Part 2

11.5K 170 11
                                    

Alfa kabur dari tempat dimana ia membunuh Susanti dengan memerkosanya. Susanti sudah tiada, dan kini Alfa takut jika perbuatannya ketahuan. Maka dari itu, ia langsung cepat-cepat ke tempat penginapan. 

Tepat jam 1 malam para murid berkumpul. Setelah mereka semua rapi berbaris, mereka pun masuk ke dalam hutan. Satu kelompok masuk, menyusul beberapa menit kemudian kelompok lain. 

Di dalam hutan, Fera tersadar kalau di dalam kelompoknya tidak ada Susanti. Ia mencari Susanti tapi tidak ada. Teman-teman yang lain juga panik. 

"Susanti nggak ada." Ucap Fera. 

"Masa?. Susanti?." Teman-teman yang lain mencari Susanti. Mereka sangat ketakutan bila Susanti hilang. 

Setelah mereka menemui sebuah pos, mereka pun memberitahukan guru kalau Susanti hilang. 

"Pak Leon. Susanti tidak ada." Ucap Fera. 

"Susanti hilang?." Tanya Leon panik. 

"Iya Pak. Dan sekarang kita nggak tahu dia dimana." Ucap yang lainnya. 

Leon dan tim yang lain segera mengelilingi daerah hutan untuk mencari Susanti. Mereka mencari dan terus mencari hingga pada akhirnya mereka menyerah. 

Pada saat mereka mulai mencari lagi, karena yakin Susanti masih ada di daerah perkemahan, sementara itu, mereka para murid masih melakukan aktivitas jurit malam. 

Mbok Wiwin yang sedang menyapu, segera menuju mobil box berisi makanan. Ia pun segera membuka pintu belakang mobil box dibantu sopir mobil tersebut.  

"Ini makanan buat anak-anak nanti." Ucap pengemudi mobil sambil menurunkan makanan dari mobil. Ia dipesan oleh salah satu orang tua murid untuk mengantarkan makanan. Dan baru tiba jam setengah 2 dini hari. 

"Terima kasih." Ucap Mbok Wiwin mereka berdua pun membawa makanan ke dalam. Setelah tugasnya selesai, si pengendara mobil box tersebut segera pergi dari lokasi perkemahan. 

Tanpa sengaja Mbok Wiwin menatap ke sebuah pohon yang memiliki sebuah tali tambang bekas orang digantung. Ia kaget dan sangat ketakutan ketika melihat sebuah sosok pria yang digantung dengan wajah yang terbakar. Mbok Wiwin pun ketakutan dan cepat-cepat masuk ke dalam. 

Salah seorang murid pria sedang berjalan di hutan bersama teman-teman kelompoknya. Ia pun terdiam dan tiba-tiba marah sendiri tidak jelas. Lalu ia pun berkata dengan lantang di belakang teman-temannya. 

"Saya mati digantung. Kulit saya terbakar." Ucap murid pria tersebut." 

"Hai Den. Lo kenapa?." Tanya salah satu temannya." 

"Saya bukan Deni!. Saya yang dibunuh disini!." 

"Wah nggak beres nih. Dia kesurupan!." Ucap teman satunya lagi. 

"Den..lo kesurupan?." 

"Saya sudah bilang. Saya bukan Deni. Jangan ganggu saya!." 

Deni pun pingsan. Mereka membawa Deni keluar dari hutan dan kembali ke tempat perkemahan. 

"Pak..Deni kesurupan." Ucap temannya kepada Alfa. 

"Masa?....jangan mengada-ada kalian." 

"Benar Pak. Kami tidak bohong." 

"Ya sudah masukkan dia ke dalam tenda. Biar dia istirahat." 

Tiba-tiba telepon Alfa berdering. Dari Leon dan ia langsung mengangkatnya. 

"Halo ada apa Pak Leon?." 

"Pak..Susanti hilang." 

"Kok bisa?. Hilang dimana mana dia?." 

"Nggak tahu. Kami sudah mencari-carinya tapi tidak ketemu." 

"Cepat cari yang benar ya. Saya mau mengurus anak yang lain. Kata anak-anak pria, Deni kesurupan setan." 

"Dimana dia sekarang?." 

"Di tenda. Anda tidak usah khawatir." 

"Iya...baik Pak Alfa. Saya akan terus mencari Susanti bersana tim." 

"Iya." 

Pencarian pun dilanjutkan tanpa ada titik-titik yang terlewat. Mereka pencari ke dalam hutan bahkan beberapa kilometer dari teman kejadian dimana Susanti diperkosa oleh Alfa. 

Ketika Leon dan para tim sedang berjalan, tiba-tiba ada suara tepuk pramuka yang memenuhi hutan. Lalu tiba-tiba ada sebuah angina yang membuat bulu kuduk merinding. 

Tiba-tiba terdengar suara minta tolong seorang pria. Leon dan para tim segera ke sumber bunyi suara. Alangkah kagetnya mereka melihat seorang pria dengan baju hijau lengan panjang, terbaring minta tolong. Tapi pada saat mereka hendak menolong, orang itu menghilang dengan cara terbakar. Tubuhnya mengeluarkan api yang membuat Leon dan para tim ketakutan. 

"Ini pasti setan." Ucap salah satu anggota tim. 

"Mana orangnya?." Ucap yang lain. 

"Lebih baik kita mencari Susanti lagi." Ucap Leon.

*** 

Sementara itu, Deni terbangun dari tidurnya dan langsung kesurupan dan juga marah-marah. Teman-temannya segera masuk ke tenda. Dan menenangkannya. 

"Nyebut Den. Nyebut!." Ucap salah satu temannya. 

"Diam kalian. Saya bukan Deni!. Saya penunggu perkemahan ini!." 

"Ini kenapa sih dia?." Temannya yang lain kebingungan. 

"Dia kesurupan. Ayo kita bawa ke Pak Alfa." 

Setelah mereka bertemu dengan Alfa di aula, mereka memberitahu kalau Deni kesurupan.  

"Pak, Deni kesurupan." 

"Sudah bawa dia ke tenda. Kembalikan dia ke tenda." 

"Baik Pak." 

Mereka pun membawa Deni kembali ke tenda. Sementara itu, Fera dan teman-teman kelompoknya sudah selesai dan kembali ke tempat perkemahan. 

"Susanti belum ditemuin juga?." Tanya salah satu teman Fera. 

"Kayaknya belum." Jawab Fera. 

Lalu Lisa menghampiri mereka dan bertanya soal Susanti. Fera dan teman-temannya sangat ketakutan. 

"Susanti mana?. Ibu dari tadi nggak melihat Susanti." 

"Susanti hilang Bu." 

"Hilang?. Hilang dimana?." 

"Sejak kami mulai juga tidak ada dia Bu. Saya baru sadar dia tidak ada ketika saya dan teman-teman berada di hutan. Baru beberapa menit di hutan." 

"Kok bisa gitu sih. Memangnya dari awal dia tidak bersama kalian?." 

"Sepertinya begitu Bu." 

"Pak Leon udah tahu belum?." 

"Udah. Kami udah bilang ke Pak Leon tadi. Kami bertemu Pak Leon di hutan." 

"Fera ibu minta kamu tetap jaga kelompok kamu ini." 

"Iya Bu." 

Lisa pun pergi ke dalam aula dan membisikkan sesuatu kepada Alfa. 

"Susanti hilang Pak." 

"Saya sudah tahu dari Pak Leon." 

"Baik kalau begitu Pak."

*** 

Leon dan semua tim melewati danau paling dalam di dekat hutan. Alangkah kagetnya mereka melihat seorang wanita mengambang di tengah danau. Salah satu anggota tim langsung masuk ke dalam danau dengan meloncat dan segera membawa wanita itu ke pinggir danau. 

"Ini Susanti Pak. Dia tewas." Perkataan salah satu anggota tim itu membuat Leon ketakutan dan mulutnya menganga. 

"Tewas?. Tenggelam?." 

"Tidak Pak. Sepertinya dia diperkosa." 

"Bawa mayatnya. Panggil tim medis." 

BERSAMBUNG

SusantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang