"Gua tau lu robot, tapi apakah dimasa lalu lu gapernah diajari soal sopan santun?" Juyeon meneguk ludahnya dan menundukkan kepala. Hyunjae mengambil Darong dari pelukan Juyeon, lalu pergi meninggalkan Juyeon.

" Ah satu lagi." Juyeon mengangkat kepalanya ke arah Hyunjae.

"Sekali lagi lu mencoba membuka ruangan itu, hukuman akan menanti lu." Hyunjae tersenyum sinis dan turun ke lantai satu.

Ah Juyeon. Kau harus lebih berhati-hati dengan Lee Hyunjae.

---------------------------

"How's life?" Hyunjae mengangkat kepalanya dan menatap Younghoon.

"Maksud?"

Younghoon tersenyum. "Sudah seminggu penuh lu disini, tidak pulang. Sekalinya lu balik ke rumah, tidak sampai satu jam udah disini." Hyunjae memutar matanya dan kembali menatap berkas-berkas di mejanya. "Males aja dirumah. Ga ngapa-ngapain. Lagian, kita mau debutin boyband baru dan banyak persiapan yang harus dipikirkan secara matang." Younghoon berdecak mendengar jawaban Hyunjae.

"Jadi lu lupa kalau dirumah lu ada Juyeon?"

"Ya ingatlah. Emang kenapa Juyeon? Berbahagialah dia belum gua pakai lagi." Younghoon menyentil dahi Hyunjae. "YA! KENAPA SIH?"

"Walau dia robot, dulunya dia manusia bodoh! Lu ga memikirkan keadaan dia? Lu sama sekali ga kasih fasilitas internet dan segala macamnya. Kalau gitu, mending Juyeon buat gue aja." Hyunjae mengangkat kepalanya dan menatap tajam Younghoon.

"Kenapa jae? Gasuka?" Hyunjae menggeram kecil dan berdecih. "Terserah lu. Gue mau pulang dulu." Younghoon tersenyum lebar melihat Hyunjae yang membereskan kertas kerjaannya dan mengambil tasnya. "Jadi, bos pekerja keras ini akhirnya mau pulang juga?". Hyunjae memutar badannya menatap Younghoon malas, lalu membuka pintu dan keluar.

"Lee bodoh Hyunjae." Younghoon mengambil satu surat kontrak di meja Hyunjae, lalu melipatnya dan menaruhnya ke dalam laci Hyunjae.

TIIITTTT

"Oh? Kenapa Changmin?"

"Hah... Baiklah aku akan kesana." Younghoon mengunci hpnya dan meninggalkan ruangan Hyunjae.

------------------

BRAKKKK

"YA! JUYEON!"

Bibi Jung keluar dari arah dapur dan mendekati Hyunjae. "Kenapa, Jae? Juyeon ada di dapur sedang memasak." Hyunjae menatap bibi Jung bingung. "Juyeon sedang membantu saya memasak di dapur. Hyunjae mau melihat?". Bibi Jung berjalan ke dapur mendahului Hyunjae yang mengekorinya dari belakang.

Juyeon mengangkat sendok dan mangkok ketika melihat bibi Jung masuk kedalam dapur, dan menjatuhkan keduanya ketika melihat Hyunjae mengekorinya.

PRANGGGGGG

"ASTAGA JUYEON!" bibi Jung langsung berlari membantu Juyeon memungut pecahan kaca. Hyunjae melihat mereka hanya menghela napas dan membuka HPnya. Juyeon menahan tangan bibi Jung dan menggelengkan kepalanya. Ia mengambil sapu dan mencoba menyapu sisa-sisa pecahan kaca. Tetapi tanpa Juyeon sadari, ia menginjak pecahan kaca dan membuat kakinya mengeluarkan darah cukup banyak. Bibi Jung berteriak dan langsung mencari kotak p3k. Teriakan bibi Jung menarik perhatian Hyunjae yang langsung melihat ke arah Juyeon.

Hyunjae menghela napas dan mengambil sebuah kain. Ia membasahi kain itu, lalu membawa kain itu ke Juyeon.

"Gue baru tau, robot bisa berdarah. Wow keren juga mereka." Juyeon hanya melihat Hyunjae yang membersihkan darahnya dengan tatapan kosong. "Hey, kenapa diam?" Juyeon tersentak, lalu menggelengkan kepalanya. Bibi Jung yang datang langsung memakaikan perban ke kaki Juyeon. Hyunjae yang melihat kedatangan bibi Jung, langsung pergi meninggalkan Juyeon.

"Hyunjae memang begitu." Juyeon yang melihat kepergian Hyunjae, langsung menengok ke arah bibi Jung. "Hyunjae sebenarnya adalah seseorang yang peduli. Saat kecil, ia adalah seseorang yang periang dan mempunyai banyak sekali teman. Namun, semenjak orang tuanya sukses dengan bisnis mereka, ia merasa seperti... ditelantarkan? Bahkan sudah bertahun-tahun Hyunjae tidak bertemu dengan mereka." Juyeon menganggukkan kepalanya.

"Nah sudah! Aku cuma bisa berharap, suatu hari Hyunjae lama akan kembali." Bibi Jung membereskan kotak P3K dan pergi. Juyeon menatap keluar jendela dan menghela napas.

Bisakah ia?

------------------------

"JUYEON-A! CEPETAN SINII!!"

Juyeon kecil berlari sambil membawa bunga ditangannya. "

"Kakkk aku nemu bunga bagus dong! Se cantik kakak! Aku mau deh jadi teman kakak sampai tua nanti!"

Yang lebih tua, tertawa kecil sambil mengelus pucuk kepala Juyeon. "Ha! Gamau ah! Pas tua, Juyeon pasti jelek."

Juyeon mengerucutkan bibirnya tidak suka. "Oh kakak gitu ya? Juyeon ngambek ah!"

"Juyeon"

"Juyeon"

"Juyeon"

"Juyeonn!"

Juyeon membuka matanya dan melihat Younghoon berdiri di depan pintu kamarnya. Younghoon yang menyadari tatapan bingung dari Juyeon, langsung mendekati Juyeon dan duduk dikasurnya.

"Aku membawa berita buruk. Hyunjae sakit." Juyeon membuka matanya lebar seolah tidak percaya dengan pendengarannya. "Ia sakit demam. Mungkin kau harus menjenguknya sekarang." Juyeon langsung bangun dan berlari ke arah kamar Hyunjae.

Jae, sadarlah.

-----------------------------------------------

Author's note:

HAII AKU GA NYANGKA ADA YANG MENEMUKAN FANFICTION INI HUHUHU. MAAF ALURNYA MAKIN NGACO DAN LAMBAR BANGET. Bener-bener ini fanfiction pertamaku huhu. Aku sangat open kalau ada yang mau kasih kritikan dan saran ya :3

TERIMA KASIH TELAH MENSUPPORT FF INI <3

((BENGEKIN MILJU ASTAGA HYUNJAEEEEE AKHIRNYA MENDENGARKAN DOA INI))

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

((BENGEKIN MILJU ASTAGA HYUNJAEEEEE AKHIRNYA MENDENGARKAN DOA INI))

-byeongarin

ERROR - MilJuWhere stories live. Discover now