Bahkan sangat kasar hingga rasanya sangat perih, "Jae—hmpp."
Tak lama kemudian Rose mencapai puncaknya dengan membasahi tangan Jaehyun, sedangkan jari Jaehyun tak berhenti mengoyak lubang Rose hingga wanita dipangkuannya itu bergetar hebat.
"Kau masih meragukan ucapanku?" Jaehyun berbisik tepat ditelinga, dengan tangan yang tak berhenti memompa vagina Rose kuat. Rose mendesah nyaring, meremas kuat lengan Jaehyun karena tak mampu menahan kenikmatan yang pria itu berikan.
"Dan asal kau tau, bahkan sekarang vagina basahmu yang berkedut hebat meminta untuk dihancurkan ini tak membuat penisku berdiri seperti biasanya." Rose berteriak nyaring ketika seluruh tangan Jaehyun masuk kedalamnya dan menggeseknya kuat.
Paha Jaehyun kembali basah karena cairan Rose yang menyemprot deras karena puncak yang dicapainya, "Itu tandanya aku sudah muak dan tak tertarik lagi denganmu, meski kau mengangkang lebar dihadapanku seperti jalang."
Jaehyun mencengkram erat rahang Rose dan menyuruhnya untuk berdiri dari pangkuannya, tak memperdulikan tubuh Rose yang masih bergetar akan puncaknya.
Pria itu menyeret Rose hingga kedekat pintu ruangannya dan menghempaskan tubuh kurus itu disana hingga tersungkur. "Sekarang keluar dari ruanganku! Dan jangan pernah kembali." desisnya, lalu meninggalkan wanita yang menatapnya kesal itu kekamar untuk berganti pakaian.
*FLASHBACK END*
*****
"Cemburulah padaku, Lee."
Taeyong mengerjapkan matanya polos mendengar ucapan Jaehyun, dengan wajah tanpa dosanya Taeyong mengangkat tangannya. Meletakkannya pada dahi Jaehyun, kemudian sebelah tangannya juga melakukan hal yang sama pada dahinya.
Berkonsentrasi penuh dengan kegiatannya, jangan lupakan mata yang terbalik keatas membuat Jaehyun mengernyit atas apa yang dilakukan Sekretarisnya itu.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Jaehyun yang bingung dengan tingkah Taeyong.
"Mengecek apakah suhu tubuh Sajangnim naik lagi?" ucapnya cepat. "Ternyata masih panas." wajah Taeyong terlihat khawatir.
"Ayo, istirahat lagi Sajangnim."
Jaehyun menipiskan bibirnya dan berdecak kesal, "Ck, aku sudah tidak sakit!"
"Tubuhmu masih panas, bicaramu juga sudah tidak terkontrol lagi. Biasanya orang yang sedang sakit suka berbicara sembarangan, aku paham itu." Taeyong menganggukkan kepalanya, seolah memahami keadaan Jaehyun. Wajahnya masih terpasang khawatir dan tanpa dosa.
"Lee, aku—." Jaehyun tidak mampu lagi melanjutkan perkataannya hingga hanya bisa memijat pelipisnya.
"Hhh, berdiri! Kau berat!" kesal Jaehyun mendorong Taeyong agar menjauh dari pangkuannya.
"Siapa juga yang menarikku tadi? Cih!" Taeyong berdecih pelan melihat tingkah Jaehyun, "Ayo kita kekamar Sajangnim, Sajangnim harus banyak istirahat." ucapnya menarik lengan Jaehyun untuk segera berdiri dari duduknya.
"Aku bisa sendiri." Jaehyun menepis tangan Taeyong pelan, kemudian berdiri dari duduknya.
Taeyong sedikit mengernyit melihat tingkah Jaehyun, "Sini biar kubantu." ucapnya kembali menawarkan bantuan.
"Aku bisa sendiri, Lee. Sana keluar kau!" usir Jaehyun dengan kesal lalu berjalan cepat meninggalkan Sekretarisnya itu sendirian.
"Dasar tidak peka!" gerutunya pelan.
Taeyong menatap tak percaya akan tingkah Jaehyun, "Mengapa dia mengomel seperti itu sih?! Dasar tidak tau terimakasih!" omelnya kemudian pergi dari ruangan Jaehyun sembari menghentakkan kakinya kesal.
YOU ARE READING
My Crazy CEO (JAEYONG) ✔️
Romance{COMPLETE} "I still can't believe that My Crazy CEO is my husband." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
PART 9
Start from the beginning
