Pergi dari Zona Nyaman.

Start from the beginning
                                    

"Kalau nggak ada lagi yang mau papa omongin, kami permisi." Ucapnya dingin sambil menggenggam tangan Off keluar dari ruangan Rome.

"Lihat ya anak haram, kamu akan menyesal pernah menantang papa!" Teriaknya mengiringi kepergian Off dan Gun.
####

Kamu mau makan sesuatu Gun?" Tanya Off pada kekasihnya yang sejak hampir tiga puluh menit ini berebah diam di pangkuannya sambil memejamkan mata. Mereka memutuskan untuk naik ke lantai teratas gedung Psikologi dan menyendiri di sana. Kata kata terakhir dari Rome, Off tahu pasti terlalu menyakitkan untuk didengar.

Gun menggeleng. "Kenapa aku bisa lupa ya kalau lantai empat tuh toiletnya banyak di pake sama rektorat. Ck! Tau gitu kita cari tempat lain tadi..."

"Gun??"

"Hmm?"

" Jangan bilang kamu dari tadi diem itu mikirin ini?"

"Memang? Apalagi coba? Masalah anak haram? Udah biasa, Off. Udah kebal kuping aku..."

"Hah? Yakin?"

Gun bangkit dari rebahnya lalu menarik Off berlari kecil menuju ke tembok pembatas. "Dengerin ya, Off..." Gun menarik nafasnya dalam dalam lalu berteriak, "AKU YAKINNNNNNNNNNN!!!!!!"

"Hey hey hey hey!" Off membekap mulut kekasihnya panik. "Oke oke aku percaya sama kamu, nggak perlu teriak teriak gini ih!"

Gun terkekeh pelan, "Habisnya muka kamu kayak "are you sure" gitu lho..."

"Ya soalnya kalau buat aku, kata kata itu terlalu kasar, aku cuma takut kamu kenapa napa aja..."

"Sekarang nggak usah khawatir, oke??"

Bukannya menanggapi, Off justru menarik pinggang Gun mendekat padanya. "Kalau gitu, nanti malam jadi ya?" Bisiknya menggoda.

Gun mengernyitkan dahi sambil menatap Off bingung. "Emang nanti malam kita mau kemana?"

"Beneran mau aku omongin di sini?" Tatap Off sambil tersenyum jahil. Seketika itu juga syaraf syaraf Gun tersambung.

"Ohhh, astaga!" Ucapnya malu. "Bisa bisanya kamu justru mikirin itu ya..."

"Ya maaf, tapi jadi kan ya?"

"Iyaaa, kan aku udah janji juga..."

"Ya udah, kalau gitu sekarang kita ke kantin trus makan ya. Kelas kelas kita juga udah mau selesai kali..."

"EH! Tas gimana tas???" Gun terkejut.

"Sekarang aja baru inget sama tas. Udah di bawa sama Tay. Nanti mampir ke dormnya sebelum kita pulang."

"Jangan sampe kamu kehilangan temen macam Tay, Off..."

"Nggak bakal, Gun. Siapa lagi coba yang bisa tahan sama aku yang aneh ini selain kamu sama Tay."

Gun tertawa kecil. "Makannya take away aja ya, kita makan di kamar. Atau pesen makan aja deh, aku udah pengen langsung balik dorm." Gun menarik pergelangan tangan Off untuk mengikutinya turun dari sana.

"Iya apa aja pokoknya kamu mesti makan."

"Kamu juga belum makan."

"Gara gara Perth tuh! Ngapain coba tiba tiba muncul trus ngerusak makan siang orang!"

"Tapi gara gara dia kit..." Gun sontak menggigit bibirnya lalu merona.

"Gun..." Panggil Off menghentikan langkah mereka di anak tangga.

"Ya?"

Dengan cepat pria itu menubruk Gun menempelkannya tertahan di dinding. "Gara gara dia kita jadi menggila di kamar mandi. Gara gara dia kita jadi baikan." Ucap Off dengan bibir hampir menyentuh hidung milik Gun.

My Every "First" With YouWhere stories live. Discover now