59. Penyesalan

7.1K 230 25
                                    

Tidak terasa, 1 tahun sudah berlalu. Selama itu juga, banyak hal yang berubah. Zenkan dkk, mereka sudah lulus dan meneruskan ke universitas impian mereka masing-masing.

Terlihat seorang laki-laki tampan, berbaju hitam panjang dan berkaca mata hitam turun dari mobil nya. Kaki nya ia langkah kan menuju TPU.

Sampai akhir nya, langkah nya berhenti di samping pemakaman seseorang yang dulu sangat berarti bagi hidup nya. Ia meletakkan seikat bunga mawar putih di kuburan tersebut.

Hari ini, bertepatan dengan 1 tahun dimana seorang gadis bernama Carlyna Stefianansa Marvel dinyatakan meninggal pada 1 tahun yang lalu.

Laki-laki itu membuka kaca mata hitam yang ia kenakan. Sorot mata yang biasa nya tajam, kini berubah menjadi sorot mata yang sendu, ketika menatap gundukan tanah di depan nya ini.

Pasti kalian sudah mengetahui siapa laki-laki itu. Yah....siapa lagi kalo bukan Devano Antha Pradhita.

"Aku kembali Carly" ucap Devan tersenyum tipis, sambil mengusap batu nisan Carly.

Oh ya, ngomong-ngomong soal pertunangan Devan dan Clarish, acara itu sudah batal. Karna kalian tau sendiri kan, Clarish sekarang itu gila dan masih dirawat di RSJ. Saat Devan mendengar jika pertunangan nya batal, entah lah ia tidak tau harus senang atau sedih.

Senang, karna ia tidak jadi bertunangan dengan Clarish. Dan sedih, karna Carly gadis yang dicintai nya sudah meninggal kan diri nya untuk selama-lama nya.

Rasa cinta terhadap Carly, tentu masih ada. Bahkan selama ini, ia tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita siapa pun. Karna di hati nya, hanya terukir nama Carlyna seorang. Dan tidak akan pernah ada yang bisa menghapus ukiran itu pada hati nya.

Entah lah, diri nya saat ini seperti mayat hidup. Bagaimana tidak?, Devan sekarang sangat jarang untuk berbicara bahkan nyaris seperti orang bisu. Diri nya semakin dingin tidak tersentuh. Raut wajah nya sangat datar, seperti tidak memiliki ekspresi sama sekali.

Inilah kehidupan Devan yang sekarang. Berbeda jauh, dengan diri nya yang dulu. Pada saat itu semua nya masih indah, sebelum gadis yang dicintai nya pergi untuk selama-lama nya. Dan mulai saat itu juga, hidup nya terasa gelap dan kosong.

Setiap hari, Devan tidak pernah lupa untuk mengunjungi Carly. Ia juga sering berbicara sendiri di depan pemakaman Carly. Karna menurut nya, Carly masih bisa mendengarkan diri nya.

Anggap saja Devan gila karna berbicara dengan gundukan tanah di depan nya ini. Namun, hanya itu lah satu-satu nya yang bisa ia lakukan ketika ia rindu dengan Carly.

Devan mengusap air mata nya kasar. Tidak, ia tidak boleh menangis di hadapan Carly. Ia bukanlah laki-laki yang lemah. Walaupun, saat ini itulah kenyataan nya.

Rasa bersalah nya terhadap Carly, masih ada. Devan menganggap diri nya lah yang menjadi penyebab kematian Carly. Walaupun sebenar nya itu sudah menjadi takdir hidup Carly.

Semua nya sudah dirancang, dan disusun secara rapi menjadi sebuah skenario kehidupan seorang Carlyna oleh Sang Pencipta. Kita memang bisa berencana, tapi Tuhan lah yang menentukan.

"Aku akan pergi ke luar negeri karna urusan bisnis untuk waktu yang cukup lama. Tapi ini bukan berarti menjadi yang terakhir kali nya aku kesini"

Devan mencium batu nisan Carly cukup lama, lalu kembali memakai kaca mata hitam yang ia lepas tadi. Ia menatap kuburan Carly lama, sebelum akhir nya ia pergi dari sana.

*****

Berbicara mengenai keluarga Marvel, saat ini hanya lah rasa penyesalan yang mendalam yang selalu menyelimuti rumah itu. Farah, sekarang ia sakit-sakitan karna ia selalu menggunakan setiap waktu nya untuk merenungi semua perbuatan nya dulu tanpa memikirkan kesehatan nya sedikit pun.

Sedangkan Bagas lebih memilih untuk menghabiskan waktu nya di kantor. Bukan tanpa alasan ia melakukan hal itu. Itu semua ia lakukan karna semata-mata ingin melupakan semua nya yang berhubungan dengan Carly. Karna itu semua hanya akan membuat diri nya kembali merasa bersalah.

Rumah itu sekarang menjadi sepi, tidak ada kebahagiaan sedikit pun di dalam nya. Apalagi sekarang Zenkan lebih memilih meneruskan kuliah nya di London.

Jasson dan Rose, mereka sesekali mengunjungi Bagas dan Farah untuk melihat kondisi mereka. Jasson dan Rose, mengerti jika mereka masih kehilangan sosok putri yang selama ini slalu mereka siksa.

Bahkan Rose selalu memberikan pengertian kepada mereka, jika mereka harus menerima semua kenyataan pahit ini. Walaupun penyesalan mereka sangat terlambat, namun Rose tidak pernah menyalahkan mereka atas kematian Carly.

Rose sendiri juga mengerti perasaan yang mereka rasakan. Ia sendiri merasa sedih, melihat kondisi Farah yang sekarang sakit-sakitan seperti ini.

Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Semua nya sudah terlambat. Ajal lebih dahulu menjemput Carly. Sekarang menyesal pun tidak ada guna nya lagi.

Semesta seakan-akan menghukum mereka yang selama ini slalu menyakiti Carly. Mungkin Tuhan sudah terlalu murka melihat perlakuan mereka yang terus-terusan selalu menyiksa Carly.

Anak adalah titipan yang Tuhan berikan kepada mereka. Bukan nya menjaga nya dengan baik, mereka malah menyiksa nya tanpa belas kasihan. Padahal di luar sana, banyak sekali orang yang menginginkan hadir nya seorang anak.

Harus nya mereka bersyukur, diberi kepercayaan oleh Tuhan dengan dihadirkan nya seorang anak dikehidupan mereka. Seharus nya, mereka merawat nya dengan baik dan penuh kasih sayang. Bukan nya malah dirawat dengan siksaan yang pedih.

Mereka memang pantas, disebut sebagai orang tua terburuk di didunia ini. Mana ada orang tua yang tega menyiksa darah daging nya sendiri selain mereka?.

Bayangkan saja, seorang gadis kecil sudah merasakan pedih nya disiksa hanya karna sebuah kesalahpahaman. Bahkan itu pun terus berlanjut sampai usia nya menginjak 17 tahun.

Tidak pernah terlintas difikiran Carly selama hidup nya untuk balas dendam terhadap keluarga nya itu. Ia menerima nya dengan lapang dada semua siksaan yang slalu diberikan orang tua nya itu kepada nya. Karna ia percaya, bahwa kebahagiaan akan datang kepada orang yang selalu bersabar.

Sampai akhir nya, Carly menemukan kebahagiaan nya sendiri. Ia sudah bertemu dengan sahabat kecil nya dulu, kemudian menjalin hubungan dengan nya.

Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, ketika seorang perusak hadir di hubungan nya. Seseorang yang dari dulu sudah merusak kehidupan nya, kini kembali lagi merebut kebahagiaan yang ia miliki saat itu.

Raga Carly sudah lelah menerima semua cobaan ini. Bahkan ia hampir saja putus asa  waktu itu. Sampai akhir nya, ajal menjemput diri nya untuk menghadap di hadapan Sang Pencipta. Mungkin itulah titik kebahagiaan Carly pada akhir nya.

Kehilangan.

Memang hukuman yang pantas untuk diberikan kepada manusia yang tidak pernah bersyukur. Kehilangan lah yang akan menyadarkan semua nya, disaat apa yang selama ini mereka miliki tidak pernah mereka hargai.

Oleh karna itu, dari sini kita bisa belajar tentang kata 'menghargai' dan 'bersyukur'. Menghargai apapun itu, dan bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini. Jangan sampai kalian mengalami kehilangan dahulu, baru menyadari dengan apa yang telah kita sia-sia kan selama ini.

















*****

Tuhkan pada nyesel:v

Chapter kali ini, bagaimana menurut kalian?

Vote & coment❤👌

CARLYNAWhere stories live. Discover now