ENDING CHAPTER A (Happy ending - Quinze 15)

Mulai dari awal
                                    

Tapi tatapan intimidasi itu nyatanya cukup untuk membuat Jeffrey hanya diam serta mengerjapkan matanya saja.

"Majestè, aku ingin ikut !" Kekeh Rosè.

Jeffrey menelan ludahnya lalu berdehem pelan.

"Tapi keadaan mu baru saja membaik sayang, perjalanan ke kediaman Jekahar akan memakan waktu yang lama, aku takut kau kelelahan,"

"Ah baiklah kalau begitu," Jeffrey kemudian tersenyum ketika Rosè terlihat menurut saja pada apa yang dikatakannya, tapi itu tak lama karena kedua matanya langsung membulat mendengar ucapan Rosèanne selanjutnya.

"Jika begitu, saat Majestè pergi nanti aku akan tiap-tiap hari berenang di kolam, memanjat pohon apel untuk ku sendirian dan mencari buah berry sendiri dihutan."

"Ah, baiklah kau boleh ikut, mari kita bersiap, kau harus membawa beberapa barang dan pakaian untuk diperjalanan nanti..." Putus Jeffrey cepat segera anjak dari posisinya yang tengah berbaring sambil memeluk Rosè itu. Mencium kening Rosè terlebih dahulu sebelumnya, segera memerintahkan beberapa pelayan untuk menyiapkan keperluan Rosè yang akan ikut dengannya.

Tidak bisa, Jeffrey tidak akan pernah membiarkan apa yang istrinya itu katakan menjadi nyata. Susah payah dirinya tersiksa melihat keadaan Rosèanne yang mengkhawatirkan disaat yang lalu, apakah kiranya dirinya akan dengan mudah membiarkan Rosè nya melakukan hal berbahaya seperti yang dikatakannya ? Oh tentu tidak, tidak akan pernah.

Sedangkan Rosèanne sendiri hanya terkikik kecil, memperhatikan punggung Jeffrey yang telah keluar dari kamarnya.

Rosè merasakannya lagi, perasaan dari hatinya yang selama beberapa waktu ini seakan sangat membaik disertai berbagai letupan rasa bahagia.

Dirinya bahkan bisa makan dengan lahap kembali, tak ada rasa mual atau sesuatu yang sakit seperti yang lalu-lalu dia rasakan. Hanya saja memang, Rosè masih tidak bisa memakan jenis daging apapun. Termasuk daging asap yang harus kalian ingat bahwa Rosèanne sangat menyukai makanan itu.

"Reine, air mandi untuk anda telah siap, mari..." Hingga seorang pelayan menyadarkan Rosè dari pikirannya, segera bangkit dari ranjangnya dengan melilitkan selimut ke tubuhnya yang polos, memakai kembali gaun tidurnya yang sejak tadi tergeletak begitu saja dilantai. Ulah Jeffrey tentu saja.

Rosè sedari tadi hanya terus tersenyum. Tidak tahu, dirinya hanya terus merasa bahagia tanpa alasan pasti, mudah tertawa karena hal kecil juga lengkap dengan suasana hatinya yang selalu baik.

Namun bukankah yang namanya kebahagiaan memang tidak selalu beralasan ? Jadi Rosè tidak terlalu memikirkan keadaannya yang membaik kini, dia hanya akan menikmatinya.

.
.
.

"Kau yakin akan ikut ? Bukankah lebih baik kau ke rumah oncle saja Rosè, bermain dengan adikmu, Anna..." Dauphin menatap khawatir pada Rosè yang tengah dipakaikan baju hangat sebagai pelengkap baginya untuk diperjalanan. Tersenyum menatap Dauphin yang justru terlihat khawatir.

Ah iya, kalian juga harus tahu jika kini Dauphin telah resmi menjadi seorang ayah setelah buah cintanya lahir 3 tahun lalu dan dia beri nama Anna Navarra El'Francois.

Yah, seperti dugaan Jeffrey, anak Dauphin adalah perempuan.

"Tidak apa-apa oncle, lagi pula Rosè bosan berada di istana," Balasnya.

"Atau kau mau kerumah ku saja, la tante mu berencana akan membuat kue jahe, kau suka membuat kue kan..." Wisten kini mencoba bersua, ingin hati membuat keponakannya itu mengurungkan niatnya untuk ikut bersama Jeffrey.

Wisten khawatir tentu saja, apalagi kini dia jadi lebih overprotektif pada keponakannya itu.

"Tidak mau, Rosè akan tetap ikut bersama Majestè, bersama suamiku." Kekeh Rosè dan berhasil membuat Dauphin dan Wisten bungkam.

Petite Princesse | Jaerose | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang