5. Sekolah Baru

336K 4.6K 143
                                    

Please, jangan follow akun aku kalau cuma mau jadi SIDER. Cerita yang aku buat gak akan di privat :)). Aku orang baik :)). Lagi pula, uda gak bisa privat cerita lagi kok :'). Jadi tolong, SIDER yang kebetulan uda follow akun ini mohon di unfoll kembali :)) 🙏

Trims sebelumnya.

"Kau baik-baik saja rahel? Cara berjalan mu agak sedikit... berbeda."

Rahel membeku di ambang pintu dapur apartemen Benji. Apa yang harus dia katakan? Mata kevin begitu jeli jika itu berhubungan dengannya.

"Umm.. anu, aku.."

Bingung. Rahel menggaruk belakang kepalanya sambil meringis. Kedua tangan Rahel saling meremas gelisah. Mendapat tatapan penuh selidik dari Kevin sangat membuntukan otaknya.

"Lupakan." Kevin mendesah. Dia menghampiri Rahel, mengacak-acak rambut gadis itu sekilas lalu merangkul bahunya membawa masuk ke dapur. "Kau harus makan banyak. Karena hari ini, akan menjadi hari yang sangat panjang."

"Panjang? Maksudnya?" Rahel menatap Kevin penuh tanya. mengamati gerak pria itu menyendok nasi dan lauk ke dalam piring, kemudian meletakkan piring tersebut di depan Rahel.

"Mengurus kepindahan sekolah mu, tentu saja" Kevin berjalan memutari meja makan lalu duduk tepat di depan Rahel. "Setelah kejadian kemarin, aku jadi tau kalau selama ini Edelyn juga membully mu di sekolah."

"Tapi, kemana aku harus pindah kev?" Rahel menggigit bibir gelisah. Bagi Rahel, sudah tidak ada lagi tempat untuknya. Kemana pun dia pergi, dunia seolah memusuhinya. Dan pada akhirnya semua orang akan tetap berbuat jahat padanya.

"Kau masih punya aku." Kevin tersenyum menenangkan. Dia sangat mengerti apa yang Rahel fikirkan. "Tidak peduli seburuk apa dunia melihat mu, aku selalu berdiri di depan mu untuk melindungi mu, ra. Karena itu, kau akan bersekolah di sekolah yang sama dengan ku."

Rahel tersentak. Itu artinya, dia akan bersekolah di Saint Dominic School. Biaya sekolah di sana sangat mahal, bagaimana cara Rahel membayar uang sekolah? Uang jajan saja tidak punya. Apa dia harus jual ginjal? Atau lebih parah lagi, jual diri mungkin? Berhubung dia sudah tidak perawan sekarang. Aaargh!

"Aku tau apa yang kau fikirkan." Ucapan kevin membuat Rahel mendongak. Pria itu mengulurkan tangan mengusap pipi Rahel lembut. "Aku sudah bicara dengan ibu. Dan dia tidak keberatan sama sekali."

"Kau tau, aku sering merepotkan mu kev. Jadi.."

"Ssstt..." Kevin memotong kalimat Rahel. Mengusap tangan gadis itu sekilas lalu tersenyum lembut. "Ibu bilang, selama kau baik-baik saja, itu sudah cukup buat kami, ra."

"Kev.."

"Kau sendiri tau bagaimana ibu ku. Dia bahkan lebih sayang pada mu dari pada aku, anak kandungnya sendiri." Kevin tergelak. Ingatannya kembali ke masa silam. Bagaimana terobsesinya seorang Indira Rajendra kepada Rahel. Ibu Kevin sangat menginginkan anak perempuan. Namun impiannya harus kandas di tengah jalan setelah Indira melahirkan Kevin. Indira pun harus merelakan rahimnya di angkat saat dokter memvonis dirinya mengidap kanker rahim.

Sejak saat itu, hari-hari Indira berjalan sangat monoton. Namun, kedatangan seorang gadis kecil yang Kevin bawa mengubah kehidupan Indira dalam sekejap.

"Kev, aku tidak ingin merepotkan kalian lebih dari ini."

Kalimat Rahel menyadarkan Kevin dari ingatan masa lalunya. Kevin mendesah berat, dia meraih tangan mungil rahel di atas meja lalu menggenggamnya. "Kami tidak akan jatuh miskin hanya karena membiayai kebutuhan mu."

(S)He is My Best FriendWhere stories live. Discover now