"Saat aku pulang dari misi sebelumnya, aku bertemu dengan Kibutsuji Muzan"

"Apa?!" Dapat ditebak wajah Giyuu sangat terkejut saat itu

"Ssssttt, jangan terlalu keras" (Y/n) menaruh telunjuknya di bibir Giyuu

Giyuu pun kembali tenang dan siap menyimak apa yang akan diceritakan oleh (Y/n). (Y/n) menarik jari yang sebelumnya ia tempatkan di bibir Giyuu

"Dia mengatakan jika alasan aku ada di dunia ini adalah karenanya"

Alis Giyuu menukik tajam tanda tidak mengerti

"Entah bagaimana caranya, Muzan bilang kalau aku memiliki darah yang langka. Dengan sengaja dia 'memanggil' ku menggunakan anggota iblis bulan atas. Tapi, saat itu kedatanganku terlambat, sehingga aku datang saat siang dan ditemukan oleh kau dan Kyou-nii. Dia bilang, dia telah mencari ku selama ini, tapi ia tak pernah menemukanku. Saat aku membantu Kyou-nii melawan Akaza, sepertinya Akaza melaporkan tentangku pada Muzan" jelas (Y/n). Tatapannya terlihat kosong saat menceritakan pertemuan itu

"Aku tidak mengerti apa yang dia maksud dengan darah langka. Yang pasti, aku sangat penting baginya, dan dia bilang tidak akan melepaskan ku. Aku takut, bagaimana jika dia datang kemari dan melukai kalian demi mendapatkan ku-"

"Dan itu menjadi alasanmu untuk kabur dari sini?" potong Giyuu

(Y/n) mengangguk lemah. Tak ada yang ia sembunyikan lagi sekarang. Saat ini, beban yang ia rasakan telah terkikis sedikit demi sedikit. Ia senang bisa mencurahkan isi hati nya pada orang lain. Tapi disaat yang bersamaan ia juga takut, bagaimana jika Giyuu tidak mengizinkannya untuk pergi?

"Kau tidak bisa menjadikan hal itu sebagai alasan untukmu kabur dari sini"

Tebakan (Y/n) benar, Giyuu pasti tidak mengizinkannya. Lalu ia harus apa? Ia tidak ingin seseorang terluka lagi karenanya, ia tidak akan cukup kuat jika harus melindungi semua Pilar

"Tapi... tapi aku takut, Giyuu. Bagaimana jika dia datang kesini lalu melukai kalian demi mendapatkan ku? Jika aku pergi, jika ada yang akan terluka maka itu hanya aku" ujar (Y/n)

"Lalu peran kami disini apa, (Y/n)? Kau pikir kami akan membiarkan Muzan mendapatkan dirimu begitu saja? Kami pasti melindungi mu" ucap Giyuu

Tidak ada lagi emosi dalam perdebatan ini, mereka mencoba sebisa mungkin untuk mengerti satu sama lain. Mereka yang sama sama keras kepala, tetapi dibalik sifat itu mereka sama sama menginginkan yang terbaik

"T-tapi, Muzan sangat kuat Giyuu. Bahkan dengan tekanan nya saja aku sampai sulit bernafas. D-dia sangat menyeramkan. R-rasanya aku bisa terbunuh dalam sekejap Giyuu, aku takut, sangat takut" (Y/n) menggeleng geleng kan kepalanya berusaha melupakan pertemuan dengan Muzan yang menurutnya sangat menyeramkan

Giyuu mengusap pipi (Y/n) lembut "Hei~ hei~, apa kau meragukan kekuatan kami? Kami adalah Pilar. Kami adalah yang terkuat dari semua pemburu iblis. Tidak mungkin kau mengira kalau kami lemah, kan?"

"Bukan begitu" (Y/n) menggeleng lemah, setetes air mata jatuh membasahi pipi "Aku takut, Giyuu, aku benar benar takut..." Tentu ia tidak bisa meremehkan kekuatan Pilar begitu saja, tapi baginya Muzan terlalu kuat untuk dikalahkan, ia hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi karenanya.

Giyuu menghela nafas panjang untuk menetralkan pikirannya. Setelah beberapa saat berfikir ia pun berkata, "Pergilah ke kaki gunung Sagiri. Di Sana ada kakek tua bernama Urokodaki Sakonji. Tinggal lah bersamanya, dia guru ku saat aku masih kecil"

(Y/n) tampak terkejut dengan perkataan Giyuu " Giyuu, aku sudah bilang bahwa aku ingin pergi dari sini karena tidak ingin kalian terluka. Jika aku pergi ke ke sana, maka sama saja aku akan membahayakan guru mu!"

Memories || Kimetsu no YaibaWhere stories live. Discover now