Menerima Suami Ibuku

931 23 2
                                    

Hay-hay Author datang lagi... Ingatannya cerita ini banyak adegan dewasa 21+ mohon bijak dalam membaca. Jangan lupa setelah membaca jangan lupa bintang-bintangnya dan masukan sub yah untuk mengikuti bab selanjutnya.

👇👇👇👇

Delia dan Salman masih sama-sama polos setelah bertempur untuk ketiga kalinya. Salman sangat mengagumi tubuh istrinya. Walaupun Delia sudah tua sama seperti ibunya namun, rasa Delia sama seperti gadis muda masih enak dan gurih.

Delia tersenyum karena suaminya puas atas semua pelayanannya. Salman dan Delia pun berbaring bersama dalam kamar kontrakan yang sempit setiap kali bercinta.

"Sayang, kamu harus pindah ke rumahku! Semua sudah ku urus," ajak Delia masih dalam pelukan Salman.

Salman menghembuskan napas panjang. Sebenarnya Salman ingin pindah karena ia sudah tak nyaman di kontrakan ini. Beberapa orang membicarakannya dan ucapan mereka sangat menyakiti hati. Padahal dari awal ia sudah memberitahu pemilik rumah kalau ia dan Delia sudah menikah akan tetapi, tetap saja mereka selalu julid.

"Sayang," panggil Delia lagi beranjak bangun.

Salman memegang kepala Delia dengan kedua tangannya dan mendekapnya lagi sesekali mengecup keningnya setelah itu melumat bibirnya dan melepaskannya lagi.

"Aku mau! Aku sudah tak betah di sini. Tetangga di sini bermulut sangat pedas. Padahal kita benar-benar sudah menikah walaupun secara sirih itu kan sama-sama Syah disangka kumpul kebo," keluh Salman sembari menghembus napas panjang.

"Kalau begitu ayo kita bersiap? Hari ini juga Aa harus pindah. Aku tak mau Ada jadi bahan gosip mereka," ungkap Delia merasa sangat marah sekali sembari beranjak bangun.

Salman malah semakin memeluknya dengan erat. "Satu kali lagi yah, baru bersiap," pintanya sembari melumat bibir Delia.

Wanita separuh baya itu pun mengangguk dan tak akan pernah bisa menolak jika suaminya minta jatah padanya. Keduanya pun kembali bertempur mungkin untuk yang terakhir kalinya karena Salman tak berniat pindah lagi ke sini.

Salman sudah merasa sangat enak hidup dengan wanita yang lebih tua dengannya. Tak peduli apa kata orang yang paling penting itu hidupnya sekarang jauh lebih baik. Tanpa harus bekerja keras laki-laki itu merasakan hidup enak. Dengan uang jajan lumayan dan makanan yang terjamin sepertinya Salman betah dan akan mempertahankan Delia. Mungkin sampai Delia mati karena usia Delia hanya tinggal beberapa tahun lagi.

Dari awal niat Salman itu hanya ingin hidup enak tanpa harus bekerja keras. Biar pun mempunyai istri yang sudah nenek Salman tak peduli. Selama ia setia maka Delia akan memberikan apa yang Salman butuhkan.

Selesai bertempur Delia pun mulai menelpon seseorang untuk memindahkan semua barang-barang baru yang baru dibelinya untuk dipindahkannya ke rumahnya. Tak lupa Delia memberitahu para pembantu di rumahnya untuk membersihkan kamarnya karena ada yang mau pindah ke rumahnya.

Irsa baru saja bangun dan ia merasa sangat lapar sekali saat ia keluar kamarnya menuruni anak tangga dan mengerutkan keningnya saat melihat beberapa pembantu rumah tangga mulai sibuk dengan barang-barang yang baru dilihatnya.

"Ada apa ini?" tanya Irsa bingung.

"Ini, A tadi Ibu bilang Bapak akan tinggal di sini jadi Ibu mimta dibereskan kamarnya," jawab Pak Asep salah satu supir yang bekerja di rumah Delia.

"Bapak siapa?"

"Suami Ibu yang baru, A."

Seketika wajah Irsa pun berubah menjadi kesal dan marah. Sekarang ibunya melakukan semuanya sesuai keinginannya tak mempedulikan apa pendapatnya. Laki-laki itu pun sangat geram. Seketika rasa laparnya pun hilang dan kembali masuk kamar.

Merejah Pagar AyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang