pria tua di sudut ruangan

77 11 7
                                    

Titik demi titik dalam tiap babak kehidupan telah dilalui.
Deru napas dalam tiap denyut telah diembuskan.
Sekarang apa?
Aku hanya pria tua di sudut ruangan.

Jikalau waktu bisa dikembalikan.
Tatkala kabut senja masih bercokol jauh di sana.
Saat asa masih jadi tumpuan.
Aku ingin kembali ke sana.

Hari-hari di mana rambutku masih sehitam arang.
Menangis seperti kehilangan akal karena afeksi si puan.
Menyusun sajak penuh perhitungan dengan bunyi selaras.
Membiarkan hari berganti tanpa harus menghitung tiap detik yang berlalu.

Aku ingin mengulangnya.
Momen di mana kakiku membawaku berlari menembus andromeda.
Mengejar impian hingga ke ujung horizon.
Mendengar bunyi napasku, seakan ialah resital di tengah padang lapang.

Andaikata masa beliaku kembali merasuk dalam nadi.
Andaikata kisah masa mudaku masih menjadi misteri.
Namun aku terdiam di sini, mengulang kembali klise masa keemasanku di dalam kepala.
Aku hanya pria tua di sudut ruangan.

Kian mengering tak lama jadi debu.
Kian berida, tak lama jadi memori.
Kian mengabur, tak lama akan tersiah.
Aku hanya pria tua di sudut ruangan.

autumn leavesWhere stories live. Discover now