[M] Must be The Feeling

687 50 6
                                    


Hope there are some of you still remembering and waiting for this fic. Enjoy.

--





YUNHO POV



Must be The Feeling





"Um-Kau mau menemaniku-ah m-minum?" Ucapku terbata.

Jaelin berhenti mengunyah dan menatapku terkejut. Dia menatapku dengan sandwich di tangannya dan setelah rasanya hampir satu jam diam menatapku, Jaelin menelan dengan susah payah.

Aku mengutuk diriku sendiri karena mengajaknya.

Tapi kemudian Jaejoong mulai menganggukkan kepalanya cepat dan aku takut dia lehernya akan keram.

"Tentu!" Jawabnya, agak keras.

Dia kemudian menyadari betapa keras suaranya dan memerah karena malu. Jaelin menunduk dengan cepat dan menaruh tangannya di atas pangkuan. "Maaf, tadi agak keras..." gumamnya.


Aku terkekeh.


Mengingat dia adalah seorang escort.


"Tidak apa-apa, Jaejoong." Ucapku, membuatnya mendongak menatapku. Jaejoong tersenyum lembut dan bersemu kembali. "Aku sedikit takut kau akan menolakku." Jujurku menggaruk leher.

"Kenapa aku akan menolakmu?" Tanya Jaejoong, bingung.

"Karena aku tidak pernah sepenuhnya baik padamu dari awal."

"Kau sudah minta maaf."

Aku mengangkat bahu. "Aku tahu, tapi tetap saja."

Jaejoong tertawa kecil dan terlihat terhibur. "Aku tidak akan pernah bisa bilang tidak padamu."

Aku menggeram keras. "Kenapa kau terus berbicara seperti itu?" Omelku mencoba mengabaikan perasaan aneh di perutku.

Jaejoong tiba-tiba terlihat nervous. "Apa-apakah aku membuatmu tidak nyaman lagi?" tanyanya hati-hati. Matanya membesar menatapku. Menunggu jawaban.

"Ya."

Jaejoong menggigit bibir dan membuang pandangannya. Dia tiba-tiba berdiri, membuatku mengikutinya. "Maafkan aku, akutidakbaikberinteraksidenganoranglain. Komunikasikupayah, jadiakuakanpergikarenaterusmembuatmutidaknyaman." Ucapnya dengan sangat cepat.


Aku tidak ingin dia pergi.


"Jae-"

"Aku sungguh tidak ingin membuatmu tidak nyaman. Seperti yang aku bilang di pesta waktu itu, aku memiliki kebiasaan buruk dan berbicara sebelum berfikir," Ucapnya sambil merogoh-rogoh isi tasnya.

Dia terus berbicara dengan cepat membuatku tidak mengerti ucapannya. Yang aku tahu hanya dia mengeluh pada dirinya sendiri dan mengeluarkan dompet. Aku tidak ingin dia meninggalkanku dan tidak percaya pada diriku sendiri karena berfikiran seperti itu, tapi sebelum aku menegur diriku untuk omong-kosong seperti itu.....

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LadyBoy - Yunjae VerWhere stories live. Discover now