Black And White

Sang Gadis Sendal Jepit

Seorang gadis sedang asyik bersenandung di bawah langit yang mendung. Hari ini, ia ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar.

Namun, langkahnya terhenti ketika melihat seekor kucing liar sedang menyebrang, yang membuatnya panik, sebuah mobil melesat cepat. Ia dengan sigap melindungi kucing itu.

"Meng awasss!"

Kini, posisi gadis itu seperti perisai.

"Shit! Dasar cewekk gilaaaaa!" umpat pria itu yang langsung keluar dari mobilnya.

"Lo mau mati, huh?! Jangan kotorin mobil gue pakai darah lo!"

Gadis itu menggendong seekor kucing yang lusuh. Sepertinya dia benar-benar aneh.

"Heh! Upil monyet! Kamu bisa enggak, sih, bawa mobil?" Gerutu gadis itu.

"Bodoh!"

"Siapa yang bodoh?"

"Lo,"

"Kamu lebih bodoh. Nyetir aja gak becus."

"Eh, kamu yang cowok lekbong itu, 'kan?" tanya gadis itu sambil mengerutkan dahinya.

"Hmmm"

"Kamu, yah! Udah tengil, galak, julid, enggak berprikucingan lagi. Dasar gak punya hati."

Pria itu menghela nafas. Bertemu dengan gadis berisik ini adalah kesialan baginya.

"Minggir, gue mau lewat."

"Miawwwww"

"Miawwww"

"Miawwww"

"Iya, Meng, dia emang gak punya perasaan!"

Berbicara dengan kucing? Benar-benar gila!

"Kamu mau ke mana?! Tanggung jawab!"

Pria itu terus berjalan. Lagi-lagi dia tidak digubris olehnya.

Dia mengambil sendal jepit miliknya, lalu memasang ancang-ancang andalannya.

"Dengan kekuatan sendal jepitnya Eudora, bismillah, headshoot."

Plukk! Tepat sasaran. Sendal jepit tadi terlempar tepat mengenai kepalanya.

"Sorokin cowokk songong, huhuhu."

"Miawwww!"

"Mana orangnyaaa, tuh tuh tuh tuh"

"Miawwww!"

"Dikasih pantat, nih nih nih nih."

Kucing itu melompat dari gendongannya dan lalu ikut membelakangi pria itu—menunjukan pantat serta ekornya. Aishh! Kompak sekali.

"Arghsss! Dasar cewek sendal jepit sialan!"

"Meng kabur, Meng."

Gadis itu langsung menggendong kucingnya, dan berlari tanpa menghiraukan umpatan pria itu.