ᴜɴ

887 135 8
                                    

Tangis haru membasahi pipi sepasang kasih yang tengah berpijak saling merekatkan diri, ucapan cinta dan bisik terima kasih kerap teruraikan lembut kala sepasang telinga menerima untuk segera menyampaikan ke hati. Hoseok berhasil melamar Taehyung dengan lancar, pemuda tampan itu tak punya alasan untuk menolak yang terkasih.

Konsep lamarannya memanglah sederhana, namun menyebarkan kebahagiaan tak terpungkiri bagi yang ikut andil sebagai team dari yang melangsungkan. Euforia tak kunjung usai meski balon berwarna ungu pekat telah dilayangkan ke angkasa saat mengindahi cantiknya langit senja kala menemani kedatangan bagian terpekat yang kelak akan hadir.

Rangkulan hangat dari yang saling membagi kasih tidak hanya terjadi pada Taehyung dan Hoseok, melainkan pada Jungkook dan Jimin yang mengambil peran penuh dalam proses pelamaran ini. Mereka adalah otak dari ide-ide tersebut, sampai terciptalah kepuasan sebab semuanya berjalan dengan lancar.

Sebagai sahabat dari Taehyung dan Hoseok, tentu mereka juga merasakan kebahagiaan saat mengetahui sahabat keduanya akan segera terikat dalam hubungan suci setelah hari ini. Tidak ada lagi kata main-main dalam berhubungan, hanya ada keseriusan untuk konsisten pada komitmen yang tinggi di hubungan yang sakral. Yah, Jungkook dan Jimin tak akan henti berharap serta mendoakan bahwa semuanya dipermudah sampai perayaan yang sah pun tiba.

Walau Jimin sendiri membatin, "semoga masih ada kesempatan, sebelum Taehyung nikah, Jungkook udah ngelamar duluan."

Sayang sekali tidak pernah bisa benar-benar terwujudkan kala melihat bagaimana Jungkook yang masih bahagia dengan masa santainya sekarang. Jimin tidak hanya sekali dua kali memberi kode terselubung untuk segera dilamar, tapi Jungkook menanggapinya dengan candaan yang membuat Jimin jadi malu sendiri.

Sempat berpikir ingin mengakhiri hubungan yang entah kemana tujuannya ini, namun Jimin sudah terlalu sayang pada pria-nya, membuat ia enggan untuk membuat keputusan sepihak yang mungkin saja bisa menyulitkan. Tak hanya itu, Jimin juga menimbang baik dan buruknya, ia pun mengoreksi diri dengan menduga, "oh, mungkin ini hanya bentuk dari kenafsuan, mungkin memang sama-sama belum siap dan belum waktunya."

Sampai terlalu muak dan sadar telah membohongi diri sendiri.

Si manis yang masih larut pada pikiran di kepalanya pun menoleh, menatap rahang tegas Jungkook yang perlahan menyamping untuk memberikan Jimin tatap-pemandangan wajah tampan itu seutuhnya. "Lo seneng nggak sih ngeliat satu persatu sahabat kita udah mau nikah?" Tanya Jimin hati-hati sekali.

"Iya! Banget, yang." Sahut Jungkook menunjukkan raut bahagia yang membuat Jimin memiliki harapan bahwa obrolan ini bisa menjadi jembatan dari keinginan yang akan segera ia sampaikan.

"Tapi.. kalau untuk gue pribadi, gue belum siap, sih. Soalnya nikah kan nggak gampang, butuh persiapan yang matang, gue nggak mau gagal, gak mau kayak orang tua gue yang akhirnya saling nyakitin kemudian pisah."

Pupus sudah harapan Jimin, ia telah terdahului oleh Jungkook yang seolah tidak mau membuat Jimin meneruskan obrolan ini ke tahap yang lebih serius. Kasarnya, tidak mau membuat Jimin berharap bahwa Jungkook akan melamarnya dalam waktu dekat ini atau mungkin sampai nanti.

Jimin tidak mau ambil pusing untuk kali ini, dirinya tengah dalam bahagia sebab projectnya goal ditambah yang melangsungkan adalah sahabatnya sendiri, maka dari itu ia hanya menanggapi dengan tertawa kemudian mengangguk, setelahnya ia sandarkan kepala pada bahu kokoh yang menjadi sandaran favorit baginya.

Dalam hati, sesungguhnya pun Jimin masih berharap, "semoga kelak aku yang ada di posisi Taehyung, dilamar sama orang yang paling di sayang. Sama kamu, Kook."

****

Jimin membanting tubuhnya kasar kala dirasa sudah dekat dengan jarak ranjangnya sendiri, ia menghembuskan napas lega walau sesak masih terasa. Matanya menatap langit-langit kamar, pandangannya kosong sebab pikirannya melayang-layang. Hingga Jimin tak sadar bahwa keheningannya yang tak seperti biasa membuat Yoongi sebagai teman kamarnya menolehkan pandangan untuk menatap Jimin dengan heran.

Quand M'épouser?Where stories live. Discover now