Chapter 1 : The Bitter Seventeen ⚠️

1.3K 212 102
                                    

Moodboard

Recommended sound : Claire de Lune by Claude Debussy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Recommended sound : Claire de Lune by Claude Debussy


Warning ⚠️ : mature content, mention of blood and implicit scene of rape.

***

Denting nyaring dari sendok yang beradu dengan gelas perunggu terdengar ke seluruh penjuru aula kerajaan. Pesta ulang tahun ketujuh belas anak terakhir raja Yang sudah menuju klimaks dengan dimulainya pesta dansa di tengah.

Ironis sekali ketika ramai pesta megah itu justru membuat salah seorang pangeran Emerald merasa kesepian.

Yang Jungwon. Anak pertama raja Yang terduduk di meja aula sendiri, memijat pelipisnya karena kepalanya terasa berputar dan tubuhnya seperti terbang. "Seingatku aku hanya meminum segelas wine." Monolognya saat ia mencoba berdiri menjauh dari gemerlap pesta riuh itu.

Jungwon berjalan di koridor istana sebelah barat, hendak pulang menuju kamarnya yang agung, tetapi seseorang tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya. "Mau kemana?"

Meskipun koridor hanya diterangi obor temaram, Jungwon masih bisa melihat dengan jelas siapa pria yang sedang berdiri di hadapannya. Jungwon segera menepis kasar tangan itu. "Kurang ajar! Kau pikir dengan siapa kau berbicara, Letnan Jay? Dasar tidak sopan."

"Dengan pangeran yang lemah?" Pria yang disebut dengan Jay terkekeh renyah saat mendapati reaksi kesal sang pangeran. Jika dalam keadaan sadar sepenuhnya mungkin Jungwon sudah mengacungkan pedangnya, merasa dihina seperti ini tentu ia tidak akan tinggal diam.

Dia bukan orang lemah seperti yang orang lain kira. Tapi sekarang, tubuhnya seperti tiada daya, ia malah terhuyung jatuh ke pelukan salah seorang Letnan Perang kerajaannya.

***

Bulan malam itu menyuluhi daun-daun dengan embun yang menempel di permukaan. Sinarnya menerobos masuk melalui celah ranting pepohonan yang menjulang. Suasana malam itu begitu syahdu jika tidak tercemari dengan keributan yang ada di hutan tak jauh dari kastil Emerald.

Beberapa prajurit kerajaan meletakkan tubuh seseorang di tanah yang cukup senggang dengan pohon oak sebagai tameng dinginnya angin malam. Sedangkan seorang pria bangsawan sedang mengawasi mereka dengan seksama, tersenyum kecil ketika mendapati pemilik tubuh itu sudah sepenuhnya sadar.

"Apa yang kau lakukan Jay? Lepaskan aku!" Jungwon, seseorang yang tubuhnya terbaring di tanah dengan tangan kaki terikat mencoba memberontak.

Pria itu berjongkok di sebelah tubuh Jungwon, tersenyum miring saat pangeran tertua kerajaannya dalam keadaan tak berdaya. "Bagaimana rasanya terbaring di tanah seperti ini, Yang Mulia?" Jay menginjak pergelangan tangan Jungwon yang terikat di tanah, memunculkan rintihan sakit yang diam-diam ia nikmati. "Apa kau tidak muak dengan dirimu sendiri? Berlagak menjadi seorang pahlawan. Tanpa rasa takut melawan kebijakan tetua dengan memunculkan ide tak berguna. Apa aku harus menyadarkanmu dengan cara seperti ini? Kau pura-pura kuat namun sebenarnya kau persis seperti sekarang, Yang Mulia Jungwon. Lemah."

UNWANTED [SungWon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang