Kini

122 17 7
                                    

"Jadi, lo mau ditampar realita pake apa nih?"

Arjuna yang siang itu sedang menonton TV jadi menolehkan kepala begitu merasakan kehadiran Naufal di sebelahnya. Temannya itu mengambil remote TV dan mengecilkan volume.

"Gue kecilin biar lo bisa denger,"

Arjuna berdecak, merebahkan kepalanya pada sandaran sofa dan matanya menatap langit-langit indekosnya. "Nggak ngerti," ucapnya pelan, berusaha menghindari topik yang akan dibawa oleh Naufal. Arjuna yakin, temannya itu akan membahas perasaannya.

"Mau gue bilang ke satu kosan nggak kalau lo belum move on?"

"Wah, gila ya lo!" Sontak Arjuna menegakkan tubuh. Kali ini ia duduk tegak menghadap Naufal yang kini sedang memperhatikan Arjuna dengan ekspresi serius.

"Makanya bilang sama gue mau ditampar pake apa,"

"Gue udah move on ya, sialan lo!"

"Eits, kalau udah harusnya nggak usah emosi, dong?"

Arjuna menatap Naufal dengan lelah, tidak berselera mendebat temannya itu. Arjuna tahu kalau sekarang Naufal ingin 'menamparnya'—seperti yang ia bilang. Bukan tanpa alasan Naufal melakukannya karena sejak Arjuna bertanya pada Angga mengenai perasaannya saat dini hari, satu bulan kemudian Angga malah menyebarkannya di grup chat. Katanya: woi, juna belum move on tuh!

Grup itu diperparah dengan balasan Kevin yang melaporkan kejadian di restoran cepat saji.

Kevin A.
Oh katanya dia mau move on kalo besok ga ujan

Kevin sialan. Arjuna makin kesal, terlebih saat chat berikutnya dari Kevin muncul.

Kevin A.
Dia pernah bilang gitu waktu ketemu pacarnya syila

Jadilah seharian itu grup yang harusnya lebih banyak menyebarkan informasi berfaedah dan positif, malah jadi tempat bulan-bulanan Arjuna.

"Gimana rasanya ketemu pacarnya Syila?" Naufal tiba-tiba bertanya, sementara Arjuna yang mendengarnya cuma bisa menatap Naufal penuh tanya. Kejadian itu sudah lama berlalu dan hanya Arjuna dan Kevin yang tahu. Namun karena tiba-tiba Kevin membicarakannya, sekarang kedua temannya yang lain jadi tahu kejadian yang tidak ingin Arjuna ingat-ingat lagi.

"Biasa aja," sahut Arjuna seadanya. Naufal yang mendengarnya cuma bisa tertawa puas. Tangannya menepuk pundak Arjuna beberapa kali.

"Kan kata gue juga apa," kata Naufal setelah berusaha meredakan tawanya. "Sabar ya, sekarang sih puasin aja lo makan nyesel lo."

"Iye, berisik lo."

Naufal malah jadi tertawa lagi, meskipun tidak sekeras sebelumnya. Naufal menurunkan tangannya dan sekarang ia menaikkan lagi volume TV seperti sebelumnya.

"Jangan lama-lama nyeselnya, kata BTS juga life goes on,"

Arjuna menoleh cepat, mengernyit sebentar. "Kenapa jadi BTS?"

Naufal menunjuk TV dan berdecak. "Tadi ada iklan BTS terus gue jadi inget lagunya aja. Tapi kenapa lo permasalahin ini, sih? Harusnya lo ambil amanat gue."

"Emang apa amanat lo?"

Naufal semakin berdecak. Matanya menatap tajam Arjuna, tapi yang ditatap cuma balik memandang dengan sorot polosnya. Entah ia tidak mengerti atau cuma pura-pura saja. Yang jelas bagi Naufal, temannya itu memang tolol kalau urusan cinta.

"Pikir sendiri." Naufal berujar cepat sebelum akhirnya ia meninggalkan Arjuna yang masih memperhatikan Naufal sampai eksistensinya tidak lagi terlihat.

Sementara itu, Arjuna terduduk di sofa dengan senyum tipis di bibir.

Thanks Pal, gue lagi belajar kok. Lagian, gue juga udah janji sama Syila.

---

Notes;

Hai! Jadi gimana setelah baca sampai akhir? :D

Semoga paham ya karena aku pake alur maju mundur gini dan nggak bener-bener aku tulis waktu (maksudnya misal tahun 2019, 2020, dsb dsbnya). Aku cuma nulis garis besarnya aja. Tapi aku mau coba jabarin beberapa hal, takutnya ada yang bingung.

1. Latar waktunya masa sekarang (tahun berapa pun kalian baca ini, pokoknya itu masa sekarang ya). Aku nggak nyebut tahun yang spesifik.

2. Arjuna lagi flashback aja. Emang malem-malem sukanya mikirin hal-hal yang harusnya nggak dipikirin kan. :')

3. Arjuna sama Arsyila kenal dari jaman maba, tapi mereka yang intens ketemu dan 'ada' satu sama lain cuma tiga tahun, soalnya setelah itu Arjuna 'ngilang' setahun.

4. Arsyila mulai kenal Bayu dan jadian waktu Arjuna ngilang itu. Makanya Kevin bilang Syila-Bayu mau dua tahun.

5. Di part Desember itu, mereka baru ketemu lagi setelah insiden menghilangnya Arjuna dari kehidupan Arsyila, tapi sebelum ketemu itu mereka udah saling ngobrol-ngobrol lagi lewat chat.

Udah, deh. Semoga ngerti ya hehe soalnya ini draft dari dua tahun lalu, sedih aja kalau nggak dilanjut :')

Tmi, akhirnya aku ada tenaga lanjutin nulis ini karena dini hari ngga bisa tidur dan bengong dan lagi denger playlist, sampai akhirnya keputer lagu Jannabi - A thought on an autumn night. Terus tiba-tiba dapet ilham dan aku rasa lagunya cocok sama cerita ini, jadilah aku ngebut nulisnya sampe tamat. :')

Tambahan, selain lagu di atas, lagu yang menggambarkan isi ceritanya itu lagu Jannabi (lagi hehehe) judulnya for lovers who hesitate. Aduh dari judul aja udah tau ya isinya gimana....

Terakhiiiir, terima kasih buat siapa pun yang baca sampai kata terakhir ini.

Aku rasa siapa pun pernah rasain hal kayak Arjuna ini, suka seseorang tapi ragu. Mau gimana pun semua perasaan itu valid dan ada alasannya sendiri, jadi gapapa. Jadiin pelajaran aja kan ya... Besok-besok ya kalau bisa jangan ragu lagi kalau suka sama orang (apalagi kalau orangnya punya perasaan yang sama). Iya nggak, Juna?

Okayyyy sekian deh ya, aku kebanyakan nulis notes :(

Jangan lupa minum air putih yang banyak ya temen-temen! See you! <3

Lots of love,
Far

A Thought on a Rainy NightNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ