"ini rumah Jeno"

Terjawab sudah rasa ingin tau Sehun. Sehun hanya mengangguk menanggapi. Ia tidak protes meski Haechan membohonginya, masa bodo di basecamp haechan ataupun dirumah Jeno yang ia butuhkan hanya penjelasan laki-laki tampan itu.

Tak begitu buruk didalamnya. Meskipun tak begitu luas namun penataan barang perabotan didalam sangat tepat membuat enak dipandang. Dan tak lupa sebuah lemari kaca besar disana sangat mencuri perhatian.

Sehun mendekat kearah lemari kaca tersebut. Dilihatnya satu persatu piala yang berjejeran.
'juara 1 olimpiade matematika'
'juara 2 olimpiade sains tingkat nasional'
Dan masih banyak lagi.

Hati Sehun sedikit terenyuh melihat tulisan kebanggaan disana. Ia menjadi teringat dengan kembarannya yang juga memiliki segudang penghargaan. Sehun juga ingin seperti itu, namun kemampuan orang-orang berbeda bukan.

"dia dulu satu sekolah sama kita"

Sehun menoleh kearah Haechan.

"Jeno partner olimpiade Kang Hoo"

Tepat dengan perkataan itu, Jeno keluar dengan membawa 3 gelas minuman menyegarkan. Bukan minuman mahal hanya sekedar air mineral yang diisi es batu namun untuk seseorang yang telah kehabisan tenaga minuman itu sudah cukup menggiurkan.

Keduanya meneguk habis air dingin digelas masing-masing. Sehun menatap Jeno sedikit lama, memang laki-laki itu tak nampak seperti seorang pembunuh. Laki-laki itu memiliki badan sedikit lebih tinggi dari Haechan dan wajah yang tampan yang terkesan pendiam. Ah tapi Sehun tak boleh tertipu dengan cover, didunia sekejam ini yang terlihat baik belum tentu baik yang terlihat jahat pun belum tentu jahat. Penampilan bisa menipu.

"gue minta maaf" ucap Jeno dengan kepala tertunduk.

"oke jelasin"

Jeno menghela napas besar berusaha menetralisir rasa gugupnya. Lee Haechan tak diam saja, ia juga menatap kawannya berusaha menyampaikan bahwa semua akan baik-baik saja dan tak akan seburuk apa yang ada dipikirannya.

"jadi.. sebenarnya gue salah satu temen Kang Hoo. Gue bisa deket sama Kang Hoo karena kita sering jadi pasangan dalam olimpiade mewakili sekolah. Gue tau kalau Kang Hoo baik banget, tapi gue malahhh"

Haechan menepuk pundak Jeno berulang kali berusaha menguatkan sahabatnya. Haechan tau sedekat apa Jeno dengan Kang Hoo. Tapi kesalahan fatal Jeno yang tak ia sadari membawa Kang Hoo ke jurang kematian.

"gue yang bawa Kang Hoo ke sekolah, gue yang nyerahin dia ke para bajingan itu" ucap Jeno dalam sekali nafas.

Jeno menjelaskan kembali kejadian lama itu. Dimana Jeno yang dimintai tolong oleh kekasihnya untuk membawa Kang Hoo kesekolah dengan alasan bahwa Hwang Sinb menunggunya disana untuk memberi sebuah kejutan karena hari itu bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Tanpa ragu Jeno mengiyakan permintaan kekasihnya, Hwang Umji. Bodohnya Jeno langsung meninggalkan Kang Hoo begitu saja, karena ia berpikir akan sangat mengganggu jika ia turut menemani Kang Hoo yang harusnya menikmati waktu berdua dengan Sinb. Padahal saat itu Kang Hoo memohon padanya untuk minta ditemani karena Kang Hoo memiliki phobia gelap dan perasaannya juga tak enak. Tapi bodohnya lagi Jeno menolak. Andai saja saat itu ia tak menolak mungkin sekarang ia masih bisa tertawa bersama seperti dulu kala. Namun bagaimana lagi Tuhan terlalu mencintai umatnya hingga ingin segera memeluknya dan menjaganya disurga.

Setelah menjelaskan semuanya Jeno merasa sedikit lega. Berbeda dengan Sehun yang pikirannya nampak kosong juga tatapan matanya yang begitu sendu.

Tak jauh berbeda dengan Sehun, Haechan pun nampak mengenaskan. Ia yang merupakan kekasih resmi Umji juga merasa sedih. Tapi sayangnya hal itu tak membuat Haechan meninggalkan si gadis. Ia malah ingin tetap bersamanya dan menjaganya. Seburuk-buruknya manusia pasti butuh rumah kan? Pencopet juga butuh rumah kan? Sama seperti Umji ia juga butuh rumah untuk pulang beristirahat sejenak. Dan Haechan ingin menjadi rumah untuk gadis itu. Menjadi rumah yang kokoh tak akan rusak meski diterpa badai, menghangatkan dikala musim hujan, menenangkan dikala malam, dan menjadi tujuan terakhir sejauh apapun ia berjalan.

Haechan tak ingin seperti Jeno yang lari dari masalah. Pergi mencari jalan pintas tanpa ingin melalui proses. Padahal sejauh apapun ia pergi masalah akan tetap mengikuti. Dengan proses berusaha menghadapi inilah yang mendewasakan diri.

Suasana masih hening. Masing-masing dari mereka masih bergelut dengan pikiran diri sendiri. Menimang apa yang harus mereka lakukan diesok hari.

Sehun masih tak habis pikir bahwa Hwang Umji yang menyuruh Jeno untuk membawa Kang Hoo ke jurang kematian. Kini Sehun tau alasan Haechan mengajaknya kerumahnya tempo hari lalu dimana secara mendadak Haechan menceritakan kebaikan dari kekasihnya. Mungkin Haechan ingin Sehun tak terlalu membenci Umji atau karena alasan lain? Sehun tak tau.

Dan lagi-lagi salah satu keluarga dari Kekasihnya. Kalau sudah begini Sehun harus apa? Apa ia harus egois berjalan seperti semula sesuai rencananya toh hubungannya dengan Sinb masih tak begitu lama, kenangannya pun masih sedikit. Tapi jauh didalam hatinya ia tak rela menyerah begitu saja meninggalkan kekasihnya, hatinya berkata ini bukan salah Sinb ini salah keluarganya. Ahh Sehun pusing pingin beli truk.

*****

Jadi dulu Jeno itu pacar Umji

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Jadi dulu Jeno itu pacar Umji. Trus kenapa bisa Jeno gak marah waktu Haechan pacaran sama Umji? Karena saat itu cuma Haechan yang paham posisi Umji, cuma Haechan yang gak menilai Umji dari satu sudut pandang aja.

Jadi pingin buat cerita tentang Haechan-Umji juga... Setuju gak?

Btw mampir dicerita 'sora' yaa gais
Di cerita itu fokus ke Yuta, isinya gak terlalu rumit juga

Btw mampir dicerita 'sora' yaa gais Di cerita itu fokus ke Yuta, isinya gak terlalu rumit juga

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

bonus mumpung udah buka puasa😂

LOSE OR WIN (SEHUN & SINB) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن