𝐯𝐢. 𝐤𝐢𝐬𝐬

Start from the beginning
                                    

"Kalau kalian membeli cangkir couple ini, aku akan menambahkan diskon lagi sebanyak 10%! Bagaimana? Ini khusus untuk kalian saja!" ucap pemilik toko tersebut yang merupakan seorang wanita tua─kira-kira umurnya sudah 65 tahun namun sangat ramah dan penuh semangat seperti anak muda.

"Wahh! Kalau begitu kami ambil yang ini ya, Nek!" [Name] menyerahkan dua cangkir kaca dengan gambar boneka salju terlukis pada masing-masing permukaannya. Biasa, perempuan tidak akan tahan kalau soal diskon 'kan? Lagipula sangat jarang bisa mendapatkan cangkir lucu dengan harga miring.

"Terima kasih sudah berbelanja, dan selamat Natal!" teriak Nenek pemilik toko itu tatkala lonceng pintunya berdering─Akaashi dan [Name] sudah keluar dari toko tersebut dengan riang gembira karena mendapatkan diskon.

"Keiji, selanjutnya kita kemana?" tanya [Name] pada sang pria yang daritadi hanya mengikuti keinginan [Name] saja. Yang penting pujaan hatinya bahagia. "Aku tau satu tempat yang bagus," kembali menarik tangan sang gadis dengan gentle, Akaashi menuntun [Name] ke tempat yang ia maksud.

Roppongi Hills. Pusat berbelanja yang cukup besar di Tokyo, sejak jauh-jauh hari Akaashi mencari-cari info tentang tempat ini setelah di sarankan oleh sang manajer─Shirofuku Yukie. Menurut informasi di internet, saat Natal pohon-pohon akan dihiasi dengan lampu-lampu terang yang menambah keindahan jalanan di daerah Roppongi.

Dan untungnya tempat itu tidak terlalu jauh─setidaknya masih bisa dijangkau dengan jalan kaki. Karena kalau mereka memilih untuk menaiki taksi, jalanan sangat macet; bisa-bisa mereka sampai disana tengah malam.

"Dalam hitungan ketiga kau boleh membuka matamu," pinta Akaashi pada [Name]. Beberapa meter sebelum sampai, Akaashi memang menyuruh sang gadis untuk menutup matanya terlebih dahulu. Hitungan ketiga, [Name] perlahan membuka kelopaknya. Perlahan-lahan mulai menyesuaikan diri dengan sekelebat cahaya terang yang diterima oleh retina matanya.

"Indah sekali.." [Name] takjub pada pemandangan di hadapannya, lebih takjub lagi kepada sang kekasih yang mengetahui ada tempat seperti ini di Tokyo. Kapan seorang Akaashi Keiji pernah gagal membuatnya takjub dan senang di waktu yang bersamaan?

"Kau menyukainya? Sudah lama aku mencari informasi tentang tempat ini," anggukan diterima lalu Akaashi melingkarkan satu tangannya di pinggang [Name]. Menikmati pemandangan indah di hadapan mereka saat ini, ada banyak pula pasangan-pasangan melakukan hal yang sama di bawah pohon-pohon besar yang di pasangi lampu.

"Ayo kesana," ia melangkahkan kaki menuju tempat yang dimaksud di ikuti oleh [Name] di belakangnya─berpegang pada lengan kekar Akaashi.

Mereka sampai di taman yang tak jauh dari tempat tadi─hanya saja disini sedikit lebih sepi. Orang-orang yang lewat hanya sesekali, berbanding 180 derajat dari suasana tempat tadi. Akaashi berhenti tiba-tiba─membuat sang kekasih tertubruk badannya yang tinggi itu. "Aw, ada apa?"

Akaashi lantas berbalik, satu tangannya yang berada di saku ia keluarkan. Tanda tanya besar tergambar jelas di raut wajah [Name], "Aku ingin kau menutup matamu sekali lagi," perintah Akaashi, sang gadis hendak bertanya lagi namun dipotong dengan kalimat yang sama.

Mau tidak mau, gadis dengan iris coklat itu menutup pandangannya. Menyembunyikan refleksi pria yang ia cintai dibalik kelopak matanya.

Ia merasakan sesuatu pada lehernya, tapi ia tidak yakin itu apa. Barulah saat Akaashi memintanya untuk kembali membuka mata, [Name] langsung melihat sebuah kalung indah terpasang pada leher jenjangnya. "Selamat natal, sayang." sudut bibir pria dengan netra biru metal itu terangkat membentuk kurva.

"Maaf, hadiah natal dariku hanya ini. Saat menunggumu tadi, aku coba untuk masuk ke sebuah toko perhiasan. Dan begitu melihat kalung ini, aku yakin pasti akan cocok denganmu." jelas Akaashi sambil menunjuk kalung perak berkilauan dengan liontin kupu-kupu yang sewarna kedua bola matanya yang candu.

Ugh, rasanya [Name] dibuat jatuh cinta beratus kali lipat setiap harinya. Dasar Akaashi Keiji!

[Name] menggeleng, membalas senyuman Akaashi. Terharu akan perhatian kekasihnya, sungguh rasanya ia tak percaya bisa menjadi pendamping dari seorang Akaashi Keiji yang nyaris sempurna dari segala sisi.

Merogoh isi tas yang ia kenakan, [Name] menarik segumpal kain berwarna biru gelap yang sedari tadi ia bawa. Menunggu momen pas untuk memberi; dan ia yakin sekarang adalah waktu yang tepat─mengingat Akaashi sudah memberinya hadiah juga.

"Mou, harusnya aku yang minta maaf. Lihat? Aku hanya bisa memberi Keiji syal ini. Tapi, ini kurajut sendiri!" [Name] berjinjit melingkarkan syal rajutannya─hasil yang cukup bagus untuk pemula seperti dirinya. Untung ada Ibunya yang senantiasa mau membantunya dengan sabar dan telaten.

"Selamat natal juga, Keiji!" [Name] tersenyum bangga karena akhirnya bisa memakaikan syal rajutan tangannya di leher sang kekasih. Akaashi berterima kasih dan memujinya, baru kali ini ia mendapatkan syal rajutan tangan sendiri dan pria itu berjanji untuk terus menjaganya dengan baik serta memakainya.

"Kalau begitu, ayo sekarang kita bergegas pulang." ajak [Name].

"Belum, aku masih punya satu hadiah lagi untukmu."

"Eh? Apa it─"

Belum habis pertanyaan itu dilontarkan oleh [Name], bibir Akaashi memotongnya. Memberi ciuman penuh kehangatan dan cinta pada pujaan hatinya, pada [Fullname] seorang yang sudah menemani hari-hari terburuk hingga terbaiknya, memberi semangat di masa-masa terkelamnya, memberi ketenangan tatkala batinnya dilanda kerusuhan yang tak menentu.

[Fullname], gadis itu hanya miliknya seorang. Selamanya.

"Disini tidak ada mistletoe, tapi kita tak memerlukan itu kan? Aku ingin terus menciummu sebanyak yang aku bisa. Aku ingin kau terus mengetahui bahwa aku selalu mencintaimu."

Akaashi mendekap sang gadis, mengelus surai gelapnya yang halus. Ia tau gadis itu kini sudah semerah tomat, terlebih degup jantungnya terus berpacu. Akaashi dapat merasakannya.

"Aku juga mencintaimu Keiji..."

[to be continued]

[A/N]

Selamat Hari Natal bagi yang merayakan~! (๑˃ᴗ˂)ﻭ

Gak terasa nih, tahun 2020 hanya tersisa 7 hari lagi! Padahal awal-awal karantina, rasanya saya tuh tiap harinya ngeluh karena bosan dirumah terus. Sampai akhirnya boleh keluar satu sampai dua kali doang dalam seminggu, nggak terasa sekitar setengah tahun ngejalanin hari cuma dirumah aja ya? Wkwkwk.

Spesial natal, saya membawakan kencan kalian dengan Akaashi Keiji yang super manis sampai bisa bikin diabetes //ga.

Oh buat yang mau tau, Roppongi Hills itu beneran ada di Tokyo. Hehe, saya sampai searching saking butuh referensi tempat seperti apa yang bakal membuat Akaashi tertarik~ ini buat yang penasaran sama suasana natal disana!

 Hehe, saya sampai searching saking butuh referensi tempat seperti apa yang bakal membuat Akaashi tertarik~ ini buat yang penasaran sama suasana natal disana!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalau gitu saya sampai disini dulu ya, sampai ketemu lagi di chapter selanjutnya! °˖✧◝(⁰▿⁰)◜✧˖°

─Ren Hanami, 25/12/20.

every inch / akaashi keijiWhere stories live. Discover now