Prolog

357 60 89
                                    

PROLOGUE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PROLOGUE

Lucas tetap terdiam meski beribu kalimat pedih itu Johnny lontarkan dari bibir indahnya, ini sudah cukup malam untuk bertengkar. Maka dari itu Lucas memilih untuk diam mendengarkan Johnny dengan seksama.

Nyatanya memang benar Lucas salah disini, tak seharusnya ia tidak berpatah kata satupun menyangkal segala tuduhan yang Johnny tuduhkan padanya tanpa bukti yang akurat.

Namun apa daya miliknya, Lucas sama sekali tidak sanggup untuk mengeluarkan bahkan satu huruf pun. Meski Johnny menganggap Lucas adalah begundal yang selalu saja bertingkah merugikan.

Sebenarnya Lucas adalah adik yang sangat menjunjung tinggi martabat Johnny dimanapun dan kapanpun bahkan di situasi seperti ini.

Lucas tidak pernah ingin menang dari Johnny dalam hal apapun, bukan tanpa alasan. Namun, Lucas selalu berpikir kurang pantas jika ia membuat Johnny terlihat lebih lemah darinya, dalam hal apapun.

Namun entah mengapa kali ini Lucas merasa begitu lelah sekali, ia lelah terus bertengkar hebat dengan Johnny setiap kali mereka jumpa.

"What the fuck is wrong with you? Bisakah kau tidak menyusahkanku sekali saja? Mengapa hidupmu begitu merepotkan! You gotta kick the habbit, Luke! Shit! You drives me fucking crazy!" Bentak Johnny pada Lucas hingga membuat Jeffrey bahkan Jeno terdiam membeku, mereka tidak pernah menyangka bahwa Johnny akan berlaku sekeras ini pada Lucas

"The shit gonna hit the fan!" Celetuk Hartford membuat Johnny menukikan alis dan menatap tajam kearahnya sekarang, ternyata situasinya sama sekali tidak bisa di tenangkan maka Hartford akhirnya memilih diam.

"Hei! Bukankah kita bisa bicarakan semua ini baik-baik?" Lerai Thadeus berusaha menenangkan Johnny yang sudah kalang kabut di hadapan Lucas yang kini hanya menundukan kepala tertanda ia menyesali semua hal yang sudah ia lakukan.

"I'll tell you one more time! Stop making the trouble! Wanker!" Bentak Johnny dengan lemparan gelas ke dinding. "Don't gimme that shit, John!" Sela Jeffrey

"W-whats-" Baru saja Johnny ingin menjawab kata-kata Jeffrey. Namun dengan cepat Lucas memotongnya, agar tidak timbul pertikaian yang lebih besar, begitu pikir Lucas.

"Sejujurnya aku hanya berusaha untuk menjadi orang yang lebih berguna, agar aku tidak terus menerus menyusahkanmu dalam banyak hal. Tidak kah kau tahu bagaimana aku selalu berusaha keras untuk banyak hal. Namun kau tidak pernah melihatnya sama sekali. Berlakulah adil pada adik-adikmu, Tuan Johnny"

Jawaban Lucas barusan berhasil membuat seluruh atensi Keluarga Salvatore mengarah padanya, dengan derai air mata yang ia paksa agar tidak jatuh. Lucas bangkit dari duduknya masuk ke kamar dengan dalih menenangkan diri meski kini kepalan tangan Johnny sudah menanti untuk meninju wajah tampan Lucas jika tidak di tahan oleh Jeno.

"Damn it! You never knows how to properly thank you! You are so fucking annoying! It has really pissed me out! Go to the hell, Luke!" Teriak Johnny pada Lucas dari lantai bawah.

"Hei sudahlah! Kau terlalu berlebihan, John"
Suara Stepanov dapat Lucas dengar sebelum Lucas benar-benar masuk ke dalam kamarnya yang gelap gulita hanya di terangi cahaya rembulan malam.

Kepalanya pening bukan main, ia merasa apa yang selama ini ia usahakan ternyata adalah hal sia-sia yang menyusahkan. Memang siapa yang ingin menyusahkan orang lain terus menerus? Lucas pun tak ingin.

Mengapa aku harus hidup di dunia seperti ini, Tuhan?

Memang apa bedanya Lucas dengan Jeno? Lucas dengan Jeffrey? Lucas dengan Thadeus? atau bahkan Lucas dengan Hartford dan Stepanov?

Lucas menjambak rambutnya, menenggelamkan wajah eloknya di bawah bantal. Mengeluh pun rasanya percuma. Ia hanya harus menenangkan diri dan mengakui kesalahannya pada Johnny lalu pergi ke neraka seperti apa yang Johnny katakan.

"Rachel! Sungguh aku putus asa. Berkenan kah kau untuk memaafkanku, lagi? Jelas tidak haha lucu sekali" Ujar Lucas pada dirinya sendiri dengan tangis yang kini mulai berderai dari pelupuk mata yang sedari tadi ia tahan. Lucas menangis kencang.

"Calm down! Then talk to me when you feel better, Luke" Suara lembut Hartfort dari luar pintu kamar Lucas, dalam tangis ia tersenyum. Apakah tangis Lucas terdengar? Pasti sangat mengganggu.

"Get off my back! I'm gonna be okay!" Jawab Lucas pada Hartford dengan mengeraskan sedikit suaranya, "I know you gonna be okay, don't hit the road!" Kata Hartford lalu pergi meninggalkan Lucas yang kini sedang menenangkan diri.

"He is such a fuckhead!" Suara Johnny masih dapat Lucas dengar dengan sangat jelas, entah ia bicara dengan siapa Lucas tak peduli. Hatinya masih begitu sakit mengingat bagaimana Johnny memarahinya tadi.

Benar kata Thadeus, '...Apa tidak bisa di bicarakan baik-baik?' Meski masalah mereka begitu pelik, apa harus Johnny melukai hatinya dengan begitu hebat?

Oh, Lucas kau salah disini seharusnya intropeksi dirimu bukan menyalahkan Johnny. Kini Lucas menyesal karena telah bersuara dan pergi kemari menumpahkan tangis seperti seorang banci.

"He don't have a to take any shit from me. Oh Lucas, what's fucking wrong with you?" Kata Lucas pada dirinya sendiri sembari menatap langit-langit kamarnya, "Kalau aku mati pun Johnny takkan pernah peduli"

 Oh Lucas, what's fucking wrong with you?" Kata Lucas pada dirinya sendiri sembari menatap langit-langit kamarnya, "Kalau aku mati pun Johnny takkan pernah peduli"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo semuanya, ini adalah awalan- semacam itu, pada cerita milikku. Semoga kalian suka ya? Ah yang lebih penting semoga kalian dapat menikmati ceritaku.

Sebelumnya aku ingin meminta maaf kepada kalian jika ceritaku tidak sesuai seperti ekspektasi kalian nantinya.
Juga, maaf apabila ada salah kata, atau ketikanku nantinya kurang rapi, dan kurang berkenan di hati kalian.

Oh iya ada kata-kata dari Lucas nih!

# LUCAS : Terima kasih karena sudah berkenan datang kemari! Mari ikuti aku menjelahi hidupku! Aku mencintai kalian semua! Semoga selalu bahagia dan selalu jaga kesehatan! ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# LUCAS : Terima kasih karena sudah berkenan datang kemari! Mari ikuti aku menjelahi hidupku! Aku mencintai kalian semua! Semoga selalu bahagia dan selalu jaga kesehatan! ♡

The SalvatoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang