Dengan suara membuai paraunya, juga dengan tatapan mata sayu dan lengkungan senyum menghias di wajah sang dosen tampan. Membuat kilatan bayangan berbahaya mampir lagi ke benak Sooyoung, wajah Sehun sekarang percis dengan gambaran fantasi gilanya itu kemarin.

Sooyoung menahan nafas dengan mata terbelalak yang tidak bisa berkedip menutup karena kaget lagi. Bonus juga, degup jantung yang kembali memacu cepat.

Sehun mendengus pelan sembari tersenyum kecil melihat wajah Sooyoung. Tangan besarnya mengelus pelan lengan kanan Sooyoung yang langsung melirik pelan arah gerak tangan Sehun. Kenapa tangan dosennya ini sekarang bergerak semakin dekat ke arah dadanya sendiri ya? Kemudian kenapa juga kelihatannya dia seperti ingin melepaskan kancing bajunya ya?

"Kau tau seberapa besar aku menginginkanmu kan?" ucap Sehun menatap lekat mata coklat madu Sooyoung yang masih melotot besar.

Sehun mulai melepas kancing bajunya, kancing pertama kemudian kedua lalu ketiga. Bongkahan dada bidangnya yang mengintip dari celah kemeja yang terbuka itu membuat Sooyoung semakin ingin pingsan saja sekarang rasanya.

"Aku sangat ingin merasakan bagaimana panasnya kulitmu saat menyentuh tubuhku."

Emergency alert! Sooyoung mulai merasakan denyut di kepalanya juga dadanya sekarang. Deg deg. Loh, kenapa sih jantungnya berdetak dengan tidak bisa dia kontrol begini?

Saat Sooyoung masih mematung begitu, Sehun malah mendecih.

"Ck, kau ini kaku sekali sih. Park Sooyoung, sudah kubilang kan resapi karaktermu. Bayangkan kalau kau itu Hana, apa yang harusnya kau lakukan untuk menimpali aku tadi." Sehun kembali merengut sebal.

Sooyoung menelan ludahnya. Adegan iya, ini hanya adegan saja untuk kepentingan ceritanya sendiri. Dari awal kan ssaem bilang ini perkara adegan komik semata kok!

"Ah.. itu, aku... itu.. aku.." Sooyoung kembali mencicit dan terbatah.

Tapi tetap saja kan mana bisa semudah itu melatih adegan semacam begini. Terutama apabila dengan dosen sendiri, apalagi kalau ditambahkan dengan sorot mata, dada bidang, dan juga otot-otot perut yang tercetak indah di depannya...

Ya tentunya dia jadi gelagapan seperti tadi itu lah. Aish.

Sehun sudah kembali mendecih dan Sooyoung sudah menunduk lagi, sedang menyiapkan batin kalau nanti dia diamuk. Saat dering telepon di kantung Sehun berbunyi nyaring, dengan dengus tidak suka dia mengangkat dan menjawab teleponnya. Fiuh... dia bernafas lega, sangat amat lega merasakan udara sesak yang daritadi dia hirup terlepas keluar. Rasanya dia bisa selamat, dia masih bisa hidup dan bernapas.

"Park Sooyoung, maaf tapi aku harus rapat dengan dekan, jadi bimbingan kita hari ini harus dengan terpaksa jadi tertunda." Sehun kembali kelihatan makin tidak senang saja sekarang.

Sooyoung meneguk ludah sebentar begitu melihat sosok menjulang dosennya yang sudah menarik dirinya dan berdiri tegak, namun tetap saja kancing kemeja nya masih dia biarkan terbuka bebas dan kulit putih mengkilap seperti patung porselen itu kembali memanggil-manggil untuk diintip sekilas. Pemandangan indah yang sebetulnya sayang dilewatkan.

Gelengkan kepala Sooyoung, apa-apaan sih??!!

"Kalau begitu, aku permisi dulu ssaem." ucap Sooyoung kemudian sembari membungkuk pelan, dan permisi pamit.

LoveLessons.comWhere stories live. Discover now