Jeno serasa amat tersentuh. Di kecupnya kembali dahi Jaemin yang agak tertutup poni sebelum mengakhirnya dengan satu kecupan lembut di bibir.

"Tadi dokter Kim kesini. Katanya kamu gapapa kok. Cuma kecapean aja."

Jaemin tampak sedikit berpikir setelah mendengar penjelasan suaminya.

"Umm.. baby?" Takut-takut Jaemin bertanya apakah pingsannya dia ini karena ada janin mungil yang tumbuh dalam dirinya atau tidak, karena tak biasanya ia pingsan hanya karena lelah, dalam hati kecilnya ia berharap agar mendapatkan anugerah.

Mendengar pertanyaan Jaemin, Jeno hanya bisa menghela nafas sambil tersenyum, berusaha memberi pengertian kepada si manis, "belum rejeki Na."

Ia tau istrinya pasti akan sedih mendengar jawabannya tapi ya bagaimana lagi, memang belum waktunya mungkin.

"Gapapa sayang, nanti coba lagi ya. Tenang aja." Ciuman lembut sekali lagi diberikan Jeno pada kening istrinya, kali ini agak lama. Membuat Jaemin bisa lebih sedikit tenang dan mengembalikan semangatnya.

"Udah jam 5 nih. Nana mau early dinner? Mau snack? Atau mau apa?"

Jaemin tampak berpikir sejenak.

"Umm.. mau mandiiii. Badanku kerasa lengket habis berenang belum mandi, bau kaporit jugaaaa."

"Yaudah yuk aku mandiin. Sambil nunggu calon baby dateng ke perut kamu, sekarang kamu dulu ya yang jadi baby nya aku."

"Siap daddy!"

Jeno tertawa kecil dan mencium belah bibir Jaemin dengan lembut. Digendongnya sang istri ala bridal style ke kamar mandi yang ada di dalam kamar mereka.

Jeno medudukan tubuh kurus sang istri di pinggiran bathup dan membantunya melepas baju tidur yang tadi ia pakaikan pada Jaemin. Ia menyalakan keran di bathup dan mengisinya dengan air hangat, memastikan suhunya sudah cukup untuk dipakai sang istri berendam.

"Yuk masuk." Jeno benar-benar memperlakukan Jaemin layaknya seorang bayi. Untuk masuk ke dalam bathup saja ia tak membiarkan Jaemin berjalan. Ia kembali menggendong sang istri dan dengan lembut meletakkan tubuh ramping kesukaannya itu ke dalam bathup.

"Ahh.." Jaemin mendesah nikmat merasakan tubuhnya yang lelah bersatu dengan hangatnya air, membuat sendi-sendinya seakan rileks kembali.

Jeno tersenyum melihat istrinya yang  menikmati berendam dalam bathup.

"Mau ambil bebek karet? Atau bathbomb?" Jeno menawarkan.

"Dua-duanyaa!"

Sekarang Jeno sedang serius mengeramasi rambut istrinya. Digosoknya perlahan dan sesekali memberinya pijitan dikepala.

"Ahhh~ iya disitu.. enak.. ahh.." Jaemin tuh emang dikit-dikit mendesah. Jeno kembali menggelengkan kepalanya tiap kali pikiran kotor mulai menghampiri otaknya akibat mendengar desahan merdu sang istri.

Godaan terbesar itu saat ia harus menyabuni tubuh istrinya secara menyeluruh. Jaemin sih tengah asik menium-niup gelembung yang diciptakan dari busa sabun disekitar permukaan air di dalam bathup. Sesekali ia akan membunyikan bebek karet yang sedang berenang-renang bersamanya di dalam bathup, membuat benda itu berbunyi "kwek kwek" seakan meledek Jeno. Sedang Jeno sendiri berusaha menahan nafsunya. Paling tidak supaya little Jeno ini tidak tegang karena merasakan lembutnya kulit Jaemin. Jeno benar-benar menahan diri untuk tak tergoda akan tubuh istrinya. Mencubit puting atau penis Jaemin pun tidak. Menggesek-gesek lubang anal si manis pun apalagi. Benar-benar Jeno menahan diri mati-matian untuk tak menjamah tubuh istrinya dengan nafsu. Dia benar-benar tidak mau Jaemin pingsan lagi. Karena sekali dia tergoda, bisa susah berhentinya.

Mnkh | NOMINWhere stories live. Discover now