Karena pasti akan semakin banyak tentunya rentetan pertanyaan yang dilayangkan kepadanya perkara 'bimbingan khusus' itu pastinya. Dan harus Sooyoung jawab apa kalau begitu. Dia bukan seorang pembohong yang baik dan tidak mau banyak berbohong, walau sampai sekarang dia masih belum mengutarakan rahasia yang dipendamnya.
Sehun malah langsung terkekeh lagi melihat wajah panik Sooyoung, topangan di dagunya sudah dia lepas dan asik terpingkal sembari duduk di atas mejanya.
"Ekspresi wajahmu selalu membuatku puas." kekeh Sehun. "Aku juga tidak akan seceroboh atau sebodoh itu, Park Sooyoung. Ini memang sudah cara yang paling pas." lanjut Sehun tidak terbantahkan. Tidak mau dibantah lebih tepatnya.
"Mana sketsa kasar yang kuminta, aku harus lihat hasil didikan dan bimbingan ku kemarin." ucap Sehun lagi santai memasang senyum di wajahnya dengan tangan yang sudah terjulur ke depan menodong Sooyoung.
Sedangkan Sooyoung menggigiti bibir bawahnya, gila masih seperti terus dikerjai juga dia rasanya. Menghela nafas lagi sebentar sembari mengobrak-abrik tasnya ingin menyerahkan naskahnya.
Sebetulnya dia agak grogi juga, karena Sehun-ssaem itu dosen perfeksionis yang tidak suka kesalahan, dia jadi takut akan disidang langsung di tempat nanti kalau ada kesalahan dari sketsa nya. Sehun-ssaem itu memang terlihat manis kadang secara exterior luar, padahal interior dalamnya itu dosen yang suka membuat merinding. Karena ucapannya yang pedas dan tidak mentolerir kesalahan atau cacat, selain itu ya bisa membuat merinding karena.... ya.... karena, aduh kalian pasti paham sendiri kan.
Sooyoung masih mengobrak-abrik tasnya dan jadi semakin panik sekarang, karena sketsa nya masih belum dia temukan. Rasanya sudah dia masukan ke tasnya kok semalam. Panik lah Sooyoung dan langsung menumpahkan seluruh isi tasnya ke atas meja di sebelah Sehun yang langsung mengernyitkan dahinya kemudian tersenyum miring melihat kepanikan Sooyoung.
"Park Soo-Young, kau lupa membawa sketsanya?" tanya Sehun dengan nada jenaka nya.
"Atau kau belum mengerjakan apa yang kusuruh? Apa hal simple begitu saja membuatmu kesulitan?" sekarang nadanya berubah ketus dingin.
Serius mood Sehun-ssaem ini berubah lebih cepat daripada perempuan PMS. Jangan ditanya lagi juga, karena ya Sooyoung juga langsung bertambah semakin panik, mengobrak-abrik barangnya yang berserakan di meja dengan muka frustasi.
"Betulan tidak kau bawa atau sebetulnya belum kau buat?" tanya Sehun lagi dingin melipat tangan tidak melihat ke arah Sooyoung. Mukanya kelihatan seperti jengkel lagi, dan Sooyoung mengacak rambutnya, sudah frustasi depresi duluan.
Sooyoung menghela nafasnya panjang. "Ssaem, sepertinya sketsa itu tertinggal. Tapi betulan aku sudah membuatnya ssaem, sudah ku buat seperti yang kau suruh dan seperti..." Sooyoung mau melanjutkan 'seperti yang kita praktek-kan' tapi dia menelannya lagi.
Tidak mau ada kejadian bimbingan praktek nyata lagi.
"Bisa saja kau membohongiku kan sekarang, bisa saja kau memang belum membuat tugasnya tapi kau berpura-pura sketsa itu tertinggal. Alasan banyak mahasiswa, selalu saja membuat dan mencari-cari alasan." cecar Sehun ketus lagi. Dia memang dosen yang terbungkus seperti mimpi indah di siang bolong padahal aslinya mimpi buruk.
Sooyoung menelan salivanya dan menundukan kepalanya semakin dalam, bingung harus menjawab apa sekarang. Sehun-ssaem sulit dibantah tidak mau dibantah. Huh!
"Park Sooyoung, kenapa kau tidak bisa menjawab?" todong Sehun lagi. Sooyoung semakin terus saja menunduk, seperti padi yang gemuk dan terus merunduk.
"Sedaritadi kau hanya bisa memperlihatkan ubun-ubun kepalamu saja kepadaku." omel Sehun jengkel. "Kau ini betulan harus dihukum, Park Sooyoung." desis Sehun kemudian.
YOU ARE READING
LoveLessons.com
RomanceJadi begini ceritanya, aku ini punya rahasia yang amat kusembunyikan rapat kalau aku itu seorang pengarang webcomic romance ero. Celakanya, rahasia ku ini ketahuan! Sialnya yang tahu adalah dosen ku sendiri, Oh Sehun. Makin gilanya lagi dia malah me...
LL.COM |03
Start from the beginning
