16

51K 2.5K 924
                                    

Sering kena Second Lead Syndrome.
Ada yang samaan? 🙁

Gimana dong?

*

Jangan mengeluh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan mengeluh.
Barang kali, Tuhan mempersiapkan akhir yang indah untukmu.

*

"Kalian sudah dengar?"

"Apa?"

"Ada keributan di toilet lantai dua. Mereka bilang Hanabi memukuli seseorang disana."

"Benarkah? Siapa?"

"Murid baru itu. Gadis cantik yang akhir-akhir ini sering bersama Benji."

Derap langkah Juno perlahan terhenti. Ia menoleh cepat menyorot empat siswi yang baru saja berjalan melewatinya dengan tergesa.

Juno tertegun ditempat. Menyorot punggung mereka dengan kerutan samar menghiasi dahi.

Ia benci otaknya.

Saat dirinya mati-matian menolak, satu wajah malah terlintas memenuhi fikirannya.

Sekarang bagaimana?

Juno tidak ingin terus-menerus berurusan dengan gadis malang itu. Tapi entah kenapa, takdir seolah mendekatkan Rahel padanya. Membiarkan Juno melihat sesuatu yang sangat tidak ia sukai selama ini.

Pada dasarnya, Juno benci orang lemah. Juno benci gadis cengeng seperti Rahel. Gadis tidak berdaya yang hanya mengandalkan isak tangisnya. Yang berhasil membuat dadanya sakit setiap kali gagal menyelamatkan orang-orang seperti mereka.

Entah sejak kapan Juno mulai peduli. Pribadinya yang kasar tercipta begitu saja sejak sang ibu meninggal. Tapi kini, perlahan-lahan ia mulai kehilangan jati dirinya.

Lagi

Pengalaman pahit membuat hatinya sekeras batu. Dirinya yang tidak ingin mengerti, kini tertampar oleh rasa asing yang tidak pernah ia rasakan sama sekali.

"Jangan salah paham.." Juno bergumam sendiri dan berbalik. Ia berjalan menuju arah berlawanan dari tujuan semula. "Hanya saja, kakiku bergerak sendiri." Lanjutnya tenang, lantas menaiki tangga menuju lantai dua.

*

Bugh!

Satu pukulan mendarat sempurna di tubuh ramping Rahel.

Ia meringis menahan sakit. Sudut bibirnya lebam. Dahinya tergores hingga mengeluarkan darah segar dari sana.

"Apa segini sudah cukup?"

Gumaman Rahel membuat dahi Hanabi berkerut dalam lalu mendesis sinis. "Apa maksudmu?"

Rahel diam ketika tiba-tiba Hanabi mencengkram rahangnya kasar kemudian memaksanya menatap gadis berdarah jepang itu.

(S)He is My Best FriendWhere stories live. Discover now