UNDERSTAND [20]

23K 1.9K 174
                                    

Perihal maaf dan memaafkan nampaknya sudah sering Haechan lakukan dan bagi Haechan sendiri tidak ada ruginya melakukan hal itu. Memang sepatutnya kita sebagai manusia haruslah saling memaafkan bukan? Selain hati menjadi damai hidup pun rasanya jadi bahagia.

"Heii kau tidak gila kan?"

Haechan mendengus melihat sang kakak yang menatapnya dengan wajah menyelidik.

"Rupanya selain suka kesurupan kau juga suka tiba-tiba gila ya?", Hendry bergidik ngeri melihat sang adik yang tadi terlihat senyum-senyum sendiri di dapur rumah mereka.

"Salah semua jadi manusia, seharusnya Hyung bersyukur dongsaeng manis mu ini bahagia", Haechan menatap sengit Hendry yang sedang membuka lemari pendingin.

"Yaa.. yaa.. taulah yang hubungannya kembali"

"Hyung?", Setelah cukup lama diam Haechan menatap Hendry yang sedang memberi makan Bella, anjing kesayangannya juga Mae.

"Hm?", Gumamnya sembari menggusak tubuh Bella.

"Apa menurutmu keputusanku benar?"

Hendry diam cukup lama sampai ia meletakkan kembali Bella kedalam tempat tidurnya, mengambil botol plastik yang tadi ia keluarkan dari lemari pendingin, menegak air dingin itu sampai beberapa tegakan.

"Tak ada salahnya memaafkan dan memberi kesempatan kedua", gayanya sudah seperti orang yang sangat bijak. "Mau aku bilang keputusanmu salah juga kamu sudah lebih dulu menerimanya kan?", Lanjutnya lagi.

Haechan mengangguk, "semoga saja keputusanku benar"

Hendry mengangguk, lalu berlalu meninggalkan Haechan seperti biasa. Kakaknya itu kadang memang bisa menjadi pribadi yang bijak, menjadi kakak yang baik untuknya, tapi terkadang juga bisa menjadi musuh terbesar bagi Haechan juga. Hubungan kaka beradik yang menyenangkan.

"HAECHAN HANDPHONE MU BERBUNYI"

"SEO HENDRY!!"

Tawa Haechan pecah ketika mendengar teriakan Mae nya, ini memang sudah malam wajar saja jika Mae mereka marah padahal ibu dua anak itu juga ikut berteriak.

"Haii..", sapanya ketika mengangkat panggilan Video tersebut.

"Apa aku menganggu?"

Haechan menggeleng sembari mengatakan tidak, lalu duduk didekat jendela, meletakkan Handphonenya diatas meja.

"Hyung sedang apa?"

"Habis mandi"

Haechan memberengut, memakan buah kesukaan Mark, "malam-malam begini?", Haechan melirik jam yang terletak di sebelah kirinya 9.30

"Lain kali jangan mandi malam lagi Hyung, sudah sering kali aku ingatkan bukan? Kamu ini suka sekali mencari penyakit sih", masih dengan mengunyah Haechan mengingatkan Mark yang mana berhasil membuat sang kekasih tertawa.

"Iya sayang, lain kali aku tidak akan melakukannya"

"Nye nye nye"

Mark tertawa, gemas dengan tingkah Haechan barusan. "Kamu tahu tidak? -

- tidak", Haechan tertawa ketika melihat raut wajah yang Mark tunjukkan, selalu seperti itu ketika Haechan memotong pembicaraannya, Mark akan diam dengan raut wajah datar miliknya.

"Baiklah maafkan aku, lanjutkan", tawanya masih tersisa disana.

"Ternyata Lucas bisa bucin juga", Mark dengan serius membicarakan laki-laki yang sebentar lagi akan menikah itu.

[END] UNDERSTAND [MarkHyuck] °Where stories live. Discover now