamu memikirkan hal itu lagi. Sudah kubilang pasti ada orang baik yang mau menerima kamu apa adanya."
Aku hanya tersenyum kecil, senyum yang menandakan aku tidak baik-baik saja di dalam hati. Tetapi aku harus dapat menerima semua itu, karena takdir sudah terjadi.
"Iya, aku tau pasti ada orang baik yang menerimaku. Tapi fikiran itu tidak pernah lelah menggangguku setiap saat."
"Baik lah Ra, sekarang kita hilangkan dulu fikiranmu dan bersenang-senang sejenak denganku"
Aku berjalan mengikuti bayangannya yang terus melangkah maju
--bersambung--
