sayang banget banget

1K 124 60
                                    

Syukurnya, Gina dan Dion datang tepat waktu. Mereka berjalan bersisian dan tampak elegan dengan outfit masing-masing. Gina mengenakan dress anggun dari desainer Indonesia, Biyan. Ini merupakan dress berwarna lembut yang Gina persiapkan khusus untuk acara hari ini. Ada detail lace dan tulle serta sentuhan etnik menambah kesan yang kuat. Dipadukan dengan pashmina warna senada membuat Gina tampak begitu manis.

Sementara Dion begitu menawan mengenakan setelan jas dan rambut yang ditata tak biasa.

Penampilan keduanya tak kalah dengan deretan selebriti yang hadir pada gala premiere ini. Sebagai salah satu tim balik layar, Gina segera bergabung dengan teman-temannya.

"Ih gorjess banget, saaay," kata Tari, sang script writer.

"Lo juga, Mbak, stunning deh!" puji Gina, iya, mengingat saat syuting mereka selalu berpenampilan seadanya. Bahkan kalau udah waktu-waktu genting terjadi, mata panda dan muka kuyu terlihat jelas. Pokoknya yang menjadi perhatian mereka adalah syuting lancar, aktor dan aktris main bagus, dan segala teknis terkendali.

Jadi, melihat teman-temannya pada kece banget begini benar-benar membuat hati bahagia. Ditambah hari ini adalah momen yang mereka nantikan. Kerja keras mereka yang udah digarap berbulan-bulan akhirnya bisa dirilis ke masyarakat luas.

"Eh, pasutri gesrek tidak terlihat gesrek malam ini," komentar Pilip yang hadir bersama Kiya. Sebenarnya, Pilip juga sama seperti Dion, datang untuk support para perempuan ini. Tapi kalau Dion udah official dan legal sebagai pendukung Gina nomor satu. Pilip masih ngawang-ngawang.

"Kami tuh malam ini memang kudu bersahaja," sahut Gina menyandarkan kepala di lengan Dion.

Kiya menyengir lalu cipika-cipiki ke Gina. "Kiwkiw, flawless banget sayangkuuuh."

"Make up sendiri lho, gueee. Ish, cantik banget Kiya nggak kuat." Gina lalu beralih ke Pilip. "Gimana, Lip? Cantik banget kan?"

Pilip melotot, salah tingkah dia Gina cengcengin. Saat Kiya menoleh ke arahnya karena bungkam aja dari tadi, Pilip menggaruk tengkuk. "Cantiklah. Perempuan."

"Jawabannya main aman," bisik Gina ke Dion.

"Si berisik kalo salting kek gitu tuh," balas Dion berbisik.

"Nggak boleh bisik-bisik depan orang!" kata Pilip sewot. Soalnya ketauan banget suami istri itu lagi ngomongin dia, ekspresi mereka sengaja parah lagi ngelirik-lirik dia.

Dion sama Gina hanya menyengir nggak berdosa. Sejurus kemudian, kehebohan terjadi di lorong venue membuat perhatian mereka teralih.

"Ya ampun, Na! Kiev! Kita harus foto bareng nanti, Na!" seru Kiya antusias.

Gina menyahut tak kalah heboh. "Oh, ya? Pastilah, harus!"

Dion hanya bisa menghela napas. Gina dan Kiev dalam satu momen? Biasalah~

Bukannya apa-apa. Kiev juga teman sekelas Dion walau nggak seakrab Shandy dan Udin. Dion pun menyimpan kagum dan respect pada kerja keras Kiev dan well, idola Gina masa remaja itu memang berbakat. Kiev juga sukses dan passionate di bidangnya.
Nggak bisa Dion pungkiri, karya-karyanya Kiev memang sebagus itu. Sedangkan Gina juga nggak lagi fangirling Kiev separah waktu SMA dulu. Buktinya nggak ada poster dan segala merchandise tentang Kiev di rumah mereka. Kalau cuman foto bareng sama ngobrol biasa oke lah, no hard feeling.

Mereka nggak langsung ketemu Kiev saat itu karena film sebentar lagi akan diputar. Jadi, mereka berjalan memasuki studio. Tangan Dion otomatis mendekap bahu Gina, menjaganya di tengah-tengah kerumunan.

Akhirnya, mereka memasuki studio dan duduk di kursi premiere bioskop dengan nyaman. Beberapa saat kemudian, lampu di studio itu mulai dipadamkan dan layar super besar di hadapan mereka kini menjadi sumber cahaya. Gina menggenggam tangan Dion gugup saat film dimulai. Padahal dia sudah mengetahui segala yang ada dan melakukan screening dengan tim sebelumnya. Tapi tetap saja rasa nervous menyerang Gina saat ini. Dion tersenyum dan mengusap tangan Gina menenangkan.

Halal Zone 2: After MarriedWhere stories live. Discover now