4. Aku baik-baik saja

6.7K 205 0
                                    

Sesampai nya di sekolah,Carly memarkirkan motornya dan segera berlari menuju rooftop. Saat ini ia butuh waktu untuk sendiri.

Saat berlari Carly tidak sengaja menabrak seseorang yang mengakibatkan Carly jatuh ke lantai. Ia mendongak melihat orang yang ditabrak nya dan ternyata orang itu adalah Daffa.

"Sorry gue nggak sengaja" ucap Carly sambil berdiri.

"Lo nggak apa-apa kan Ca?,kok lo nangis?" tanya Daffa khawatir dengan Carly yang menangis.

"Gue nggak apa-apa"ucap Carly lalu pergi meninggalkan Daffa menuju rooftop.

Daffa mengernyit bingung sekaligus khawatir melihat Carly menangis. Ia berniat menghampiri Carly tapi niat nya ia urung kan. Ia berfikir mungkin Carly butuh waktu untuk sendiri.

Daffa kembali berjalan menuju kelas. Saat ia akan masuk ke kelas langkah nya dihentikan oleh kedatangan Zenkan yang menepuk pundak nya.

"D-Daf lo tau Carly nggak?, gue tadi tanya sama temen nya nggak ada yang tau"ucap Zenkan sambil mengatur nafasnya karena habis berlari.

"Tadi gue ketemu sama Carly, cuma gue nggak tau sekarang dia ada dimana"ucap Daffa.

"Arrghh...lo dimana sih dek?!" ucap Zenkan frustasi karena tidak dapat menemukan Carly sedari tadi.

"Tadi gue lihat Carly nangis Zen,gue jadi khawatir sama adik lo"ucap Daffa khawatir.

"Gue harus cari Carly dimana lagi Daf?,gue udah telusuri semua sekolah ini masih nggak ketemu juga"ucap Zenkan dengan nada cemas.

"Lo udah cari di rooftop?"tanya Daffa.

"Ah iya lo bener rooftop!,nggak salah lagi. Thank Daf"ucap Zenkan lalu berlari menuju rooftop.

Sesampai nya di rooftop,Zenkan melihat Carly yang sedang duduk di sofa yang berada di rooftop tersebut dengan wajah yang ditutupi oleh kedua telapak tangan nya.

Zenkan berjalan pelan menuju Carly. Ia duduk di samping nya,dan dapat ia lihat saat ini Carly tengah menangis karena bahu nya bergetar dengan sesekali diikuti oleh suara isak kan. Ia masih memperhatikan Carly yang masih belum sadar atas kehadiran dirinya.

"Dek" lirih Zenkan.

Carly yang merasa tidak asing dengan suara itu mengdongak melihat siapa orang itu. Dugaan nya benar orang itu abang nya Zenkan.

Zenkan yang melihat mata sembab Carly hatinya terasa sakit melihat adik yang sangat ia sayangi menangis seperti ini. Zenkan membawa Carly ke dalam pelukan nya.

Dapat ia rasakan bahu Carly kembali bergetar. Ia membiarkan Carly menangis di bahu nya, ia tidak peduli jika seragam nya basah terkena air mata Carly.

Setelah cukup lama Carly menangis di pundak Zenkan, Carly melepas pelukan nya dan menatap abang nya yang tengah menatap diri nya sendu.

"Bang makasih udah jadi sandaran Carly"ucap Carly lalu kembali memeluk Zenkan.

"Udah seharusnya abang jadi sandaran lo. Jangan nangis lagi abang nggak suka liat lo nangis" ucap Zenkan sambil menghapus air mata Carly.

"Nggak usah lo pikirin ucapan mama tadi" ucap Zenkan.

"Bang kenapa mama tidak pernah menganggap Carly ada?,kenapa mama benci sama Carly?, apa salah gue bang?!"tanya Carly kembali menitikkan air mata.

Zenkan menggenggam tangan Carly menyalurkan kekuatan untuk Carly. "Dek lo harus sabar dengan semua ini gue tau lo kuat. Abang yakin suatu saat mereka akan sadar,lo nggak sendiri,lo punya abang di sini"

"Iya bang, makasih udah slalu ada buat gue" ucap Carly sambil tersenyum.

"Nah gitu dong senyum,kan kalau gini cantik" ucap Zenkan ikut tersenyum melihat Carly tersenyum.

CARLYNAWhere stories live. Discover now