"Kau ini lamban sekali ya. Kalau kau adu lomba dengan kura-kura pun, aku yakin kau yang akan kalah." protes Sehun begitu Sooyoung memunculkan wajahnya.
"Bisanya kau membuat aku menunggu lama sekali, kelas nya jadi terlambat kan? Dan sekarang ini jadinya salah siapa?" kembali Sehun melayangkan omelannya.
"Maafkan aku ssaem, aku lupa." balas Sooyoung kemudian.
Sejujurnya dia memang lupa, lagipula siapa yang bisa menganggap serius permintaan antar-jemput dengan menjadikan gelas kopi sebagai alasan.
Sehun sekarang mendecih dan tersenyum miring. "Park Sooyoung, kau ini selalu lupa terus, lupa dan lupa lagi. Kemarin itu kau lupa dengan tugas yang aku suruh, sekarang lagi-lagi kau juga lupa dengan tugas yang juga aku suruh. Kau tidak menganggap hal ini penting ya?" Sehun kembali mengocehi Sooyoung.
Sooyoung langsung menciut mendengar ocehan orang yang berada di hadapannya. Kepalanya sudah menunduk dalam lagi.
"Maafkan aku ssaem." cicit Sooyoung sekali lagi.
Sekali lagi juga, bisa apa sih memangnya dia kalau sudah dihadapkan dengan dosen murka begini? Selain hanya bisa menunduk dan meminta maaf, dia masih mau lulus kuliah dengan baik dan kalau bisa secepat-cepatnya juga sekarang, yang paling turbo. Seandaikan bisa...
"Kenapa kau selalu menunduk terus, Park Sooyoung? Aku jadinya kelihatan seperti orang kejam tukang siksa begini. Angkat wajahmu." ucap Sehun lagi kemudian. Atau perintah?
Sooyoung sendiri masih menunduk dan menggigiti bibirnya. Entah kenapa kepalanya sendiri rasanya berat sekali, susah sekali baginya hanya untuk sekedar mengangkat wajahnya. Lagipula selain itu, dia tidak mau bertatapan muka dengan dosen lebah pembunuh ini sekarang.
"Park Soo-Young... Aku tidak marah loh, kenapa kau seperti ketakutan begitu sih?"
Sooyoung meringis lagi dengan kepala yang masih menunduk. Tidak marah apanya? Jelas-jelas dia sudah mengamuk murka sejak tadi sampai Sooyoung kesulitan bernafas dibuatnya.
"Atau kau itu maunya aku marah betulan, iya?" nada bicara dosennya ini semakin keras saja.
Membuat Sooyoung jadi tersentak lagi sesaat, badannya bergidik seperti tersengat listrik. Takut.
"Tidak ssaem, maafkan aku."
"Sudah ku bilang aku tidak marah, Park Sooyoung. Tidak perlu terus-terusan minta maaf." ucapnya tapi dengan nada ketus dan juga dengusan dari hidungnya.
Siapa juga yang bisa percaya kalau dia tidak marah jika sendirinya bicara dengan nada begitu?
"Park Sooyoung, kau sudah bawa sketsa kasar yang aku minta?" tanya Sehun kemudian.
Sooyoung mengangguk dan terus-terusan mengangguk. "Sudah ku selesaikan semua dan sudah aku bawa juga, ssaem." jawabnya masih dengan kepala yang mengangguk.
"Jadi mana?" todong Sehun.
Sehun masih saja menggeram dan Sooyoung makin terus merinding dibuatnya. Seriusan apanya yang sedang tidak marah, dia ini betulan seperti macan yang lepas dari kandang. Apa yang Sooyoung perbuat semuanya selalu saja salah, salahkan saja terus. Tidak tau apa yang dosen nya ini inginkan sebetulnya.
YOU ARE READING
LoveLessons.com
RomanceJadi begini ceritanya, aku ini punya rahasia yang amat kusembunyikan rapat kalau aku itu seorang pengarang webcomic romance ero. Celakanya, rahasia ku ini ketahuan! Sialnya yang tahu adalah dosen ku sendiri, Oh Sehun. Makin gilanya lagi dia malah me...
LL.COM |04
Start from the beginning
