Sehun juga dengan piawai menautkan lidah mereka, menjelajahi setiap rongga mulut Sooyoung dan mengabsen setiap sisinya. Kemudian menciumi bibir Sooyoung lagi sembari tangannya merayap turun menjelajahi keindahan tubuh Sooyoung yang lain, mengusap lembut dan pelan perut rata Sooyoung lalu kemudian dalam sekejap tangannya sudah terabsen di gundukan manis milik Sooyoung. Sehun meremasnya pelan sembari masih menautkan bibirnya dengan bibir Sooyoung, memilin lidah Sooyoung tanpa berniat melepasnya.

"Ehmm... ssaem..." ucap Sooyoung di sela nafasnya.

Sehun jadi terkekeh dan akhirnya kembali berbisik di telinga Sooyoung. "Bagaimana bimbingan dariku?" bisiknya lagi kemudian menggigit gemas telinga Sooyoung.

Sooyoung masih mengatur ritme nafasnya. Tidak mampu menjawab.

Sehun tersenyum lagi melihat wajah Sooyoung di hadapannya, lalu dengan segera dia kembali mulai beraksi lagi memaguti dan melumat bibir Sooyoung yang sudah mulai juga terlihat membengkak kemerahan karena aksi yang berjalan sejak tadi.

"Bibirmu manis." ucap Sehun, membisiki telinga Sooyoung lagi sembari tersenyum miring.

Ucapan singkat itu anehnya langsung membuat Sooyoung bergidik hebat. Gila sekali desiran hangat yang mengaliri tubuhnya sekarang.

Kemudian tangan Sehun sekarang dengan cepat bergerak turun, melepas kancing celana jins ketat yang Sooyoung kenakan dan menariknya turun, dan tangannya merayap kembali menelusup masuk dan mengusap lembut milik Sooyoung dengan jarinya pun mulai bermain disana, menggesek seirama sesuai dengan permainan bibirnya pada Sooyoung sekarang.

Membuat Sooyoung melenguh dan akhirnya tersadar.

Tersadar dari lamunan kotornya sendiri dengan Sehun-ssaem nya. Ya Tuhan! Park Sooyoung kau bisa-bisanya melamun semacam itu dengan dosenmu sendiri. Otak dan pikirannya memang sudah terkontaminasi sepertinya.

Dia langsung menggelengkan kepalanya keras-keras, mengusir semua bayangan nakal yang sempat mampir ke kepalanya. 

Menarik nafasnya lagi dan menatap pintu di depannya, entah sudah berapa lama jadinya dia melamun diam bodoh begini di depan pintu, hanyut dalam fantasi gilanya sendiri. Dia sebetulnya tidak mau masuk ke dalam, tapi harus dan mau tidak mau. Sooyoung terbatuk untuk mengatur pita suaranya, dia mencoba memberanikan dirinya.

Sooyoung baru mau membuka pintu ruangan Sehun tapi terhenti lagi.

Dia sekarang menarik resleting bomber jacket tebalnya sampai tertutup rapat hingga hampir mencekik lehernya. Mengangguk-angguk mantap dan menghembuskan nafas panjang sekali sebelum mulai lagi menjulurkan tangannya ke knop pintu ruangan dosen yang tengah menunggunya daritadi barangkali untuk memulai bimbingan mereka.

Sooyoung menggeleng keras-keras sekali lagi, membuyarkan bayangan apapun yang melintas lewat dalam kepalanya. Bisa-bisanya dia terpikir hal kotor begitu tadi dengan dosennya sendiri.

Saat tangannya hampir sampai di knop pintu dia berhenti lagi dan menunduk sebentar. Memastikan sesuatu, dia harus memastikan resleting celananya juga tertutup rapat. Selain karena itu akan menjadi bahan kekonyolan luar biasa, tentu dia tidak mau memberi isyarat kalau dia ini siap untuk 'diserang' kan.

Cukup di lamunannya saja, jangan sampai berakhir sama di kenyataannya. Dia belum siap.

"Permisi ssaem." cicit Sooyoung. Dia sebetulnya masih sangat panik sekarang ini, terutama karena halusinasinya sendiri tadi. 

Bahaya, bayangannya mulai terlintas lagi. Park Sooyoung buyarkan bayangan itu, ayo!

Sementara Sehun sekarang terlihat sedang membaca buku, belum menggubris Sooyoung sama sekali malah masih asik berkutat dengan bukunya. Berbeda dengan dalam khayalan Sooyoung tadi yang seperti sangat menanti kedatangannya.

LoveLessons.comWhere stories live. Discover now